Terlalu Pro-Israel, CNN Diprotes Jurnalisnya, Sebut Itu Bentuk Malpraktik Jurnalistik
Terlalu Pro-Israel, CNN Diprotes Pegawai, Sebut Itu Bentuk Malpraktik Jurnalistik
CNN menuai protes dari sejumlah pegawainya karena editorial mereka terlalu pro-Israel.
- Ratusan Karyawan BBC Sebut Kantornya Bias Pro-Israel dalam Liputan Perang di Gaza
- CNN Ramai-Ramai Dikecam karena Bersimpati Pada Tentara Israel yang Trauma karena Bunuh Warga Palestina
- 10 Jurnalis CNN dan BBC Ungkap Kantornya Lebih Pro-Israel dalam Perang Gaza, Langgar Prinsip Jurnalistik
- Kejadian Langka, CNN Dapat Cuplikan Kondisi Tahanan Palestina Disiksa di Penjara Israel
Terlalu Pro-Israel, CNN Diprotes Jurnalisnya, Sebut Itu Bentuk Malpraktik Jurnalistik
CNN menuai protes dari sejumlah pegawainya karena editorial kantor berita asal Amerika Serikat itu terlalu mendukung propaganda pro-Israel dan menyensor berita-berita dari sudut pandang orang Palestina dalam perang di Gaza.
Dilansir laman the Guardian, Ahad (4/2), jurnalis di jajaran redaksi CNN di AS dan luar negeri mengatakan pemberitaan mereka menjadi berat sebelah lantaran aturan manajemen dan proses persetujuan berita sehingga menimbulkan liputan yang kurang berimbang atas peristiwa serangan Hamas pada 7 Oktober dan gempuran balasan Israel ke Gaza.
"Sebagian besar pemberitaan sejak perang dimulai, terlepas dari akurasi laporan, dibuat tidak berimbang oleh sistem dan bias institusi di dalam jajaran redaksi yang cenderung pro-Israel," kata salah satu pegawai CNN.
"Pada akhirnya peliputan CNN terhadap perang Israel-Gaza ini menjadi malpraktik jurnalistik."
Menurut pengakuan enam pegawai CNN di berbagai ruang redaksi dan lebih dari belasan memo internal dan surel yang diperoleh the Guardian, keputusan pemberitaan harian diputuskan melalui proses rantai komando yang berasal dari markas CNN langsung di Atlanta dengan aturan dan panduan yang ketat.
Aturan itu termasuk larangan keras mengutip Hamas dan melaporkan pemberitaan dari sisi Palestina sementara pernyataan dari pemerintah Israel bisa langsung dikutip begitu saja.
Tak hanya itu, setiap pemberitaan konflik harus disortir oleh biro Yerusalem sebelum ditayangkan ke publik.
Jurnalis CNN mengatakan tone pemberitaan diatur oleh pemimpin redaksi dan CEO yang baru, Mark Thompson, yang baru saja menyandang jabatan itu dua hari setelah peristiwa serangan Hamas 7 Oktober.
Sejumlah pegawai mengatakan khawatir dengan kesediaan Thompson menerima masukan dari luar untuk pemberitaan.
Terlebih karena dia adalah mantan direktur jenderal BBC yang dituding terlalu tunduk dengan tekanan pemerintah Israel, termasuk permintaan agar mencopot koresponden terbaik mereka dari posisi di Yerusalem pada 2005.
Orang dalam CNN mengatakan, akibat kebijakan itu pada pekan-pekan awal perang, mereka lebih banyak memberitakan penderitaan orang Israel dan menayangkan narasi Israel soal perang yang bertujuan membasmi Hamas dan terowongan mereka.
Sebaliknya pemberitaan tentang korban tewas warga sipil Palestina dan kehancuran di Gaza kurang mendapat tempat atau porsi yang memadai.
Seorang jurnalis CNN menyebut kondisi ini mengingatkan mereka akan peristiwa setelah serangan 11 September.
"Ada banyak gejolak dan pertentangan di internal CNN. Sebagian orang berusaha untuk keluar," kata dia.
Jurnalis lain di biro yang berbeda mengatakan mereka juga menyaksikan adanya perlawanan di internal.
"Pegawai senior yang tidak setuju dengan kondisi saat ini berselisih dengan keputusan redaksi. Mereka mempertanyakan bagaimana kita bisa efektif menghadirkan berita dengan aturan ketat semacam ini."
Pegawai CNN menuturkan, sejumlah jurnalis dengan pengalaman meliput konflik di kawasan itu menolak penugasan di Israel karena mereka tidak yakin bisa menghadirkan kisah yang sesungguhnya.