Reaksi Militan ISIS Saat Bertemu Korbannya
Ada satu waktu narapidana ISIS dipertemukan dengan korban mereka. Begini reaksi narapidana ISIS saat bicara dengan korbannya
Sejumlah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berhasil ditangkap. Mereka mengakui melakukan kekejaman terhadap tawanan. Beberapa militan ISIS bahkan ditangkap saat hendak melarikan diri.
Militan ISIS terkenal akan kekejamannya. Lalu bagaimana saat mereka dipertemukan dengan korbannya? Berikut reaksi-reaksi militan ISIS saat berbicara langsung dengan korban mereka:
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
Menangis Melihat Keluarga Korban
Acara televisi Al Iraqiya Channel di Irak menuai kontroversi. Salah satu programnya menayangkan drama realitas mempertemukan korban selamat pembantaian militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tayangan itu mengudara saban Jumat malam.
Salah satu narapidana militan ISIS, Haidar Ali Muchtar (yang berbaju kuning) didakwa membantu pengeboman di kawasan Baghdad. Kemudian dalam acara televisi itu, Muchtar diajak bertemu kerabat korban tewas bom mobil. "Bawa ke sini orang itu, akan kucerai berai tubuhnya," teriak salah seorang pria paruh baya yang kehilangan adik dan keponakannya.
Hassan, selaku pembawa acara televisi beserta kru tambah memojokkan Muchtar, memintanya mengucapkan kalimat pada pemirsa. Padahal warga di sekitar lokasi syuting sudah hendak menghajar tahanan ISIS tersebut. Muchtar pun terlihat menangis saat menyadari aksinya dulu menyebabkan penderitaan bagi keluarga korban.
Di depan kamera, Muchtar bingung harus berbicara apa. "Apa yang harus saya ucapkan," kata Muchtar.
Tak Ada Rasa Menyesal
Narapidana ISIS lainnya, Abu Humam, bertemu dengan mantan tawanannya Ashwaq Hajji. Saat Abu Humam masih menjadi militan ISIS, dia kerap melakukan kekerasan pada Ashwaq, mulai dari memukul hingga memperkosa. Kala itu, Ashwaq masih berusia 14 tahun. Ia diculik dan dijual ke kelompok ISIS.
Pertemuan antara Ashwaq dan Abu Humam disiarkan di stasiun televisi Al Iraqiya. Dalam pertemuan itu, Ashwaq menceritakan perilaku keji Abu Humam. Ashwaq mengaku diperkosa saat usia 14 tahun. Dia bersama wanita lainnya diborgol dan diperkosa. Padahal, Abu Humam sudah berjanji akan membebaskan mereka. Namun tidak ditepati.
"Dia berkali-kali berjanji akan membebaskan saya. Namun dia memperkosa saya tiga kali dan memukul saya tiga sampai empat kali sehari," kata Ashwaq.
Sambil menahan tangis, Ashwaq menanyakan pada Abu Humam. "Mengapa Anda lakukan itu? Apakah karena saya warga Yazidi? Saya masih berusia 14 tahun kala itu."
Pihak televisi Al Iraqiyah mencoba mewawancarai Abu Humam mengenai perlakuannya pada Ashwaq. Namun Abu Humam menjawabnya tanpa rasa bersalah.
"Dia tidak mau, jadi saya memukulnya hingga dia menuruti keinginan saya," kata Abu Humam.
Kekejaman-Kekejaman Militan ISIS
Militan ISIS memperlakukan sanderanya dengan sangat kejam. Beberapa militan ISIS yang berhasil ditangkap, mengakui perbuatan mereka. Mulai dari menyekap, meminta uang tebusan, hingga mengeksekusi sandera, semua dilakukan.
Alexanda Kotey, salah satu mantan militan ISIS yang ditahan Pasukan Militer Suriah (SDF) mengakui mencuri email dari sandera-sandera orang Eropa. Kemudian email itu digunakan untuk menghubungi kerabat atau keluarga sandera dan menegosiasi uang tebusan. Kotey juga mengaku mengatur rencana pembunuhan ISIS yang berbasis di London pada tahun 2016.
Tak hanya Kotey, militan ISIS lainnya, Ammar Hussein mengaku sudah memperkosa lebih dari 200 wanita etnis minoritas di Irak, Yazidi. Hussein juga mengaku membunuh 500 orang sandera. Pembunuhan dilakukan dengan cara menembak dan memenggal kepala sandera.
(mdk/dan)