Singapura bela Malaysia dari kritikan soal hilangnya MH370
Pemerintah Singapura menganggap kritikan yang diarahkan kepada Malaysia sangat tidak adil.
Sejumlah negara mengkritik cara pemerintah Malaysia menangani hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370. Kritik paling keras dilontarkan China, sebab sebagian besar dari 239 penumpang di dalam pesawat merupakan warga China.
Namun, tak semua negara yang mengkritik Malaysia. Singapura justru membela kebijakan-kebijakan yang dilakukan tetangganya dalam mencari pesawat Malaysia Airlines.
Menurut Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam menyebut tetangganya telah melakukan seluruh upaya untuk menemukan pesawat yang hilang. Namun sayang, mereka tidak bisa melakukannya secara maksimal karena kekurangan tenaga sehingga membutuhkan bantuan dalam skala besar.
"Saya rasa kritik tersebut tidak adil. Saya merasa pernyataan itu telah melenceng dari fakta dimana sangat sedikit petunjuk untuk segera bergerak, sangat kecil masyarakat Malaysia atau siapapun untuk tahu apa yang terjadi," ujar Shanmugam, seperti dikutip dari harian The Star, Sabtu (29/30).
Sejak Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan pesawat tersebut jatuh di selatan Samudera Hindia dan tidak ada satupun yang selamat mendapat tanggapan keras dari pemerintah China. Mereka meminta agar Malaysia lebih transparan soal investigasi soal pencarian pesawat.
Tak hanya itu, pejabat-pejabat Malaysia juga beberapa kali mengungkapkan kata-kata yang sangat kontradiktif selama investigasi berlangsung. Tindakan ini membuat bingung keluarga korban.
Kritik juga diarahkan kepada tentara Malaysia karena gagal melacak pesawat Malaysia Airlines saat berputar balik dari Laut China Selatan menuju Kepulauan Andaman. Menanggapi itu, Shanmugam menyatakan Malaysia telah merespon dengan baik seluruh situasi.
"Saya pikir ada pasti ada kekurangan untuk bekerja sama. Tapi untuk melakukan sesuatu seperti ini kami juga butuh aset dan sumber daya yang cukup," lanjut Shanmugam.
Dia menambahkan, sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara mengeposkan anggaran untuk kesehatan, pendidikan dan layanan publik. Namun, untuk penanganan bencana, tidak sebesar biaya yang dikeluarkan pemerintah China dan Jepang.
"Dari seluruh uang yang dimiliki sebagian disisihkan untuk melatih personel pasukan penanganan bencana, tapi tidak sebesar katakanlah Jepang dan China atau AS," tutupnya.
Baca juga:
5 Misteri yang tak terjawab soal hilangnya pesawat MH370
Singgung MH370, iklan maskapai British Airways dikecam
Penumpang MH370 masih hidup?
Ini video Raja Dukun Ibrahim Mat Zin panggil arwah MH370 di laut
Ahli penerbangan sebut pesawat MH370 jalani misi bunuh diri
-
Di mana lokasi pesawat MH370 diyakini telah hilang? Untuk studi mereka, Kadri dan rekan-rekan timnya menganalisis data dari stasiun hidroakustik di wilayah di mana MH370 diyakini telah hilang – dengan fokus pada Cape Leeuwin di Australia Barat dan Diego Garcia, sebuah pulau di Samudra Hindia.
-
Kapan pesawat MH370 menghilang dari layar radar? Mengutip Indy100, Sabtu (6/7), penerbangan MH370 sedang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing ketika menghilang dari layar radar.
-
Apa yang diyakini oleh para ahli di Universitas Cardiff sebagai potensi terobosan dalam kasus MH370? Para ahli di Universitas Cardiff percaya mereka bisa mendekati terobosan dalam kasus luar biasa ini, berkat rekaman audio selama enam detik.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang terjadi pada pesawat British Airways nomor 5390? Pada 10 Juni 1990, penerbangan British Airways nomor 5390 mengalami kejadian luar biasa yang hampir berujung fatal. Pesawat BAC 1-11 itu lepas landas dari Birmingham, Inggris, menuju Malaga, Spanyol, dengan 81 penumpang di atasnya. Namun, hanya 13 menit setelah lepas landas, sebuah kejadian yang menggemparkan terjadi.