Tenggat tebusan WNI sehari lagi, Filipina-Abu Sayyaf masih berunding
Dubes Filipina untuk RI, Maria Lumen Isleta, menyatakan pihaknya segera memberi kabar jika muncul titik terang
Penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf kepada 10 warga negara Indonesia sudah nyaris memasuki akhir tenggat pembayaran tebusan. Pemerintah Indonesia dan Filipina terus berkoordinasi dalam melakukan upaya penyelamatan 10 anak buah kapal pengangkut batu bara tersebut.
"Tentu saja upaya perundingan tetap dilaksanakan," kata Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta saat ditemui di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta, Kamis (7/4).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
Kepada awak media Maria tidak banyak bicara atas penyelamatan ini. Menurut dia, pihaknya akan mengungkapkan apa yang mereka lakukan setelah perundingan memperoleh titik terang.
Sebanyak 10 WNI yang merupakan ABK dari kapal Anand 12, disandera oleh kelompok diduga Abu Sayyaf pada akhir Maret lalu. Kelompok ini meminta tebusan sebanyak Rp 15 miliar untuk pembebasan 10 orang ini.
Mereka memberi batas waktu hingga 31 Maret untuk menyerahkan uang tebusan itu tapi kemudian diperpanjang hingga 8 April. Jika tidak maka mereka mengancam akan membunuh seluruh sandera.
Sejak mengetahui kabar itu, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi sudah menyatakan akan mengedepankan dialog atau negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf untuk membebaskan 10 WNI itu.
Selain itu pemerintah juga bekerja sama dengan pemerintah dan militer Filipina untuk membebaskan seluruh tawanan.
Merujuk keterangan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, pemerintah RI mengubah sikap. Dari awalnya menolak membayar tebusan, kini mengedepankan solusi pembayaran.
Uang tebusan sesuai dengan permintaan kelompok Abu Sayyaf telah disiapkan, mengingat batas waktu penyerahan uang tebusan itu jatuh pada Jumat (8/4) besok.
"Ya kan, masih besok (tenggat waktu uang tebusan). Nanti malam entah mungkin diundur lagi (tenggat waktunya) akan kami dengarkan. Tapi masih tahap negosiasi. Negosiasi itu kan, bisa mundur-mundur ya. Jadi saya harapkan negosiasi itu bagus," kata Ryacudu.
Menhan menegaskan duit tersebut bukan milik negara. "Pokoknya yang jelas bukan uang negara," kata Ryacudu.
Baca juga:
Besok tenggat waktu, uang tebusan 10 WNI sudah disiapkan
10 WNI disandera, Kapolri sebut RI tak mungkin operasi di Filipina
Empat strategi pemerintah selamatkan WNI disandera Abu Sayyaf
Orang tua berharap Wawan bisa selamat dari cengkeraman Abu Sayyaf
Tiga batalion militer Filipina kepung wilayah WNI disekap Abu Sayyaf
Kemlu utus 2 pendamping untuk keluarga 10 WNI sandera Abu Sayyaf