7 Alasan smartphone bikin manusia malas dan 'lumpuh'
7 Alasan smarphone bikin manusia malas dan 'lumpuh'. Smartphone melakukan segalanya untuk manusia dan mengacaukan kemampuan multitasking. Penggunaan GPS dapat menurunkan kemampuan memori. Sementara mesin pencari membuat kita malas berpikir dan melemahkan insting.
Telepon pintar, agaknya perangkat yang satu ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan setiap orang. Kadang dia membantu kita melakukan banyak hal. Hingga tak terbayangkan apa yang akan terjadi jika smartphone tidak pernah diciptakan.
Berbagai kemudahan diberikan, beragam aplikasi ditawarkan. Namun seringnya kita tak sadar bahwa bahaya sedang mengancam. Kita terlena dengan kemudahan dan praktisnya hidup dengan gadget ini. Kecanggihannya telah mengaburkan kewaspadaan kita. Membuat kita jadi orang yang malas.
-
Smartphone mana yang paling banyak terkirim di dunia pada paruh pertama 2023? iPhone 14 Pro Max adalah HP yang paling banyak dikirimkan ke seluruh dunia pada paruh pertama tahun ini.
-
Mengapa ponsel lipat semakin populer? Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, ponsel lipat telah menjadi tren yang semakin populer, dengan penjualan ponsel lipat mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal ketiga tahun 2023.
-
Mobil mewah apa yang dibeli Ussy untuk Andhika? Mewah Tidak main-main, Ussy membeli Porsche 911 Targa 4 GTS berwarna Ruby Star Neo yang sangat elegan.
-
Mobil seperti apa yang dikendarai Cinta? Dalam sebuah unggahan Instagram, Cinta terlihat memukau saat mengendarai mobil atap terbuka berwarna merah, memancarkan aura berani dan kuat yang mengingatkan pada karakter Letty dari film FAST AND FURIOUS.
-
Dimana Apple keluar dari 5 merek ponsel teratas? Menurut perusahaan riset pasar TechInsights, seperti dikutip dari GizChina, Kamis (16/5), Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
Orang malas tentu tidak produktif. Inilah yang ditakutkan dari penggunaan smartphone yang berlebihan. Ada beberapa faktor penyebab smartphone bisa membuat orang malas, di antaranya sebagai berikut.
Smartphone Melakukan Segalanya Untuk Manusia
Pernah pesan kamar hotel melalui aplikasi smartphone, atau minta abang Gojek beli makanan di warung? Sekarang hal seperti itu mungkin sudah lumrah.
Sebuah startup telah mengembangkan aplikasi TaskRabbit, di mana anda bisa menggunakan jasanya untuk melakukan semua pekerjaan rumahan, seperti berbelanja, membersihkan rumah, dan sebagainya. Bahkan kini ada aplikasi khusus untuk menunggu antrean telepon customer service.
Aplikasi yang 'unik', bukan? Ada saja orang yang rela membelanjakan uangnya, demi tidak menunggu antrean. Entah mereka terlalu sibuk, atau malah terlalu malas.
Jika suatu saat nanti ada aplikasi yang membantu anda untuk tidur tanpa perlu berbaring dan memejamkan mata, apakah anda juga akan mencobanya?
GPS dapat menurunkan kemampuan memori
Sistem GPS berdampak buruk pada hippocampus. Hippocampus adalah bagian dari otak yang berhubungan dengan ingatan. Hal ini diungkap berdasarkan studi yang dilakukan Veronique Bohbot, seorang ahli saraf otak.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi wilayah yang dikunjungi. Dengan adanya GPS, penjelajahan serupa tidak perlu lagi dilakukan.
Tidak ada gunanya mengingat patokan arah saat menuju ke suatu tempat. Karena GPS telah memberitahukan semuanya. Mulai dari tempat-tempat populer, sampai kapan Anda harus berbelok ke kiri atau kanan.
Jika GPS melakukan semuanya, maka setiap kali bepergian Anda akan selalu mengandalkannya. Anda tidak pernah merasa tahu sedang pergi ke arah mana dan jalan mana yang akan dipilih. Padahal ini sangat penting untuk membantu Anda mengingat lokasi yang akan dituju.
Mengacaukan Kemampuan Multitasking
Saat asyik melakukan aktivitas fisik, tiba-tiba smartphone Anda berbunyi. Segera anda sambar dan membaca sebuah pesan instan yang berisi tautan internet. Anda klik tautan tersebut dan terbukalah laman yang dimaksud.
