Seberapa Berbahaya Flurona, Kombinasi Flu dan Covid di Tengah Lonjakan Omicron
Para peneliti di seluruh dunia sudah mengetahui ada kemungkinan seseorang bisa terkena Covid-19 dan penyakit saluran pernapasan lainnya sejak pandemi dimulai dan temuan mereka terdokumentasi dengan baik.
Israel belum lama ini melaporkan kasus pertama pasien yang mengidap Covid-19 dan influenza sekaligus.
Meski kasus yang terjadi pada perempuan hamil ini menarik perhatian dunia, namun ini bukan pertama kalinya kasus yang disebut "flurona" ini dilaporkan.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Bagaimana cara yang paling efektif untuk mencegah penularan Flu Singapura? Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan flu Singapura.
-
Bagaimana caranya agar tubuh kita tidak mudah terserang flu di musim hujan? Tips Cegah Flu di Musim Hujan Minum air putih yang cukup, sekitar 8 gelas per hari atau sesuai kebutuhan tubuh Anda. Tidur yang cukup, sekitar 7-9 jam per hari untuk orang dewasa.Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik atau lebih, terutama sebelum dan sesudah makan, sebelum menyentuh wajah, dan setelah menggunakan toilet. Jika tidak ada air dan sabun, Anda bisa menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%.Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi. Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di tempat yang ramai dan berisiko tinggi penularan. Masker dapat membantu mencegah masuknya virus flu ke saluran pernapasan.Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, misalnya gagang pintu, meja, atau telepon. Virus flu dapat bertahan di permukaan benda padat selama 24 jam dan menular melalui sentuhan.Menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya vitamin C, seperti jeruk, pepaya, atau bayam. Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah infeksi virus. Selain itu, rutin berolahraga, minum air putih yang cukup, dan tidur yang berkualitas juga penting untuk menjaga imunitas. Melakukan vaksinasi flu setiap tahun. Vaksin flu dapat memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis virus flu yang paling umum dan berbahaya. Vaksin flu dapat diberikan kepada orang dewasa maupun anak-anak, kecuali yang memiliki alergi terhadap telur atau komponen vaksin lainnya.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Bagaimana cara mencegah anak balita terhindar dari penyakit flu singapura saat Lebaran? Dwinanda mengatakan penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti mengenakan masker untuk mengurangi paparan droplet, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun setelah ke toilet, serta sebelum makan. Hanya saja, imbuh dia, anak-anak terutama balita belum bisa menerapkan prokes sebaik orang dewasa dan kondisi imunitas belum matang sehingga lebih rentan terkena flu singapura dibandingkan kelompok usia dewasa.
-
Siapa aja yang berisiko tinggi terkena flu tulang? Flu tulang atau influenza tulang merupakan infeksi virus yang dapat menyebabkan gejala yang serius pada bayi baru lahir, orang tua di atas usia 65 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Sejumlah ahli mengatakan, kondisi saat ini yang memasuki musim dingin dan musimnya sakit flu dan masih menyebarkan Covid-19 terlebih karena munculnya varian Omicron yang sangat menular, maka hanya tinggal tunggu waktu saja flurona ini kian merebak.
Seberapa berbahaya flurona ini dan apakah kita harus khawatir? Simak penjelasannya sejauh ini:
Apa itu 'flurona' dan apakah ini penyakit baru?
Flurona menarik perhatian global karena terjadinya infeksi virus flu dan Covid-19 sekaligus. Ini bukanlah varian baru dari virus corona Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Menurut Badan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), seseorang bisa saja terinfeksi flu dan Covid-19 pada saat yang sama.
"Jika Anda terkena flu bukan berarti Anda tidak bisa terkena Covid-19 atau sebaliknya, kata manajer kedaruratan WHO Abdi Mahamud, seperti dilansir laman South China Morning Post, pekan lalu.
Para peneliti di seluruh dunia sudah mengetahui ada kemungkinan seseorang bisa terkena Covid-19 dan penyakit saluran pernapasan lainnya sejak pandemi dimulai dan temuan mereka terdokumentasi dengan baik.
Para peneliti di Rumah Sakit Tongji di Kota Wuhan menemukan ada sejumlah orang yang terpapar Sars-CoV-2 dan influenza sekaligus pada awal pandemi merebak di kota itu. Menurut makalah mereka di Jurnal Medis Virus pada Juni 2020, hampir separuh dari 307 pasien Covid-19 diketahui terinfeksi virus influeanza A dan 7,5 persen lainnya terinfeksi influenza B.
