Vaksin Oxford-AstraZeneca Bisa Kurangi Penyebaran Covid-19 di Inggris
Inggris telah memberikan vaksinasi kepada lebih dari 10 juta warganya.
Hasil penelitian menunjukkan vaksin Oxford-AstraZeneca mungkin bisa mengurangi penyebaran virus corona. Hasil ini dipuji sebagai "sangat luar biasa" oleh Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock.
Hancock menyampaikan, penelitian menunjukkan vaksin adalah cara keluar dari pandemi. Ini adalah pertama kalinya vaksin menunjukkan bisa mengurangi penularan virus.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang ditemukan bocah asal Inggris pada tahun 2020? Fosil Ichthyosaurus ditemukan bocah asal Ruby dan ayahnya di sebuah pantai di Inggris pada Mei 2020 lalu.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Inggris telah memberikan vaksinasi kepada lebih dari 10 juta warganya.
Hasil penelitian yang belum diterbitkan secara formal, menyatakan vaksin mungkin memiliki efek substansial dalam penularan virus.
Artinya, suntikan bisa berdampak lebih besar pada pandemi, karena setiap orang yang divaksinasi secara tidak langsung akan melindungi orang lain juga.
Di Twitter, Hancock menyebut penelitian itu "sangat menggembirakan", menambahkan bahwa hasilnya "sangat luar biasa".
Berbicara di BBC Breakfast, dia mengatakan analisis terbaru yang menunjukkan vaksin mengurangi penularan akan "membantu kita semua keluar dari pandemi ini".
Penelitian oleh Universitas Oxford, tempat vaksin itu dikembangkan, mengukur dampak pada penularan dengan menguji infeksi tanpa gejala. Selain menunjukkan efek pada penularan, penelitian menemukan vaksin memberikan 76 persen perlindungan efektif dari dosis tunggal selama tiga bulan.
Dengan tidak adanya penurunan perlindungan selama periode tiga bulan, para peneliti mengatakan hasil tersebut mendukung kesenjangan antara dosis pertama dan kedua antara empat dan 12 minggu.
Efektivitas vaksin meningkat dengan jeda yang lebih lama yaitu 12 minggu sebelum suntikan penguat (booster).
Ketika dosis kedua diberikan, penelitian menemukan tingkat perlindungan dari vaksin Oxford-AstraZeneca meningkat hingga 82 persen.
Inggris berbeda dengan negara lain, memprioritaskan pemberian dosis pertama kepada sebanyak mungkin orang, menunda suntikan kedua selama sekitar 12 minggu.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan memberikan perlindungan kepada lebih banyak orang, tetapi Inggris telah menghadapi kritik dari British Medical Association karena metode ini tanpa dukungan internasional.
Prof Andrew Pollard, kepala penyelidik uji coba vaksin Oxford, mengatakan hasil itu mendukung pendekatan Inggris untuk menunda suntikan penguat.
"Ini meyakinkan kami bahwa orang terlindungi dari 22 hari setelah satu dosis vaksin," katanya, dikutip dari BBC, Kamis (4/2).
Di Prancis, penggunaan vaksin Oxford telah dibatasi oleh otoritas kesehatan yang mengatakan hanya boleh diberikan kepada orang di bawah 65 tahun.
Hancock mengatakan para ilmuwan telah melihat langsung pada orang-orang berusia di atas 65 tahun dan ada "tingkat kepercayaan yang tinggi" bahwa vaksin Oxford ampuh untuk segala usia.
Dia menambahkan, penelitian terbaru menunjukkan kepada dunia vaksin itu bekerja - "bekerja dengan baik" dan "secara tegas mendukung" strategi pemerintah.
Ditanya seberapa protektif vaksin Oxford terhadap mutasi baru, Dr Pollard mengatakan pihaknya mengantisipasi "perlindungan yang baik" terhadap varian Kent dan akan segera mempublikasikan rinciannya.
Pada varian lain, dia mengatakan kepada program Today Radio 4 BBC: "Ketika kita melihat mutasi baru yang telah muncul di negara lain dan sekarang juga di sini di Inggris - itu adalah virus yang mencoba melarikan diri dari kekebalan manusia, dan apakah itu dari vaksin atau dari infeksi."
(mdk/pan)