Saat itu terjadi, aktivitas akan terhenti sebentar. Bahkan mungkin anda sudah melupakan pengirim pesan tadi. Dan ini masih belum seberapa.
Penelitian Clifford Nass menyebutkan, seseorang yang melakukan pekerjaan, seperti mengirim email, browsing, dan menonton televisi dalam waktu bersamaan, akan mengalami kesulitan saat harus fokus pada satu pekerjaan. Ironisnya, mereka bahkan kesulitan beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Karenanya Nass menyimpulkan, terlalu sering melakukan banyak pekerjaan secara serentak, malah berakibat menurunkan kemampuan multitasking manusia.
Mesin Pencari Membuat Malas Berpikir
Ada satu soal matematika. Sebuah tongkat pemukul dan bolanya dibeli dengan harga 1,1 dolar AS. Harga tongkat pemukul 1 dolar lebih tinggi dari harga bola. Berapakah harga sebuah bola?
Dalam sebuah studi di Universitas Waterloo, Kanada, pertanyaan ini dilontarkan kepada beberapa orang. Tujuannya untuk mengetahui apakah mereka berpikir secara intuitif atau analitik.
Orang yang berpikir intuitif, akan menjawab dengan harga 1 sen. Namun orang yang berpikir analitik menganggap jawaban itu tidak logis, dan kemudian menjawabnya dengan benar, yaitu seharga 0.5 sen dolar.
Kemudian para peserta diberi pertanyaan lanjutan tentang seberapa lama mereka menggunakan mesin pencari. Hasilnya, para pemikir intuitif terlalu sering mengandalkan mesin pencari untuk menemukan jawaban daripada mencoba memikirkannya sendiri. Mereka yang memiliki dan terbiasa menggunakan smartphone cenderung mendapatkan skor yang lebih rendah dalam tes sederhana ini.
Mesin Pencari Melemahkan Insting
Setiap manusia memiliki insting yang menggerakkan mereka dalam mengambil sebuah keputusan, entah insting tersebut hanya didasarkan pada naluri atau pemikiran logis. Dalam sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di ScienceDirect, ditemukan bukti bahwa orang-orang yang mengambil keputusan berdasar naluri impulsif memiliki kebiasaan menggunakan mesin pencari di smartphone.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh orang-orang yang menggunakan insting berdasar pemikiran rasional dalam pengambilan keputusan. Mereka cenderung lebih terbiasa untuk mencari jawaban segala sesuatu dengan kekuatan pikiran.
Meniadakan Interaksi Sosial Dengan Manusia Lain
Interaksi dan ikatan emosional dengan manusia lain merupakan unsur penting dalam kehidupan kita sebagai makhluk dengan kecerdasan tinggi. Hubungan dengan sesama akan membantu kita bertumbuh dan mencapai kematangan emosional sebagai manusia. Namun dengan adanya smartphone yang memenuhi segala kebutuhan kita, manusia jadi semakin terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Interaksi sosial semakin minim, bahkan pasangan pun lebih memilih berkomunikasi lewat jejaring sosial daripada tatap muka langsung.
Menimbulkan Kecanduan
Apapun penyebabnya, yang namanya kecanduan merupakan hal negatif. Ini menyebabkan kita memiliki ketergantungan berlebih terhadap suatu hal. Jika objek adiksi tidak didapatkan secara berkala, si pecandu tidak akan bisa beraktivitas secara normal. Dalam beberapa kasus bahkan menunjukkan gejala merusak diri sendiri.
Sementara kecanduan gadget merupakan fenomena nyata di era digital ini. Di berbagai negara mulai bermunculan pusat terapi untuk menangani anak-anak yang kecanduan smartphone atau video game mereka.
Demikian berbagai efek negatif yang bisa terjadi karena penggunaan smartphone secara berlebihan. Bukan berarti kita dilarang menggunakan perangkat elektronik canggih ini. Tetapi alangkah baiknya kalau kita bisa memanfaatkan smartphone dengan bijak. Jangan sampai menggantungkan segala hal terhadap kemudahan yang ditawarkan teknologi.
Sumber: Lifehack
Baca juga:
Deretan smartphone yang harus ditunggu di acara MWC 2017!
Gambar yang menunjukkan bentuk Samsung Galaxy S8 bocor!
Moto Z luncurkan Moto Mod baru, sebuah walkie-talkie!
Di MWC OPPO bakal perkenalkan teknologi kamera baru
Advan soal G1: Kami ingin produk yang sempurna