Puluhan pria muslim lindungi sebuah gereja di Mesir
Tindakan itu mereka lakukan untuk melindungi jemaat gereja saat menghadiri misa.
Sebuah foto yang memperlihatkan para pria muslim berdiri di depan sebuah gereja Katolik di Mesir, yang bertujuan untuk melindungi jemaat gereja saat menghadiri misa, menjadi terkenal baru-baru ini.
Tindakan itu mereka lakukan setelah adanya sejumlah laporan yang menunjukkan peningkatan serangan terhadap orang-orang Kristen oleh kelompok muslim militan di negara yang terletak di kawasan Afrika Utara itu, seperti dilansir surat kabar the Christian Post, Selasa (20/8).
-
Apa yang Meisya Siregar lakukan di Mesir? Meisya Siregar terlihat berada di Mesir, dan ia membagikan momen keberadaannya di sebuah bangunan bersejarah di negara tersebut di Instagram dengan akun Berada di Mesir Bangunan itu terlihat dari kejauhan, dan Meisya Siregar menggunakan bangunan itu sebagai latar belakang dalam fotonya.
-
Apa yang ditemukan petani di Mesir? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Siapa yang menemani Meisya Siregar di Mesir? Kebahagiaan terpancar dari Meisya Siregar bersama Bebi Romeo. Mereka terlihat selalu harmonis dan bahagia.
-
Siapa firaun yang patungnya ditemukan di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Dimana Meisya Siregar berada di Mesir? Meisya Siregar memperkenalkan bangunan tersebut sebagai salah satu keajaiban dunia, yaitu Piramida Agung Giza.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
Foto itu, yang telah beredar di Internet, memperlihatkan lebih dari 20 pria muslim mengenakan pakaian tradisional Islam berjejer sambil berpegangan tangan di depan sebuah katedral yang besar. Tindakan itu dilakukan dengan maksud untuk melindungi gereja dari aksi perusakan dan serangan saat umat Kristen menghadiri misa di dalam gereja itu.
Foto itu mendapat perhatian besar di berbagai media setelah diunggah di Twitter oleh Pater James Martin, seorang pendeta dari ordo Yesuit yang juga penulis dan editor di sebuah majalah Katolik. Martin, yang punya 30 ribu pengikut, mengomentari foto itu dan kemudian kembali dikomentari oleh para pengikutnya lebih dari 600 kali dan menjadi favorit hampir 300 kali.
"Foto ini menunjukkan harapan kembalinya kasih sayang dan martabat," tulis salah satu pengguna Twitter mengomentari foto itu. Sementara yang lain berkomentar, 'Dunia kita membutuhkan lebih banyak yang seperti ini'.
Namun, banyak pengguna Twitter skeptis terhadap situasi di Mesir, meski ada foto seperti itu. Mereka beralasan pendukung Ikhwanul Muslimin dilaporkan telah menyerang puluhan gereja lainnya dalam beberapa pekan terakhir.
"Tindakan damai yang dilakukan beberapa pihak tidak serta merta menghilangkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak lainnya," kicau salah satu pengguna Twitter.
Ketegangan antara kelompok Kristen dan pendukung Ikhwanul Muslimin telah meningkat dan berkembang menjadi kekerasan menyusul pelengseran mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu. Beberapa kelompok militan Islam menyalahkan kelompok Kristen, yang menjadi minoritas, sebab mendukung penggulingan Mursi dan menyerukan kepada pendukung Mursi untuk melakukan aksi balas dendam serta menyerang warga Nasrani.
Pengambinghitaman itu telah membuat munculnya serangan terhadap gereja-gereja serta wilayah dan jemaat Kristen. Meskipun pemerintahan sementara Mesir telah dibentuk sebagai pengganti pemerintahan Mursi, namun pasukan keamanan telah gagal menjaga perdamaian di Negeri Sungai Nil itu.
Menurut beberapa sumber dari organisasi yang bekerja di wilayah itu, sejak Rabu pekan lalu, hampir 60 gereja di seluruh Mesir menjadi sasaran kaum radikal. Selain itu, sekolah, rumah, tempat usaha, bahkan panti asuhan warga Kristen juga menjadi sasaran.
Tempat usaha milik warga Kristen di Kota Minya bahkan dilaporkan sampai ditandai dengan lambang 'X', sebelum insiden sebuah serangan terhadap tempat usaha milik warga Kristen.
(mdk/fas)