Dua bulan sebelumnya, peneliti di Universitas Stanford di California Utara menemukan seorang pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 dan influenza sekaligus.
Pada Mei tahun itu, Rumah Sakit Klinik di Barcelona juga melaporkan empat kasus infeksi sekaligus flu dan Covid-19 pada perempuan 81 tahun dan tiga pria berusia 53, 78, dan 56 tahun.
Di Iran, peneliti di Sains Kedokteran Universitas Alborz menemukan 79 kasus serupa sejak Desember 2019 hingga September 2020.
Di Brasil, peneliti juga menemukan enam kasus sama dari 400 spesimen yang dikumpulkan antara Maret hingga Desember 2020.
Bagaimana penularan flurona?
Menurut WHO, flu dan Covid-19 menyebar lewat cara yang sama: melalui percikan lendir dan aerosol/uap udara saat orang yang terinfeksi menarik napas, berbicara, batuk, atau bersin.
Orang juga bisa tertular jika mereka menyentuh mata, hidung atau mulut setelah memegang permukaan atau objek yang terkontaminasi virus tersebut.
Apa saja gejalanya?
Kedua jenis penyakit itu memperlihatkan gejala yang sama seperti demam, batuk, lesu, sakit tenggorokan, nyeri otot, badan pegal-pegal.
Namun Covid-19 bisa menyebabkan kehilangan penciuman dan gejala yang lebih serius adalah sesak napas. Covid-19 juga bisa memicu sakit parah pada orang tertentu dan waktu lebih lama untuk memperlihatkan gejala dan membuat pasien bisa menularkan penyakitnya dengan lebih lama, kata CDC.
Apakah flurona mencemaskan?
Sejumlah ahli mengatakan ada alasan untuk cemas karena kedua penyakit ini bisa menyebabkan sakit parah dan kematian.
Otoritas di Israel kini masih meneliti apakah penularan sekaligus ini bisa menyebabkan sakit lebih serius meski perempuan hamil yang menjadi kasus pertama di negara itu akhirnya dibolehkan pulang dari rumah sakit dalam keadaan sudah sehat, kata Rumah Sakit Beilinson di Petah Tikva.
Virolog di Universitas Hong Kong Jin Dong--Yan mengatakan flurona bukanlah ancaman besar karena infeksi sekaligus termasuk jarang terjadi.
"Penyakit flu tidak muncul di banyak tempat yang penduduknya masih menerapkan jaga jarak sosial. Penyakit ini hilang di Australia, Selandia Baru atau Hong Kong pada 2020 dan 2021," kata Jin.
Namun karena sejumlah negara sudah melonggarkan pembatasan, flu bisa balik lagi dan menimbulkan kekhawatiran munculnya "twindemic", sakit flu yang parah di tengah pandemi Covid-19.
CDC AS menemukan kasus rawat inap penyakit mirip flu bertambah dua kali lipat tahun lalu. Bahkan di China, ketika pembatasan sudah cukup ketat, tingkat penularan flu juga meningkat dan lebih besar dari musim sebelumnya.
"Musim sakit flu sudah mulai muncul di banyak negara dan kita melihat kian berkurangnya vaksin flu. Kita akan bisa melihat tren penyakit ini meningkat," kata Mahmud dalam jumpa pers virtual dari Jenewa, Swiss, pada 4 Januari lalu.
"Inilah kekhawatiran terbesar kami, jika terjadi twindemic. Semua aturan pembatasan untuk Covid sudah melenyapkan flu. Tapi kini sudah dilonggarkan. Sebagian besar orang masih belum divaksin dan flu akan kembali lagi dengan lebih kuat."
Bagaimana kita melindungi diri dair flurona?
Tindakan pencegahan untuk flu dan Covid-19 sama: patuh jaga jarak sosial, pakai masker, rajin mencuci tangan dan divaksin.
Vaksin flu sudah ada dalam beberapa dekade dan setiap tahun diperbarui. Vaksin Covid-19 saat ini masih memberikan perlindungan terhadap sakit parah, rawat inap, dan kematian, meski ada mutasi yang menyebabkan virusnya sangat menular seperti Omicron.
"Pesan kami sangat jelas, ya, bisa saja terjadi infeksi sekaligus dan itu bisa karena kita melonggarkan pembatasan yang sebelumnya melindungi kita," kata Mahmud sembari menegaskan pentingnya vaksinasi.
"Kita punya vaksin flu yang efektif dan vaksin Covid-19 yang efektif yang bisa melindungi kita dari kedua virus itu."
(mdk/pan)