Ulama Saudi larang warga makan sepuasnya di restoran prasmanan
Ulama Saleh al-Fawzan mengatakan nilai dan kuantitas apa yang dijual harus sudah ditentukan sebelum dibeli.
Sebuah fatwa dikeluarkan Ulama Arab Saudi, Saleh al-Fawzan, yang menentang model 'makan sepuasnya' dalam restoran prasmanan, telah menimbulkan perdebatan di antara pengguna media sosial Twitter.
Fawzan baru-baru ini mengeluarkan sebuah fatwa disiarkan televisi berbasis di Saudi TV Quranic yang melarang model penyajian makanan prasmanan secara terbuka. Dia mengatakan nilai dan kuantitas apa yang dijual harus sudah ditentukan sebelum dibeli, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Kamis (13/3).
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
"Siapa saja yang makan secara prasmanan dan makan untuk harga 10 atau 50 riyals tanpa menentukan jumlah makanan yang dia makan adalah melanggar hukum syariah (Islam)," kata Fawzan di televisi Al-Atheer.
Dengan menggunakan tanda pagar #melarang-prasmanan-terbuka, beberapa pengguna di Twitter lalu mengkritik fatwa dari Fawzan itu.
"Restoran akan hancur jika mereka tidak mengukur makanan yang mereka jual. Ini meniadakan pendapat syekh bahwa jumlahnya tidak diketahui," kicau seorang pengguna Twitter.
"Ini bukan dari Alquran hanya sebuah fatwa belaka, jika Anda ingin mengikutinya, Anda adalah seorang pria merdeka, tapi Anda tidak bisa memaksakan hal itu pada orang lain," kicau pengguna lainnya.
Salah satu pengguna Twitter dengan sinis menulis, 'Selamat! Prasmanan telah masuk dalam daftar dilarang bagi kita'.
Namun, beberapa komentar yang diunggah ada juga yang mendukung sang ulama.
"Ini lucu, mereka yang menyerukan untuk diskusi, mereka malah tidak membahas bukti atau apa yang telah diusulkan syekh, tapi mereka membahas pribadinya," tulis pengguna Twitter.
Sementara pengguna lainnya mengatakan, 'Yang menjadi masalah adalah mereka yang mengkritik syekh adalah orang bodoh, dan mereka tidak tahu apa-apa'.
Fatwa itu juga telah menjadi perhatian dari surat kabar lokal dan regional.
Koran Saudi Al-Madina kemarin menerbitkan sebuah berita utama dengan judul, 'Fatwa melarang prasmanan terbuka menciptakan keributan di Twitter'.
Media asal Mesir, Sada el-Balad dan Nawaret melansir berita itu dengan menyertai video wawancara dirinya, di mana Fawzan menyatakan fatwa itu.
(mdk/fas)