CNN Ramai-Ramai Dikecam karena Bersimpati Pada Tentara Israel yang Trauma karena Bunuh Warga Palestina
CNN sama sekali tidak menyinggung soal penderitaan Palestina dalam artikel itu.

Baru-baru ini stasiun televisi asal Amerika Serikat CNN menuai kecaman setelah menerbitkan artikel berisi wawancara pada keluarga dan kolega seorang tentara Israel yang meninggal karena bunuh diri setelah berjuang melawan gangguan stres pascatrauma saat kembali dari Gaza, Palestina.
Artikel yang ditulis oleh jurnalis CNN Nadeen Ebrahim dan Mike Schwartz pada hari Senin (21/10) itu dikecam oleh ribuan pengguna media sosial.
Dilansir dari laman Middle East Eye (MEE) menurut mereka artikel ini hanya bertujuan untuk menormalisasi tentara penjajah Israel atas tindakan penghancuran dan genosida kepada warga Palestina.
Sejumlah kalangan menyoroti bahwa prajurit yang bunuh diri dalam artikel yang ditulis CNN ialah Eliran Mizrahi, seorang pengemudi buldoser D-9 yang bertugas "membersihkan" mayat dan puing warga Palestina. Hal itu tidak disebutkan dalam artikel yang ditulis oleh jurnalis CNN.
Salah seorang pengguna media X menyebutkan bahwa operator D-9 yang sama, yaitu Guy Zaken dan Eliran Mizrahi yang bunuh diri baru-baru ini, sebelumnya sempat diwawancarai pada April 2024.
Media barat tidak simpati atas penderitaan warga Gaza
Dalam wawancara tersebut Zaken dan Mizrahi mengatakan mereka sudah menghancurkan 5.000 rumah teroris (milik warga Palestina), tapi ketika ditanya “bagaimana Anda tahu mereka teroris?” keduanya mengklarifikasi bahwa setiap rumah di Gaza adalah rumah teroris.
Beberapa pengguna di media sosial mengatakan artikel itu merupakan lambang liputan media Barat terhadap warga Palestina yang tidak simpati dan manusiawi serta berfungsi untuk membenarkan serangan Israel terhadap Gaza.
Dalam sebuah video di TikTok, pengguna TikTok tersebut mengatakan: "Jika media barat tidak begitu korup, judul artikel ini pasti adalah 'Tentara IOF [Pasukan Pendudukan Israel] mengaku telah menabrak ratusan orang dengan buldoser dan melihat isi perut mereka menyembur keluar,’" seperti dikutip dari laman MEE pada (22/10).
Pengguna media sosial lainnya menyatakan catatan editor di awal artikel menuliskan tentang penyebutan bunuh diri, tanpa merujuk pada kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti