Warga Xinjiang Kelaparan Setelah 40 Hari Kena Lockdown Akibat Covid-19
Warga di kota Ghulja, Xinjiang, China mengeluh kelaparan dan kehabisan makanan setelah pemerintah China menerapkan lockdown selama 40 hari untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Warga di kota Ghulja, Xinjiang, China mengeluh kelaparan dan kehabisan makanan setelah pemerintah China menerapkan lockdown selama 40 hari untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dalam unggahan sejumlah warga di media sosial China, termasuk TikTok dan Twitter, warga Ghulja menunjukkan kulkas yang kosong tanpa bahan makanan dan anak-anak yang kelaparan. Sejumlah orang lainnya menangis menceritakan pengalaman mereka selama lockdown yang dimulai pada awal Agustus lalu.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang ditemukan di desa Pingyan, China? Penemuan jejak kaki raksasa menghebohkan desa Pingyan, provinsi Guizhou, di bagian barat daya China.
-
Apa yang ditemukan di Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, China utara? Sebanyak tujuh gigi Petalodus berusia 290 juta tahun dengan bentuk kelopak ditemukan di batu kapur Qianshi di Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, China utara.
-
Apa yang ditemukan di Desa Longxiang, China? Hingga saat ini, telah ditemukan lebih dari 600 jejak kaki dinosaurus di area seluas sekitar 1.600 meter persegi di situs yang berada di Desa Longxiang itu.
Muncul dugaan bahwa pemerintah sengaja memberlakukan lockdown di Ghulja untuk mengurung warga Uighur yang tinggal di kota itu. Sejak lama China dituding mendirikan pusat penahanan dan penjara di Xinjiang untuk memenjarakan 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut.
Yasinuf, seorang mahasiswa Uighir di Eropa mengatakan ibu mertuanya mengirim pesan suara yang menyatakan dia dipaksa ke pusat karantina setelah mengalami batuk ringan. Yasinuf juga mengatakan orang tuanya kehabisan makanan, walaupun sebelumnya telah menyediakan stok sebelum lockdown.
Orang tuanya bahkan dilarang memakai tungku di halaman belakang rumahnya karena takut menyebarkan virus. Akhirnya orang tuanya memakan adonan mentah dari tepung, air, dan garam.
"Suara mereka menghantui kepala saya, yang mengatakan seperti saya lapar, tolong bantu kami," kata Yasinuf, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (15/9).
"Ini abad ke-21, ini tidak masuk di akal," lanjutnya.
Warga lainnya, Nyrola Elima mengatakan ayahnya menjatah persediaan tomat mereka yang semakin menipis, berbagi satu setiap hari dengan neneknya yang berusia 93 tahun. Dia mengatakan bibinya juga panik karena kekurangan susu untuk memberi makan cucunya yang berusia 2 tahun.
Pekan lalu, gubernur setempat meminta maaf dalam konferensi pers karena lamban dan kurangnya respons pemerintah dan berjanji melakukan perbaikan. Kendati pemerintah mengakui keluhan warga, mereka menghapus setiap unggahan warga di media sosial yang mengeluhkan masalah tersebut.
Bahkan polisi juga menangkap sejumlah warganet dengan tuduhan menyebarkan rumor wabah Covid-19. Pada Senin, lebih dari 600 orang ditangkap di sebuah desa di Ghulja setelah mereka melanggar lockdown sebagai bentuk protes kekurangan makanan, menurut laporan Radio Free Asia (RFA). Menurut para pengunjuk rasa, beberapa orang meninggal.
Baca juga:
PBB: 50 Juta Orang Terjebak Perbudakan Modern, Termasuk Pekerja Piala Dunia Qatar
Kunjungi Xinjiang, Xi Jinping Siapkan Pejabat Ahli Marxisme yang Paham Agama
AS Mulai Larang Impor dari Xinjiang China, Ini Alasannya
Komisioner HAM PBB Dijadwalkan Kunjungi Xinjiang Mei Mendatang
China Janji Beri Akses Utusan HAM PBB ke Xinjiang