Pimpin Rapat COVAX, Menlu Retno Serukan Percepatan Distribusi Vaksin Global
Retno mendorong percepatan vaksinasi global melalui peningkatan produksi vaksin dengan melakukan diversifikasi produk, perluasan portfolio vaksin yang disalurkan oleh COVAX, dan peningkatan kapasitas vaksinasi negara-negara AMC.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong percepatan distribusi vaksin COVID-19 secara global saat memimpin pertemuan ke-5 COVAX AMC Engagement Group (EG) secara virtual bersama Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould pada Senin (12/7).
Menlu Retno memimpin sesi yang membahas tiga isu terkait kepastian pengiriman dan distribusi vaksin, yaitu prediksi pasokan vaksin pada kuartal tiga dan kuartal empat 2021, rencana pengiriman vaksin COVID-19, dan persiapan penerimaan vaksin oleh negara-negara AMC (Advanced Market Commitment).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Mengapa Erna Herawati mengalami kesulitan saat pandemi? “Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,” kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Di awal pertemuan, Retno mengulang kembali pernyataan Direktur Jenderal WHO bahwa saat ini dunia berada pada tahap pandemi yang berbahaya. Tingginya tingkat kematian, meningkatnya kasus di banyak negara, dan kesenjangan vaksinasi global yang makin melebar adalah situasi yang saat ini dihadapi dunia.
“Banyak negara mengalami lonjakan kasus dan kematian karena varian baru dan pelonggaran kebijakan. Sementara itu, kesenjangan vaksinasi global terus melebar. Jika ini terus berlanjut, dunia tidak akan pernah menang melawan COVID-19,” ujar Menlu Retno, seperti dilansir Antara melalui keterangan tertulisnya, Selasa (13/7).
Oleh karena itu, Retno mendorong percepatan vaksinasi global melalui peningkatan produksi vaksin dengan melakukan diversifikasi produk, perluasan portfolio vaksin yang disalurkan oleh COVAX, dan peningkatan kapasitas vaksinasi negara-negara AMC.
Data dari Aliansi Vaksin GAVI per 11 Juli 2021 menunjukkan COVAX telah mengirim 103 juta dosis vaksin ke 135 negara peserta.
GAVI juga sudah menyetujui pendanaan untuk mendukung pengiriman vaksin ke negara peserta AMC senilai 775 juta dolar AS (sekitar Rp11,2 triliun). Sementara itu, 58 negara termasuk Indonesia, telah mengajukan pembelian vaksin melalui mekanisme berbagi biaya (cost-sharing).
Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan bahwa COVAX meyakini pasokan vaksin akan terus meningkat dengan bertambahnya vaksin yang telah mendapat izin penggunaan darurat (emergency use listing/EUL) dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan produksi oleh produsen vaksin, dan dimulainya kembali ekspor vaksin yang sebelumnya terhambat.
COVAX juga telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan pasokan vaksin jangka pendek dan jangka panjang, antara lain dengan pembentukan COVAX Manufacturing Taskforce.
Kedua, semakin besarnya jumlah dose-sharing atau berbagi vaksin dari negara yang memiliki kelebihan vaksin akan meningkatkan jumlah pasokan global yang dapat digunakan oleh negara peserta AMC.
Menurut Fasilitas COVAX, hingga 12 Juli 2021, terdapat lebih dari 530 juta dose-sharing yang siap didistribusikan ke sejumlah negara yang membutuhkan.
Fasilitas COVAX Facility menyiapkan mekanisme, termasuk pendanaan, untuk mempersiapkan kapasitas negara AMC dalam menerima vaksin dan menjalankan program vaksinasi nasional di negaranya. COVAX juga menyiapkan berbagai dukungan untuk memastikan kapasitas penerimaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi nasional.
Dalam diskusi dibahas pula fenomena varian baru COVID-19 dan efikasi vaksin yang ada saat ini dalam menghadapi varian-varian baru khususnya varian Delta.
Perwakilan WHO menjelaskan bahwa hingga saat ini WHO terus mengamati munculnya varian baru dan menyampaikan bahwa vaksin setidaknya dapat mengurangi tingkat keparahan infeksi sehingga mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit dan kematian akibat varian baru itu. WHO akan terus memantau tingkat efektifitas vaksin dan memerlukan lebih banyak data dari banyak negara.
Fasilitas COVAX adalah mekanisme multilateral yang berupaya menjamin akses yang merata terhadap vaksin COVID-19 bagi semua negara. Hingga saat ini, Indonesia telah menerima 11.228.460 dosis melalui COVAX, yang terdiri dari vaksin AstraZeneca dan Moderna. Jumlah ini masih akan terus bertambah di masa mendatang.
Pertemuan COVAX AMC EG selanjutnya akan diselenggarakan pada 12 Oktober 2021.
Baca juga:
Senator AS Pernah Tinggal di Indonesia Umumkan Pengiriman 1,5 Juta Vaksin untuk RI
Mulai Hari Ini Singapura Larang Masuk Pendatang dari Indonesia
Antrean Pengisian Tabung Oksigen di Myanmar Mengular
WHO Peringatkan Jangan Mencampur Vaksin Covid-19 Beda Merek
RS Khusus Pasien Covid-19 di Irak Terbakar, 42 Orang Meninggal Dunia
3 Negara Ini Sediakan Vaksinasi Covid-19 Berbayar
Catat Rekor Kasus Positif dan Kematian Covid-19, Bangkok Berlakukan Pembatasan Ketat