Terbukti Korupsi Sebesar Rp429 Triliun, Konglomerat Ini Malah Minta Pengampunan dari Negara
Konglomerat yang merupakan pengusaha properti ini divonis hukuman mati, tapi meminta keringanan hukuman.
Seorang taipan properti asal Vietnam yang telah dijatuhi hukuman mati akibat penipuan besar-besaran, mengajukan permohonan ke pengadilan pada Selasa (26/11) untuk mendapatkan pengampunan. Dia berdalih saat ini dia sedang berusaha mengembalikan dana yang telah disalahgunakan.
Truong My Lan (68), seorang pengembang properti terkenal, dijatuhi hukuman mati setelah terbukti menggelapkan dana dari Saigon Commercial Bank (SCB), yang dikendalikan olehnya. Penipuan ini mengakibatkan kerugian sebesar USD27 miliar atau sekitar Rp429 triliun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Vietnam.
- Terbukti Korupsi Dana Hibah Rp3,5 M, Eks Ketua KONI Sumsel Divonis 1 Tahun Penjara
- Kejagung Usut Korupsi Proyek Jalur Kereta Api di Medan, Kerugian Negara Rp1,1 Triliun
- Jadi Tersangka Korupsi Rp2,3 Miliar, Kadisdik Riau Ditahan Jaksa
- Komisi III DPR Ingin Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN
Lan saat ini sedang mengajukan banding terhadap hukumannya di pengadilan Ho Chi Minh City, dan keputusan banding tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Yang saya pikirkan hanya bagaimana cara mengembalikan utang kepada SBV (Bank Negara Vietnam) dan rakyat. Saya tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada diri saya dan keluarga saya," jelasnya dalam pernyataan terakhirnya di pengadilan, seperti dilaporkan Channel News Asia, Rabu (27/11).
"Saya merasa sangat terpukul atas penyalahgunaan sumber daya negara," lanjutnya.
Dia juga mengatakan dirinya merasa sangat malu dengan situasi yang dihadapinya.
"Semoga Anda bisa mempertimbangkan kembali dan memberikan pengurangan hukuman bagi saya," harapnya.
Ingin Kembalikan Aset
Sesuai dengan hukum Vietnam, Lan memiliki kesempatan untuk terhindar dari hukuman mati jika dia mau mengembalikan tiga perempat dari aset yang dicuri dan dianggap telah bekerja sama dengan pihak berwenang. Namun, jaksa menegaskan dia belum memenuhi syarat tersebut, dan dampak dari kejahatannya dinilai sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Salah satu isu yang masih diperdebatkan di pengadilan adalah estimasi kekayaan pribadi Lan. Dia menyatakan "cara tercepat" untuk mengembalikan uang yang dicuri adalah dengan "melikuidasi SCB dan menjual aset kami untuk mengembalikan dana SBV dan rakyat". Proses ini telah menyebabkan puluhan ribu orang yang menyimpan tabungan di SCB kehilangan uang mereka, yang mengejutkan negara komunis tersebut dan memicu protes dari para korban yang kembali berdemonstrasi di depan SBV di Hanoi pada Selasa.
SBV juga menginformasikan pada April, mereka telah menyalurkan dana untuk menstabilkan SCB, meskipun jumlah pastinya tidak diungkapkan. Dalam persidangan pertama pada April, Lan terbukti menggelapkan USD12,5 miliar, tetapi jaksa menyatakan total kerugian akibat penipuan ini mencapai USD27 miliar.
Selain Lan, terdapat 47 terdakwa lainnya yang juga mengajukan permohonan pengurangan hukuman dalam proses banding yang dimulai pada awal November. Bulan lalu, Lan juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam kasus pencucian uang yang terpisah.