Galeri ini bikin kaum tuna netra bisa nikmati karya maestro dunia
Dengan teknologi 3D, galeri ini memungkinkan kaum tuna netra untuk menikmati lukisan para maestro dunia.
Nilai seni sebuah lukisan umumnya harus dinikmati dengan kedua mata. Tetapi dengan begitu berarti mereka yang tak dikaruniai indera penglihatan tak bisa menikmatinya pula.
Untungnya, dengan kecanggihan teknologi kini kaum tuna netra pun bisa mengapresiasi seni dalam lukisan karya maestro-maestro dunia.
Museum Prado yang ada di Madrid, Spanyol telah membuka jalan bagi kaum tuna netra untuk menikmati hasil karya para pelukis dunia. Dilaporkan situs Bored Panda, salah satu galeri seni paling terkenal di Eropa itu baru meluncurkan beberapa set replika lukisan tersohor yang dilengkapi dengan teknologi 3D.
Pameran lukisan tersebut akan berlangsung hingga tanggal 28 Juni 2015. Pembuatannya dibantu oleh sejumlah ahli yang juga tuna netra. Dengan teknik Didu, lukisan yang tadinya dua dimensi direproduksi menjadi lukisan tiga dimensi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana Uje meninggal? Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah. Saat itu Uje tengah mengendarai sepeda motor jenis Kawasaki, sendirian.
-
Kapan Uje meninggal? Kiprah ustaz gaul ini hanya bertahan hingga usia 40 tahun. Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Menara Siger diresmikan? Bangunan ini telah diresmikan pada tahun 2008 oleh Gubernur Lampung saat itu, Sjachroedin Z.P.
Photo credit
Teknik Didu ini dikembangkan oleh Estudios Durero, sebuah firma desain yang berbasis di Bilbao, Spanyol. Mereka menggunakan printer khusus dan proses kimia selama 12 jam untuk membuat gambar yang 'muncul'.
Photo credit
Enam lukisan hasil reproduksi tersebut memungkinkan kaum tuna netra untuk menikmati lukisan dengan cara menyentuh permukaannya. Lukisan-lukisan tersebut juga akan dilengkapi dengan teks braille dan panduan berbasis audio.
Photo credit
Dengan begini, semua orang kini bisa mengagumi dan menilai karya-karya terkenal seperti Monalisa.
Baca juga:
Kocak, pria asal Medan buat Black Widow cabuti bulu ketiak Hulk
5 Orang ini sulap hal biasa jadi seni bernilai tinggi
Begini jadinya kalau permen jelly dipertemukan dengan seni rajut
7 Karya seni super mini dengan detail mengagumkan
Ingin seni ramah lingkungan, pria ini 'melukis' mural dengan cahaya