Sniper Israel Kepung RS Al-Shifa di Gaza, Tembak Mati Empat Pasien
Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. RS ini juga menampung para pengungsi yang kehilangan rumah akibat bombardir Israel.
Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Fasilitas kesehatan ini juga menampung ribuan pengungsi yang kehilangan rumah akibat bombardir Israel.
Sniper Israel Kepung RS Al-Shifa di Gaza, Tembak Mati Empat Pasien
Pasukan penjajah Israel mengepung Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina pada Minggu, di mana terjadi pertempuran dengan anggota Hamas.
Sumber: France24/AFP
- "Bocah Itu Sedang Melihat Keluar Jendela Lalu Sniper Israel Menembaknya. Dia Mati di Depan Mata Kami"
- Ini Bukti Israel Langgar Perjanjian saat Gencatan Senjata dengan Hamas, Snipernya Tetap Tembaki Warga Palestina di Gaza
- Israel Habiskan Rp 430 Miliar per Hari untuk Jatuhkan Bom di Gaza, Ini Rinciannya
- Hadapi Bombardir Israel, Tak Ada Tempat Melarikan Diri Bagi Warga Gaza
Dikutip dari France24, seorang penembak jitu atau sniper Israel menembak empat pasien di dalam rumah sakit dengan satu orang tertembak di leher dan satu lagi di perut.
Orang-orang yang berada di lokasi berusaha menyelamatkan diri ke wilayah Gaza selatan.
Rumah sakit ini juga menampung para pengungsi yang kehilangan rumah akibat bombardir Israel sejak 7 Oktober.
Petugas rumah sakit memperingatkan pasien bisa meninggal karena fasilitas rusak kecuali ada jeda dalam pertempuran.
“Jika kita tidak segera menghentikan pertumpahan darah ini dengan gencatan senjata atau setidaknya evakuasi medis terhadap pasien, rumah sakit ini akan menjadi kamar mayat,” kata kelompok bantuan medis Doctor Without Borders pada Minggu (12/11).
Direktur rumah sakit, Mohammad Abu Salmiya mengatakan Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di wilayah tersebut yang terkepung total dengan pemboman di sekeliling rumah sakit.
“Tim medis tidak dapat bekerja dan jenazah yang berjumlah puluhan tidak dapat dikelola atau dikuburkan,” kata Salmiya.
Dokter bedah Mohammed Obeid menyampaikan di dalam rumah sakit tidak ada air, listrik, makanan, atau internet untuk sekitar 600 pasien pascaoperasi, sebanyak 37-40 bayi, dan 17 orang dalam ICU.
Foto: Khader Al Zanoun / AFP
Dua bayi meninggal di unit neonatal Al-Shifa setelah aliran listrik ke inkubator terputus dan seorang pria juga meninggal ketika ventilatornya mati, kata ahli bedah tersebut dalam pesan audio yang diunggah pada akun media sosial hari Sabtu.
“Kita lihat sebenarnya asap di sekitar rumah sakit. Mereka menghantam semua yang ada di sekitar rumah sakit dan menyerang rumah sakit berkali-kali,” ujarnya.
Foto: Khader Al Zanou/AFP
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kekhawatirannya atas situasi di rumah sakit Al-Shifa.
“WHO sangat prihatin dengan keselamatan petugas kesehatan, ratusan pasien yang sakit dan terluka, termasuk bayi yang membutuhkan alat bantu hidup, dan pengungsi yang masih berada di rumah sakit,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreysus dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel membantah melakukan serangan atau pengepungan terhadap rumah sakit Al-Shifa. Mereka berulang kali menuduh Hamas menggunakan fasilitas medis itu sebagai pusat komando dan tempat persembunyian.
Badan kemanusiaan PBB mengatakan terdapat 20 dari 26 rumah sakit di Gaza sudah tidak lagi berfungsi.
Sumber: France24/AFP