Usai Vonis Bebas 5 Terdakwa Pembunuh, Hakim di Thailand Tembak Diri Sendiri
Seorang hakim Thailand, menembak dirinya sendiri di dalam pengadilan yang penuh sesak setelah memvonis bebas beberapa tersangka pembunuhan. Sebelum bunuh diri, ia sempat menyiarkan aksinya secara live di Facebook.
Seorang hakim Thailand, menembak dirinya sendiri di dalam pengadilan yang penuh sesak setelah memvonis bebas beberapa tersangka pembunuhan. Sebelum bunuh diri, ia sempat menyiarkan aksinya secara live di Facebook.
Dilansir dari NDTV, Minggu (6/10), Kanakorn Pianchana, seorang hakim di pengadilan Yala, jantung selatan Thailand yang dilanda pemberontakan, menjatuhkan vonis bebas untuk lima tersangka kasus pembunuhan bersenjata pada Jumat 4 Oktober.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Bagaimana kakek Hamid bertahan hidup? Hidup sendiri, Hamid pun masih harus berjuang keras demi menyambung hidup. Dengan mengandalkan diri sendiri yang tak lagi prima, Hamid berjualan kerupuk. Dari usahanya tersebut, Hamid bahkan hanya bisa mendapatkan uang Rp5 ribu saja.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa yang memerankan tokoh utama hakim dalam film ini? Film ini merupakan sekuel dari Pesan Bermakna yang dirilis pada tahun 2021 dan 2022. Pesan Bermakna Jilid III masih berfokus pada kehidupan seorang hakim bernama Dimas yang diperankan oleh Donny Alamsyah.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.
Dia membebaskan kelompok itu dan menyampaikan permohonan di ruang sidang untuk sistem peradilan yang lebih bersih, sebelum mengeluarkan pistol dan menembak dirinya sendiri di dada. Hakim tersebut mengutuk sistem peradilan kerajaan dalam sebuah pidato yang berapi-api.
Para kritikus mengatakan, pengadilan Thailand sering kali menguntungkan orang kaya dan berkuasa, dengan memberikan hukuman cepat dan keras kepada orang biasa karena pelanggaran ringan.
Tetapi hampir tidak pernah ada hakim yang mengkritik sistem tersebut.
"Anda perlu bukti yang jelas dan kredibel untuk menghukum seseorang. Jadi, jika Anda tidak yakin, jangan menghukum mereka," kata Kanakorn di pengadilan dan menyiarkannya di Facebook secara langsung melalui ponselnya.
"Saya tidak mengatakan bahwa kelima terdakwa tidak melakukan kejahatan, mereka mungkin melakukannya. Tetapi proses pengadilan harus transparan dan kredibel, menghukum orang yang salah membuat mereka menjadi kambing hitam."
Selanjutnya terpotong oleh Facebook, tetapi saksi mengatakan bahwa Kanakorn mengucapkan sumpah hukum di depan potret mantan raja Thailand, sebelum menembak dirinya sendiri di dada.
"Dia sedang dirawat oleh para dokter dan keluar dari bahaya," Suriyan Hongvilai, juru bicara Kantor Kehakiman, mengatakan kepada AFP.
"Dia menembak dirinya sendiri karena 'stres pribadi'. Tetapi penyebab di balik stres itu tidak jelas dan akan diselidiki," katanya.
Tidak ada hakim Thailand yang pernah melanggar protokol dengan membuat pernyataan serupa tentang sistem peradilan yang lebih luas.
Seorang pengacara yang bekerja dengan para tersangka mengatakan Hakim Kanakorn telah memutuskan bahwa bukti jaksa tidak cukup untuk menghukum.
"Saat ini kelima orang itu masih ditahan dan sedang menunggu untuk melihat apakah jaksa penuntut mengajukan banding atas pembebasan mereka," ucap Abdulloh Hayee-abu, dari Pusat Pengacara Muslim di Yala kepada AFP.
Lebih dari 7.000 orang tewas dalam 15 tahun konflik di wilayah selatan mayoritas Muslim-Melayu.
Ribuan tersangka telah dipenjara karena tindakan terkait dengan pemberontakan, dan banyak di bawah undang-undang darurat diberlakukan di wilayah bergolak itu.
Kelompok-kelompok advokasi di Thailand Selatan telah lama menuduh pasukan keamanan melakukan tuduhan palsu terhadap tersangka Muslim dan menggunakan undang-undang darurat untuk mendorong kasus-kasus melalui pengadilan.
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
(mdk/did)