Mencicipi empuknya sate tempo dulu di Warung Sate Gebug Malang
Bersantap di sini serasa kembali ke Malang pada tahun 1950-an.
Para pecinta kuliner tempo dulu di Malang pasti sudah tak asing lagi dengan Warung Sate Gebug yang ada di daerah Kayu Tangan. Warung di bilangan Basuki Rahmat ini sudah berdiri sejak tahun 1920-an dan masih jadi tempat makan favorit warga Malang.
Karena tempatnya tidak besar dan terselip di antara deretan toko modern yang lebih mencolok, mungkin warga luar Malang yang ingin menjajal makan di sini agak sulit menemukannya. Cara paling mudah untuk memastikan lokasi Warung Sate Gebug adalah mencari restoran cepat saji McDonald's Kayu Tangan yang berdiri tepat di sebelah warung.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Apa saja yang menarik dari wisata Kota Malang? Wisata Kota Malang memang selalu menarik untuk dikunjungi. Banyak tempat wisata Kota Malang yang bisa jadi pilihan saat hari libur. Selain wisata alam yang masih asri, Kota Malang juga memiliki berbagai destinasi wisata lain yang patut untuk dikunjungi.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Kuliner kekinian apa saja yang ditawarkan di Chillax Sudirman? Di sana, Anda bisa mencoba berbagai makanan dan minuman dari yang ringan sampai berat seperti sushi, steak, ramen, dan berbagai jajanan khas Korea atau Jepang.
-
Apa yang bisa dilakukan di Alun-alun Kota Malang? Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas, seperti bersepeda, bermain layang-layang, atau hanya sekadar duduk-duduk menikmati suasana.
Bersantap di sini serasa kembali ke Malang pada tahun 1950-an. Tempat makannya khas, berupa gardu listrik lawas yang disulap jadi kedai bernuansa hijau tua. Bagian dalamnya pun menampilkan kekhasan bangunan zaman dulu. Di salah satu sudut bahkan masih ada pajangan radio mono yang populer beberapa dekade lalu. Tak heran banyak tamu berusia lanjut yang datang ke sini untuk berwisata kuliner sekaligus nostalgia.
Warung Sate Gebug menyajikan menu berbahan dasar daging sapi, yaitu soto, sop, rawon, dan sate. Yang jadi andalan adalah sate gebugnya.Tak seperti sate pada umumnya, di sini daging sapi digebug alias dipukul-pukul sampai lunak tetapi tidak putus, baru kemudian dibakar dengan bumbu kecap dan rempah. Setelah matang, sate disajikan bersama nasi hangat dan semangkuk bumbu kecap yang agak pedas.
Pemilik warung punya cara yang unik buat menginstruksikan pesanan kepada juru masak, yaitu dengan cara membunyikan lonceng yang tersambung tali. Setelah itu barulah sate dimasak di samping kedai. Sementara sop, rawon, soto, dan minuman disiapkan sendiri oleh pemilik.
Si pemilik warung sendiri yang mengantarkan pesanan ke meja pelanggan. Kalau masih kurang lauk, di setiap meja tersedia piring berisi mendhol pipih yang renyah.
Sate gebug ini dibanderol dengan harga Rp18.000per tusuk. Cukup mahal memang, tetapi karena ukurannya yang besar biasanya para pelanggan sudah puas dengan satu tusuk saja.
Meskipun dari luar terlihat tidak banyak kendaraan yang parkir, warung ini sudah ramai sejak pagi. Menurut Bu Cipto, sang pemilik kepada Merdeka.comwarung ini buka mulai pukul 7.30 hingga16.30Banyak pelanggan yang membawa keluarga untuk sarapan di sini.
Baca juga:
Agar tempe berkelas, de'Konco sandingkan cokelat dan tempe
5 Kafe unik dan nyentrik yang cuma ada di Jepang
Lumpia Hoklay Malang, tempat lahirnya Fosco andalan
Kedai ini denda pelanggan untuk setiap butir nasi yang tak dimakan
Ore no Yome, kafe unik di mana pelanggan bisa pesan istri semalam