Uni Eropa Aktifkan Satelit Copernicus Bantu Indonesia Tangani Tsunami
Sebelumnya, Uni Eropa juga telah mengaktifkan teknologi Copernicus untuk menolong Indonesia menghadapi dampak akibat tsunami di Palu dan Donggala.
Peristiwa tsunami di Selat Sunda akibat letusan Gunung Anak Krakatau menarik perhatian para peneliti dunia, tak terkecuali dari Uni Eropa.
Benua Biru itu menyatakan mereka siap untuk membantu Indonesia jika dibutuhkan, termasuk lewat teknologi satelit dan pengiriman pakar urusan kemanusiaan.
-
Bagaimana tsunami Storegga mencapai Inggris utara? Lebih jauh ke selatan di Inggris utara, ketinggian ombak mencapai antara 3 dan 6 meter (10 hingga 20 kaki).
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Di mana tengkorak korban tsunami tertua di dunia ditemukan? Tengkorak ini merupakan salah satu peninggalan manusia paling awal dari pulau Papua Nugini. Tengkorak ini diperkirakan milik Homo erectus, yang hidup dari 1,9 juta hingga 143.000 tahun yang lalu.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden Federica Mogherini serta Komisioner untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Uni Eropa Christos Stylianides melalui situs resmi Uni Eropa.
"Banyak orang meninggal dunia, dan juga banyak yang terluka atau masih hilang setelah tsunami menghantam Selat Sunda pada Sabtu malam," ucap keduanya dalam pernyataan tertulis di Twitter, Minggu 23 Desember.
"Kami turut berduka untuk semua korban dan juga mengapresiasi seluruh jajaran petugas yang bekerja keras dalam menanggulangi bencana ini," lanjut mereka.
Mogherini dan Stylianides menegaskan, Uni Eropa akan selalu mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia di tengah musibah ini.
"Teknologi pemetaan satelit Copernicus telah diaktifkan, dan pakar kemanusiaan Uni Eropa juga siap dikerahkan jika memang diminta," sebut keduanya.
Sebelumnya, Uni Eropa juga telah mengaktifkan teknologi Copernicus untuk menolong Indonesia menghadapi dampak akibat tsunami di Palu dan Donggala.
Uni Eropa menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan terbaru di Indonesia sejak tsunami melanda Selat Sunda pada Sabtu malam waktu setempat.
Mogherini dan Stylianides juga mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, terkait musibah ini.
Para pakar di European Geosciences Union (EGU), juga menelaah bencana alam tsunami di Selat Sunda.
Berdasarkan laporan awal yang dikeluarkan oleh EGU dalam situs web resminya www.egu.eu, apa persisnya yang menyebabkan longsor belum diketahui.
"Kami belum mengetahuinya, tetapi citra satelit Sentinel awal menunjukkan adanya kolapsnya lereng sisi barat yang signifikan," kata Mike Burton, Presiden Divisi EGU tentang Geokimia, Mineralogi, Petrologi & Vulkanologi seperti dikutip oleh Liputan6.com pada Jumat (28/12).
Menurut EGU, Anak Krakatau berada dalam fase aktivitas yang menguat. Gambar yang ditangkap oleh Sentinel mengkonfirmasi bahwa 64 hektar bagian barat longsor ke laut dan peristiwa kolaps tersebut kemungkinan besar merupakan penyebab tsunami yang melanda pesisir Selat Sunda.
Pada tahun 2012, EGU telah menerbitkan sebuah studi tentang kemungkinan adanya keruntuhan Anak Krakatau dan mensimulasikan tsunami yang diprediksi bakal terjadi.
Lalu, bagaimana letusan gunung berapi bisa memicu tsunami dan seberapa umum hal ini terjadi?
Mike Burton menuturkan, "ada beberapa proses di mana letusan gunung berapi dapat memicu tsunami. Aliran piroklastik dalam jumlah besar yang memasuki laut, ledakan bawah laut dan longsor di sisi gunung. Sebuah gunung berapi dapat tumbuh dengan cepat melalui aliran lava, dan pertumbuhan ini dapat menciptakan ketidakstabilan, sehingga letusan kecil dapat memicu kolaps atau tanah longsor. Tanah longsor inilah yang memantik gelombang besar yang mampu menciptakan tsunami. Longsor subaerial kecil dapat menghasilkan longsor bawah laut yang lebih besar."
Kasus yang terjadi pada Anak Krakatau, dikatakan oleh EGU, sama seperti gunung Stromboli yang ada di Italia. Stromboli merupakan sebuah pulau kecil di Laut Tirrhenia --lepas pantai utara Sisilia-- dan termasuk tiga gunung berapi terbesar di negara tersebut.
Penelusuran Liputan6.com, berdasarkan data Pusat Riset Gabungan Komisi Uni Eropa, pada 1930, gempa vulkanik dan longsor Gunung Stromboli di Italia memicu gelombang setinggi 2 meter.
Science Direct pada 2015 bahkan melaporkan bahwa setiap 100 tahun atau lebih, ada peristiwa alam yang menghebohkan dunia, seperti runtuhnya Pulau Ritter tahun 1888 di mana 4,2 km kubik material menciptakan gelombang tsunami besar, dengan ketinggian hingga 4,5 meter di Rabaul, berjarak 540 km dari bibir pantai pulau.
Sementara itu, letusan Krakatau pada 27 Agustus 1883 mendatangkan tsunami yang amat dahsyat ketimbang tsunami Selat Sunda pada 21 Desember 2018.
Peristiwa ini, kata EGU, kemungkinan disebabkan oleh adanya kombinasi antara masuknya aliran piroklastik ke laut dan phreatomagmatisme, di mana bebatuan panas mengalirkan air laut ke uap yang mampu menghasilkan ledakan.
Reporter: Afra Augesti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Data BNPB: Korban Meninggal Akibat Tsunami Selat Sunda Mencapai 426 Orang
Menteri ESDM Pantau Anak Gunung Krakatau
Pemulangan Jenazah Keluarga Aa Jimmy juga Kena Biaya Rp 14,5 Juta di RSUD Serang
Kasus Biaya Pemulangan Jenazah Tsunami di RSUD Serang Dilimpahkan Ke Polda Banten
Deteksi Tsunami Susulan di Selat Sunda, BKMG Pasang Alat Pemindai Gelombang
Jonan Pastikan Penerbangan & Pelayaran di Selat Sunda Belum Terganggu Erupsi Krakatau