Ribuan Pendukung Oposisi Pakistan Demo Desak PM Imran Khan Mundur
Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh adalah bagian dari gerakan ini.
Puluhan ribu orang di Pakistan, yang merupakan pendukung oposisi berunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Imran Khan mengundurkan diri dan mengkritik peran militer dalam politik. Ribuan demonstran turun ke jalan melanggar pembatasan terkait virus corona.
Aliansi 11 partai oposisi, yang dikenal sebagai Gerakan Demokratik Pakistan, berdemonstrasi di pusat kota Lahore pada Minggu, sebagai puncak dari fase pertama unjuk rasa sebelum demo yang direncanakan di ibu kota Islamabad pada Januari untuk memperluas tekanan pada pemerintah Khan .
-
Apa yang terjadi di Taman Gulshan-e-Iqbal, Lahore pada 27 Maret 2016? Pada tanggal 27 Maret 2016, pada Minggu Paskah, setidaknya 75 orang tewas (29 korban jiwa adalah anak-anak), dan lebih dari 340 orang terluka, dalam bom bunuh diri yang melanda pintu masuk utama Taman Gulshan-e-Iqbal, salah satu taman terbesar di Lahore, Pakistan.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Apa yang dilakukan ICW untuk mengkritik KPK? Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi unjuk rasa untuk mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga menangkap Harun Masiku di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
-
Kapan Nurul Ghufron melaporkan Dewan Pengawas KPK? "Saya laporkan pada tanggal 6 Mei 2024 ke Bareskrim dengan laporan dua pasal, yaitu Pasal 421 KUHP adalah penyelenggara negara yang memaksa untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Kedua, pencemaran nama baik, Pasal 310 KUHP, itu yang sudah kami laporkan," ungkap Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (20/5).
-
Bagaimana cara ICW mengkritik KPK? Saat melancarkan aksinya, para aktivis ini tampil memakai topeng pimpinan KPK yang dimulai dari Nawawi Pomolango, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, hingga Johanis Tanak.
Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh adalah bagian dari gerakan ini.
Inflasi dua digit, memburuknya ekonomi, pembatasan kebebasan sipil dan sensor media sebagai alasan unjuk rasa.
Wartawan Al Jazeera, Kamal Hyder melaporkan dari Islamabad, mengatakan pihak oposisi menggambarkan unjuk rasa itu sebagai "referendum", tetapi pemerintah "bertekad untuk tetap berkuasa" dan tidak "menyerah di bawah tekanan".
"Ada tanda-tanda, menurut beberapa analis, bahwa ekonomi mulai pulih," ujar Hyder, dikutip dari Al Jazeera, Senin (14/12).
Pemerintah menyebut unjuk rasa sebagai "lebih (dari) tipuan" untuk mengalihkan perhatian dari tuduhan korupsi yang diduga dilakukan Nawaz Sharif.
Sharif yang menjabat tiga periode itu dipaksa mundur oleh Mahkamah Agung karena tuduhan korupsi pada 2017 dan dihukum serta dijatuhi hukuman penjara setahun kemudian, hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum yang dimenangkan oleh Khan.
Sejak November 2019, Sharif tinggal di Inggris setelah dia meninggalkan Pakistan dengan jaminan medis untuk menerima perawatan terkait masalah trombosit darah yang menurut dokter mengancam nyawanya.
Sharif, yang menyalahkan para jenderal dan hakim atas apa yang dia sebut sebagai tuduhan palsu, diharapkan berpidato kepada massa unjuk rasa di Lahore melalui tautan video dari London.
Pada unjuk rasa sebelumnya, dia menuduh tentara dan kepala intelijen mencurangi pemilu 2018 untuk menghalangi partainya berkuasa.
Sementara itu, PM Khan menuduh Sharif "memainkan" musuh regional "permainan India" dengan mengkritik militer Pakistan.
(mdk/pan)