Presiden Kolombia: Jika Palestina Mati, Kemanusiaan Akan Mati dan Jangan Sampai Itu Terjadi
Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza.
- Bela Palestina, Presiden Kolombia Blak-blakan Sebut Netanyahu Penjahat & 'Semprot' Utusan Amerika soal Antisemit
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Sosok Gustavo Petro, Mantan Pemberontak Sukses Jadi Presiden Kolombia Keras Dukung Palestina
- Rekam Jejak Presiden Kolombia Gustavo Petro Keras Bela Palestina, Sampai Sebut PM Israel Benjamin Netanyahu Gila
Presiden Kolombia: Jika Palestina Mati, Kemanusiaan Akan Mati dan Jangan Sampai Itu Terjadi
Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, dipicu oleh genosida di Jalur Gaza, Palestina. Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik ini dalam pidatonya saat menghadiri peringatan Hari Buruh di Bogota.
Sumber: The Guardian
Dalam pidatonya, Petro menyampaikan pengepungan Israel di Gaza merupakan tindakan genosida oleh pemimpin Israel.
“Besok, hubungan diplomatik dengan negara Israel akan diputuskan karena pemimpin negara tersebut melakukan genosida,” kata Petro.
“Jika Palestina mati, kemanusiaan akan mati, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”
Kabar mengenai ungkapan Presiden Kolombia itu dengan cepat ditanggapi oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Petro melontarkan anti-semitisme.
Israel menuduh Petro menyatakan dukungan terhadap Hamas, yang memicu antisemitisme, dan memanggil duta besar Kolombia.
Israel merupakan penyedia senjata utama bagi militer Kolombia, namun setelah peristiwa ini, Israel akan menghentikan ekspor senjata ke negara Amerika Selatan tersebut.
Secara historis, Kolombia merupakan salah satu mitra terdekat Israel di Amerika latin. Namun, hubungan antara kedua negara ini mulai mendingin sejak Petro terpilih sebagai Presiden sayap kiri pertama Kolombia pada tahun 2022.
Kolombia menggunakan pesawat tempur dan senapan mesin buatan Israel untuk memerangi kartel narkoba dan kelompok pemberontak, dan kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020.
“Hubungan antara Israel dan Kolombia selalu hangat dan tidak ada presiden yang anti semit dan penuh kebencian yang akan berhasil mengubahnya,” tulis Katz pada Selasa.
“Negara Israel akan terus membela warganya tanpa khawatir dan tanpa rasa takut.”
Kolombia memperdalam hubungan militernya dengan Israel pada akhir tahun 1980-an dengan membeli jet tempur Kfir yang digunakan oleh angkatan udara Kolombia dalam berbagai serangan terhadap kamp-kamp gerilyawan terpencil yang melemahkan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau Farc. Serangan-serangan tersebut membantu mendorong kelompok ini untuk melakukan perundingan damai yang menghasilkan pelucutan senjata pada tahun 2016.
Petro sebelumnya telah mendukung presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang juga memicu kemarahan Israel karena mengatakan bahwa kampanye di Gaza “bukanlah perang, melainkan genosida”.
Kolombia dan Brasil mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap Israel ke Mahkamah Internasional di Den Haag, yang menuduh serangan Gaza merupakan pelanggaran terhadap konvensi genosida.