Tentara & Polisi Myanmar Ancam Demonstran Lewat TikTok, "Saya Akan Tembak Siapa Saja"
Perserikatan Bangsa-bangsa mengatakan sedikitnya 38 demonstran tewas dalam unjuk rasa kemarin.
Tentara dan polisi Myanmar mengancam akan menembak para demonstran anti-kudeta lewat media sosial TikTok. Perusahan berbagi video asal China itu mengumumkan akan menghapus konten yang bisa memicu kekerasan.
Kelompok pemantau media digital Myanmar ICT for Development (Mido) mengatakan mereka menemukan lebih dari 800 video pro-militer Myanmar yang berisi kekerasan di tengah meningkatnya demonstrasi berdarah di Negeri Seribu Pagoda itu. Perserikatan Bangsa-bangsa mengatakan sedikitnya 38 demonstran tewas dalam unjuk rasa kemarin.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kapan Kodak bangkrut? Ya, perusahaan yang memiliki slogan “You press the button, we do the rest” itu pada tahun 2012 lalu dinyatakan bangkrut.
-
Kenapa Kue Tapel mirip Kue Leker? Cita rasa gurih, harum dan sedikit manis berpadu jadi satu di tiap porsinya. Belum lagi teksturnya cukup unik, yakni renyah di luar dan lembut di dalam, membuat Kue Tapel mirip kue leker.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
"Ini hanya puncak dari gunung es," kata Direktur Eksekutif Mido Htaike Htaike Aung, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (5/3). Dia juga menuturkan ada ratusan video berisi ancaman terhadap tentara dan polisi di TikTok.
Juru bicara militer dan junta tidak menjawab permintaan tanggapan.
Salah satu video yang beredar akhir Februari lalu memperlihatkan seorang pria memakai pakaian tentara membidikkan senapannya ke arah kamera dan mengatakan : "Saya akan menembak wajah kalian dan saya pakai peluru tajam."
"Saya akan berpatroli malam ini ke seluruh kota dan saya akan menembak siapa pun yang terlihat. Kalau kalian ingin jadi martir saya akan penuhi permintaan itu."
Reuters tidak bisa menghubungi pria di dalam video itu atau orang lain yang muncul di TikTok atau memverifikasi apakah benar mereka anggota tentara.
TikTok menjadi media sosial yang kini banyak menampilkan konten kebencian dan kekerasan di Myanmar.
Facebook kini sudah melarang semua halaman yang yang terkait dengan militer Mayanmar.
Dalam pernyataannya TikTok mengumumkan: "Kami punya Panduan Komunitas yang jelas bahwa kami tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan dan informasi keliru yang bisa menyakiti. Terkait dengan Myanmar, kami sudah dan terus menghapus konten-konten yang menghasut kekerasan atau menyebarkan informasi salah dan kami terus memantau aktivitas untuk menghapus konten semacam itu yang melanggar aturan panduan kami."
Aturan TikTok menyebut semua video yang menampilkan senjata dilarang kecuali ada di "lingkungan yang aman."
Tenar di kalangan aktivis muda
Menurut lowongan kerja yang ada di LinkedIn kemarin, TikTok saat ini mencari orang untuk posisi manajer kebijakan Myanmar.
Reuters mengulas lebih dari belasan video yang memperlihatkan pria berseragam menampilkan senjata, mengancam akan menyakiti demonstran yang menentang kudeta di Myanmar dan menyerukan pembebasan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi.
Sejumlah video itu dilihat oleh puluhan ribuan orang dan video-video yang sudah dilihat Reuters sudah dihapus pekan ini.
Aplikasi Tiktok mengalami peningkatan unduhan setelah militer Myanmar memblokir Facebook bulan lalu. TikTok masuk dalam 20 aplikasi paling banyak diunduh di Myanmar, menurut data yang ada. Aplikasi ini juga cukup populer di kalangan aktivis muda dengan tagar #SaveMyanmar dilihat lebih dari 805 juta orang.
(mdk/pan)