WHO Minta Suntikan Booster Ditunda, Prioritaskan Distribusi Vaksin ke Negara Miskin
Sejumlah negara termasuk Israel dan Jerman telah mengumumkan rencana untuk memberikan suntikan dosis ketiga atau suntikan booster.
WHO meminta penundaan pemberian suntikan booster vaksin Covid-19 sampai setidaknya akhir September.
Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penundaan ini akan mempermudah sedikitnya 10 persen populasi di setiap negara divaksinasi.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
Sejumlah negara termasuk Israel dan Jerman telah mengumumkan rencana untuk memberikan suntikan dosis ketiga atau suntikan booster. Namun Tedros memperingatkan banyak negara miskin yang masih tertinggal dalam program vaksinasi.
Menurut WHO, negara-negara berpendapatan rendah hanya mampu menyuntikkan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya persediaan vaksin.
Karena itu menurut Tedros, kebijakan perlu diubah dan mayoritas vaksin seharusnya dikirim ke negara-negara berpendapatan rendah.
“Saya memahami kekhawatiran semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tapi kita tidak bisa menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi,” jelasnya, dikutip dari BBC, Kamis (5/8).
Ini merupakan seruan keras dari WHO, karena lembaga PBB tersebut berusaha mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
WHO menginginkan 10 persen warga di setiap negara divaksinasi sampai bulan depan, tapi target tersebut sepertinya tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Di Haiti dan Republik Demokratik Kongo (DRC), tidak ada satu pun warga yang telah menerima dua dosis vaksin. Indonesia, yang mengalami lonjakan kasus dan kematian karena Covid dalam beberapa bulan terakhir karena varian Delta, hanya telah memvaksinasi penuh 7,9 persen populasinya, menurut Our World in Data.
Sementara itu, Israel mulai memberikan suntikan booster untuk warganya yang berusia 60 tahun ke atas. Jerman mengumumkan pada Selasa akan mulai memberikan suntikan dosis ketiga vaksin Moderna dan Pfizer. Di Inggris, jutaan orang yang diklasifikasikan sebagai kelompok rentan akan diberikan suntikan booster mulai September.
AS belum mengumumkan kebijakan soal suntikan booster ini, tapi Gedung Putih menyampaikan pada Rabu, pihaknya memiliki cukup dosis untuk didistribusikan ke luar negeri dan juga memastikan warga Amerika bisa divaksinasi penuh.
“Kami pastinya merasa itu adalah pilihan yang keliru dan kita bisa melakukan keduanya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki.
Ini bukan pertama kali Tedros mendesak negara kaya untuk menyumbangkan pasokan vaksin ke negara berpendapatan rendah. Pada Mei, Tedros juga meminta negara-negara kaya menunda rencana memberikan vaksin ke anak-anak dan remaja dan sebaiknya menyumbangkan persediaan vaksin tersebut.
Tedros juga pernah mendesak negara-negara memasok lebih banyak vaksin melalui program Covax.
(mdk/pan)