VIDEO Pidato Bahasa Arab, Wamenlu Anis Matta Keras Bela Palestina dan Kecam Netanyahu di KTT Arab-Islam Riyadh
Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta kemarin menghadiri KTT Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh Arab Saudi.
Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta menyampaikan pidato dalam bahasa Arab dalam KTT Luar Biasa Arab-Islam di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi kemarin.
Dalam pidatonya yang dirilis akun Instagram resmi Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh, dia menegaskan sikap Indonesia yang membela Palestina dan mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas genosida di Gaza.
- Tentara Israel Lempar Tubuh Warga Palestina dari Atap Rumah, Aksinya Ramai Dikecam
- VIDEO: Bikin Bergetar Pesan Prabowo ke 40 Nakes TNI Berangkat Misi Kemanusiaan Gaza
- VIDEO: Murka Erdogan Kutuk Keras Sebut Netanyahu Vampir Haus Darah Usai Israel Serang Rafah
- Video Tentara Israel Nyamar Jadi Tenaga Medis Tembak Mati Tiga Warga Palestina di Rumah Sakit Tepi Barat
"Kita semua menjadi saksi atas pembantaian dan genosida yang mengerikan terhadap warga Gaza dan Palestina," kata Anis Matta di hadapan hadirin, termasuk Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS).
"Dan apakah kita hanya akan menjadi saksi atas kematian nurani kemanusiaan dan semangat solidaritas Islam, terhadap korban peperangan karena kebisuan dan ketidakmampuan kita?" lanjut Anis.
"Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu, dengan para sekutu ekstremis sayap kanannya, tidak memahami bahasa apa pun kecuali bahasa kekuatan, penindasan, dan kekejaman sehingga membuat keputusan-keputusan PBB, Dewan Keamanan dan Mahkamah Internasional hanya sekadar tinta di atas kertas belaka," kata dia.
Wamenlu Anis menekankan, dua organisasi Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam yang mewakili 2 miliar umat Islam di dunia harus berupaya membebaskan Palestina dengan segala kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.
Anis juga mendesak KTT Arab-Islam ini menghasilkan rekomendasi dan langkah-langkah yang nyata untuk membela Palestina.
5 Langkah usulan Indonesia
Dalam konteks itu, Indonesia mengusulkan 5 langkah yang perlu dilakukan, kata Anis.
"Yang Pertama, meningkatkan upaya politik dan diplomatik, untuk mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, mencegah setiap upaya eskalasi dari pihak manapun yang berpotensi menarik kawasan ini ke dalam perang regional yang tak terkendali
Yang kedua, mengerahkan dukungan dari masyarakat Arab dan muslim yang turut merasakan penderiktaan saudara-saudara mereka yang tertindas agar berpartisipasi dalam mendukung perjuangan mereka untuk meraih kemerdekaan serta membuka segala saluran resmi dan cara yang tersedia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Yang ketiga, menggalang dukungan global untuk kemerdekaan Palestina dengan memperluas aliansi global mencakup negara-negara Selatan Global dan negara-negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dan menganggap semua bentuk perlawanan dari semua faksi Palestina pada saat yang sama sebagai hak hukum bagi setiap bangsa yang tertindas dan bukan sebuah tindakan terorisme serta mendesak semua lembaga internasional untuk mengisolasi Israel dan mencabut keanggotannya dari PBB dan tidak membiarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan ISrael terhadap rakyat Palestina tanpa hukuman.
Yang keempat, melanjutkan pemutusan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan Israel. Sebagai gantinya memperbesar volume pertukaran perdagangan antar negara-negara anggota kedua organisasi Arab dan Islam.
Yang kelima, menolak segala upaya normalisasi hubungan dan meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Israel, sejalan dengan Arab Peace Initiative."
Indonesia, sebagai bangsa yang lahir dari penderitaan,yang merasakan pahitnya kolonialisme, penindasan, rasisme, dan bahkan genosida bukan hanya selama beberapa tahun atau dekade, tetapi selama berabad-abad demikian juga dengan banyak negara-negara Arab dan Islam.
dalam penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina kami katakan:
Kita Semua Palestina, Kita Semua Palestina. Kita Semua Palestina!
Di hadapan keteguhan dan martabat rakyat Palestina, kami menyatakan:
Tidak ada makna bagi kemerdekaan dan kebebasan kami, jika Palestina tidak merdeka dan bebas.
Bagi kami ini adalah amanat konstitusi, serta kewajiban agama, dan kemanusiaan.
Semoga Allah memuliakan syuhada Palestina dan menganugerahkan mereka negeri yang merdeka dan bebas dengan ibu kotanya Al Quds Al Syarif dan memberikan kita kesempatan untuk dapat beribadah di Masjid Al-Aqsa dan janji tersebut akan datang di waktu dekat Insya Allah."
Selepas mengucapkan salam untuk menutup pidatonya, Anis sontak disambut riuh tepuk tangan hadirin.