Singapura Laporkan Kasus Infeksi Lokal Cacar Monyet Pertama
Pada 21 Juni, Singapura juga melaporkan kasus cacar monyet impor.
Kementerian Kesehatan Singapura mengonfirmasi kasus lokal pertama cacar monyet. Pasien tersebut seorang pria berusia 45 tahun, warga negara Malaysia yang pindah ke Singapura.
Kementerian Kesehatan mengatakan pria tersebut dites positif cacar monyet pada Rabu (6/7).
-
Kapan Flu Singapura paling menular? Virus ini sangat menular, terutama pada tujuh hari pertama setelah gejala muncul, dan bisa tetap berada dalam tubuh pengidap selama beberapa hari atau minggu setelah gejala mereda.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet? "Pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan kebersihan tangan serta tidak berkontak dengan pasien yang mengalami infeksi ini, dan tidak menggunakan barang bersama merupakan hal yang penting diperhatikan," ujar Hanny dilansir dari Antara.
-
Apa saja gejala utama Flu Singapura? Gejala-gejala flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) umumnya meliputi:Demam: Ini adalah salah satu gejala awal yang sering terjadi.
-
Apa yang dirasakan Vincent Raditya saat mengalami flu Singapura? Vincent Raditya menyatakan bahwa pada tahap awal, ia mengalami demam tinggi selama tiga hari. Ia merasakan tubuhnya lemas dan berat, serta mengalami nyeri pada leher.
-
Di mana virus Flu Singapura biasanya ditemukan? Virus ini biasanya ditemukan dalam kotoran dan cairan tubuh seperti ludah, cairan hidung, dan tenggorokan.
"Dia sekarang dirawat inap di Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID) dan kondisinya stabil," jelas kementerian dalam pernyataannya, dilansir Channel News Asia, Kamis (7/7).
Pria tersebut tidak ada kaitannya dengan kasus cacar monyet impor yang diumumkan Kementerian Kesehatan pada 21 Juni lalu.
Pria tersebut pertama kali mengalami ruam kulit perut bagian bawah pada 30 Juni dan setelah itu mengalami kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening pada 2 Juli.
Pada 4 Juli, pasien tersebut mengalami demam dan sakit tenggorokan kemudian memeriksakan diri di mana dia melakukan tes awal.
"Ketika hasil tesnya negatif, dia setelah itu dibawa ke NCID pada 6 Juli, di mana dia diisolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut," jelas kementerian kesehatan.
Sampai Rabu, tiga kontak dekatnya; dua teman serumah dan satu kontak sosial, berhasil diidentifikasi. Semua kontak pasien tersebut akan dikarantina selama 21 hari sejak kontak terakhir mereka dengan pria tersebut. Saat ini penelusuran kontak masih berlangsung.
Kementerian akan terus memantau cacar monyet dan memperkuat persiapan dan respons dalam menghadapi penyakit tersebut.
"Anggota masyarakat didorong ikut bertanggung jawab dengan memantau kesehatan personal mereka dan meningkatkan higienitas, khususnya selama bepergian," jelasnya.
"Mereka juga harus menghindari kontak dengan individu lain yang diketahui atau dicurigai terinfeksi cacar monyet."
Baca juga:
6.000 Lebih Kasus Cacar Monyet Dilaporkan di 58 Negara, WHO Gelar Rapat Darurat
Seberapa Besar Dampak dari Cacar Monyet Jika Menyerang Manusia?
Hasil Penelitian: Virus Penyebab Cacar Monyet Bermutasi dan Mudah Menyebar
WHO: Cacar Monyet Tidak Tergolong Darurat Kesehatan Global
Pulang Kuliah dari Jerman, Pria Taiwan Terinfeksi Cacar Monyet