Ribuan Orang di Istanbul Demo Kecam China Terkait Penindasan Muslim Uighur
Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di Istanbul, Turki pada Jumat (20/12) mengecam China atas perlakuannya terhadap warga Muslim di Xinjiang, khususnya etnis Uighur.
Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di Istanbul, Turki pada Jumat (20/12) mengecam China atas perlakuannya terhadap warga Muslim di Xinjiang, khususnya etnis Uighur. Mereka menyerukan China menghentikan penindasan di Xinjiang, dimana lebih dari 1 juta Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya diyakini dipenjara di kamp yang diklaim China sebagai kamp pelatihan atau pendidikan ulang.
Dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (21/12), para pengunjuk rasa berjalan dari Masjid Fatih di Istanbul ke alun-alun Beyazit. Unjuk rasa ini dimotori Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) Turki.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman di Tebet? Bangunan menyerupai perahu inilah yang kemudian menjadi ikon dari masjid tersebut. Tak sedikit juga jemaah yang mengabadikan gambar di sekitar area perahu.
Para pengunjuk rasa membawa bendera "Turkistan Timur", istilah digunakan separatis Uighur untuk menyebut Xinjiang, yang berlatar warna biru dengan lambang bulan sabit putih.
Pengunjuk rasa juga membakar bendera China sementara yang lainnya membawa poster bertuliskan: "Tutup kamp konsentrasi."
Tak banyak pemimpin Muslim yang secara terbuka mengkritik China terkait masalah Uighur. Turki memiliki ikatan budaya dan bahasa dengan Uighur. Pemain Arsenal, Mesut Ozil, warga keturunan Jerman-Turki, mengkritik tindakan China dan bungkamnya komunitas Muslim pekan lalu terkait Uighur yang kemudian dibalas Beijing.
China Kecam Ozil
Pernyataan pemain klub sepak bola Inggris Arsenal Mesut Ozil tentang kondisi muslim Uighur di Xinjiang membuat geram pemerintah China. negara itu pun mengundang pesepak bola Jerman itu untuk berkunjung ke Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menilai, Ozil tampaknya telah tertipu berita palsu. Ozil harusnya datang untuk melihat secara langsung kondisi Uighur di Xinjiang yang sebenarnya.
"Saya tidak tahu apakah Tuan Ozil pernah berkunjung ke Xinjiang secara langsung. Namun, dia tampaknya telah tertipu oleh berita palsu, dan penilaiannya dipengaruhi oleh kata-kata yang tidak benar," ujar Geng, seperti dilansir Xinhua, Selasa (17/12).
Menurutnya, Ozil tidak tahu pemerintah China melindungi kebebasan beragama bagi semua warga negaranya, termasuk etnis Uighur, sesuai dengan hukum. Dia juga tidak tahu bahwa langkah-langkah penanggulangan terorisme China di Xinjiang didukung penduduk setempat dari semua kelompok etnis, dan tidak ada insiden teroris yang terjadi di Xinjiang selama tiga tahun berturut-turut, katanya.
"Kami mengundang Tuan Ozil untuk datang ke Xinjiang, dan berjalan-jalan untuk melihat-lihat," kata Geng.
"Selama dia memiliki hati nurani, dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mempertahankan sikap objektif dan tidak memihak, dia akan melihat Xinjiang yang 'berbeda'," katanya.
(mdk/pan)