Wawancara dengan TV Amerika, Presiden Iran Bantah Rencana Pembunuhan Donald Trump
Presiden Iran menegaskan tidak ada rencana untuk membunuh Donald Trump.
Dalam wawancara eksklusif dengan NBC News pada Selasa (14/1), Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Teheran tidak pernah memiliki niatan untuk membunuh Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat dari Partai Republik. Pernyataan ini secara tegas membantah klaim yang sebelumnya disampaikan oleh Trump dan pemerintah Amerika, yang menyebutkan adanya rencana pembunuhan tersebut.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah mendakwa seorang pria asal Iran yang diduga terlibat dalam rencana pembunuhan Trump. Rencana ini dikatakan atas perintah Korps Garda Revolusi Iran. Namun, pihak penegak hukum berhasil menggagalkan rencana tersebut sebelum serangan dapat dilaksanakan, menunjukkan bahwa tuduhan tersebut belum terbukti secara jelas.
- Sempat Mau Diblokir, Bagaimana Nasib TikTok setelah Donald Trump Jadi Presiden?
- Mengejutkan, Donald Trump Tunjuk Presenter TV Jadi Menteri Pertahanan AS
- Menang Pilpres AS, Donald Trump Masih Terjerat Sederet Kasus Hukum, Ini Daftarnya
- Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Percobaan Pembunuhan Terhadap Trump
Trump sebelumnya juga mengklaim bahwa Iran mungkin terlibat dalam upaya pembunuhannya selama kampanye pemilihan presiden tahun lalu. Hal ini menambah ketegangan antara kedua negara, meskipun Pezeshkian menegaskan, "Tidak ada sama sekali," saat ditanya mengenai rencana pembunuhan tersebut. Ia menegaskan, "Kami tidak pernah mencoba ini (pembunuhan Trump-red) sejak awal dan tidak akan pernah melakukannya."
Selama kampanye pemilihan presiden, Trump berhasil lolos dari dua percobaan pembunuhan. Insiden pertama terjadi pada bulan September saat ia bermain golf di West Palm Beach, Florida. Insiden kedua terjadi pada bulan Juli ketika ia menggelar kampanye di Butler, Pennsylvania. Penyelidik tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam kedua insiden tersebut, yang semakin menguatkan pernyataan Pezeshkian.
Tuduhan Intervensi oleh Washington
Iran juga membantah klaim dari Washington yang menyatakan bahwa mereka mencampuri urusan dalam negeri Amerika, termasuk melalui operasi siber. Teheran justru menuduh Washington telah ikut campur dalam urusan dalam negeri Iran selama beberapa dekade. Tuduhan ini merujuk pada berbagai peristiwa, termasuk kudeta 1953 terhadap seorang perdana menteri Iran dan pembunuhan komandan militernya dalam serangan drone Amerika pada tahun 2020.
Pernyataan Pezeshkian dan penolakan Iran terhadap tuduhan pembunuhan Trump menunjukkan kompleksitas hubungan antara kedua negara. Meskipun ada berbagai klaim dan tuduhan yang saling bertentangan, pihak Iran tetap konsisten dalam menolak keterlibatan dalam rencana yang merugikan mantan presiden Amerika tersebut. Situasi ini menyoroti pentingnya dialog dan pemahaman yang lebih baik antara Iran dan Amerika Serikat.