Taiwan keliru tembakkan rudal ke perairan China, satu orang tewas
Kabarnya karena prajurit salah pencet saat latihan. Insiden ini menambah tegang hubungan kedua negara
Kapal perang Taiwan tak sengaja meluncurkan rudal supersonik anti-pesawat udara ke perairan China pada Jumat (1/7) sore waktu setempat. Rudal itu menghantam kapal nelayan, menewaskan satu awaknya.
Insiden ini dipicu kesalahan seorang awak Kapal Perang Hsian Li Sheng yang sedang berlayar di perairan sisi selatan Kota Kaohsiuing. Channel News Asia melaporkan saat sedang latihan rutin di selat Taiwan, prajurit itu malah menekan tombol peluncuran rudal.
-
Kapan roket China akan diluncurkan? China memiliki rencana untuk meluncurkan dua roket yang dapat digunakan kembali di 2025 dan 2026 sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
-
Bagaimana tanggapan Taiwan terhadap tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. "China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama," ujarnya.
-
Apa yang ditemukan di lokasi peluncuran roket? Saat dilakukan persiapan untuk melakukan uji coba mengirim roket kecil, nampak terlihat adanya kuarsa mengkilap dan batu granit raksasa.
-
Di mana petir yang menyambar roket terjadi? Roket Soyuz-2.1b Rusia yang membawa satelit navigasi Glonass disambar petir saat diluncurkan pada 27 Mei 2019.
-
Bagian roket apa yang jatuh di wilayah permukiman Tiongkok? Sebuah bagian dari roket yang diduga berasal dari roket Long March/Changzheng 2C milik Tiongkok terlihat jatuh ke wilayah permukiman warga di barat daya Tiongkok pada hari Sabtu (22/6).
-
Mengapa China meluncurkan roket ke Bulan? China memiliki rencana untuk meluncurkan dua roket yang dapat digunakan kembali di 2025 dan 2026 sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Rudal jenis Hsiung-feng III buatan asli Taiwan itu kemudian meluncur hingga jarak 75 kilometer, memasuki wilayah Penghu, Tiongkok. Rudal itu menghantam pukat harimau di kapal berbendera Taiwan. Rudal ini tidak meledak, namun menimpa beberapa orang yang sedang menata jaring. Identitas satu nelayan yang tewas belum diungkap ke media.
"Kami bisa menjamin insiden peluncuran roket ini tidak dilandasi motif politik apapun," kata Chen Chung-chi, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan.
"Kami juga menyampaikan duka cita pada nelayan asal Taiwan yang menjadi korban jiwa atas insiden ini," imbuh Chen.
Wakil Admiral Mei Chia-shu mengatakan pihaknya segera menggelar investigasi mengapa latihan rutin bisa berujung peluncuran roket. Helikopter dan beberapa kapal patroli dikerahkan untuk mencari rudal yang tenggelam di Penghu.
Sejauh ini belum ada komentar dari Beijing mengenai insiden roket tersebut. Situasi antara Taiwan-China sedang tegang selama sebulan terakhir.
Pemerintah Tiongkok kecewa pada kebijakan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang berkukuh tak mengakui ideologi 'Satu China'. Sejak 25 Juni lalu, Tiongkok mengumumkan pemutusan segala bentuk komunikasi formal dengan pemerintah Taiwan.
Pemerintah China menyatakan Taiwan wajib menghormati konsensus 1992. Selama belum ada perubahan sikap, maka Beijing menolak berhubungan dengan Presiden Tsai.
"Kontak dan komunikasi dua pemerintahan saat ini sepenuhnya berhenti," kata An Fengshan, juru bicara China.
Konsensus 1992 adalah pengakuan China daratan dan Kepulauan Taiwan adalah satu bagian RRC.
Tsai, pemimpin Partai Demokrat Progresif (DPP), memiliki sikap menolak penyatuan kembali Taiwan dengan RRC. Pada Januari lalu, politikus wanita ini menang mutlak dalam pemilu, melengserkan pemerintahan Kuomintang yang dianggap rakyat Taiwan semakin pro-Beijing.
(mdk/ard)