Mengenal 10 Fisikawan di Film Oppenheimer, Biar makin Semangat Nontonnya
J. Robert Oppenheimer adalah fisikawan teoritis yang menjadi tokoh sentral dalam filmOppenheimer. Pria yang dikenal sebagai "Bapak Bom Atom" itu dianggap sebagai tokoh penting dalam akhir Perang Dunia II, terutama karena bom atom yang dikembangkan Manhattan Project pimpinannya. Selain Oppenheimer, siapa saja fisikawan yang terlibat dalam Manhattan Project? Bagaimana dengan para ilmuwan yang membuat bom atom tandingan untuk Nazi Jerman? Berikut ini sosok dan profil singkat mereka.
1. Albert Einstein
Albert Einstein dianggap sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh pada abad ke-20 untuk penemuannya tentang hukum efek fotolistrik.
Ia dikenal karena teori relativitas temuannya dan kontribusinya pada pengembangan teori mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Einstein dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penemuannya tentang hukum efek fotolistrik.
Einstein sempat ikut menyarankan Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt untuk percepatan penelitian nuklir, karena Jerman dikhawatirkan sudah memulai pengembangan bom atom. Walaupun begitu, di kemudian hari Einstein dikenal sebagai fisikawan pasifis yang tidak setuju dengan penggunaan senjata nuklir dalam militer. Bersama sejumlah ilmuwan lainnya, Einstein aktif mengkampanyekan penolakan terhadap pengujian senjata nuklir pasca Perang Dunia II.
2. Hans Bethe
Hans Bethe adalah seorang fisikawan teoretis Jerman-Amerika yang memberikan kontribusi besar pada fisika nuklir, astrofisika, dan elektrodinamika kuantum. Bethe memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1967 untuk karyanya tentang teori nukleosintesis bintang. Selama Perang Dunia II, ia menjadi kepala Divisi Teoritis di laboratorium rahasia Los Alamos yang mengembangkan bom atom pertama.
Peran Bethe dalam Perang Dunia II adalah menghitung massa kritis senjata dan mengembangkan teori yang digunakan dalam bom "Fat Man" penghancur Nagasaki pada Agustus 1945. Setelah perang, Bethe juga memainkan peran penting dalam pengembangan bom hidrogen. Kemudian, ia bergabung dengan Albert Einstein dan Emergency Committee of Atomic Scientists dalam menolak senjata nuklir.
3. Luis Walter Alvarez
Luis Walter Alvarez adalah seorang fisikawan eksperimental, penemu, dan profesor Amerika yang pemenang Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1968. Ia berkontribusi pada sejumlah proyek pembuatan radar yang digunakan pada Perang Dunia II. Selain mendesain lensa peledak dan mengembangkan detonator exploding-bridgewire untuk Manhattan Project, Ia juga berperan dalam uji coba nuklir Trinity. Alvarez bahkan mengamati langsung pemboman Hiroshima dari pesawat tempur B-29 The Great Artiste.
Alvarez disebut sebagai salah satu fisikawan eksperimental paling brilian dan produktif pada abad 20. Setelah perang, Alvarez dan putranya, geolog Walter Alvarez mengembangkan hipotesis Alvarez yang menyebut kejatuhan asteroid sebagai penyebab punahnya dinosaurus non-avian. Ia juga terlibat dalam proyek eksplorasi Piramida Mesir dengan sinar-X untuk menemukan ruangan-ruangan rahasia di dalamnya.
4. Enrico Fermi
Enrico Fermi adalah seorang fisikawan Italia yang kemudian menjadi warga negara Amerika. Ia adalah salah satu dari sedikit fisikawan yang unggul dalam fisika teoritis dan fisika eksperimental. Fermi menciptakan reaktor nuklir pertama, Chicago Pile-1. Ia dijuluki "Arsitek Zaman Nuklir" dan "Arsitek Bom Atom".
Fermi dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1938 untuk karyanya tentang radioaktivitas yang diinduksi oleh pengeboman neutron dan penemuan unsur transuranium. Bersama koleganya, Fermi mengajukan beberapa paten terkait penggunaan tenaga nuklir. Sayangnya, penemuan-penemuannya diambil alih oleh pemerintah AS.
5. Edward Teller
Edward Teller adalah seorang fisikawan teoretis Hungaria-Amerika. Ia juga dikenal sebagai "Bapak Bom Hidrogen". Ia juga salah satu pencipta desain Teller-Ulam, model senjata-senjata termonuklir modern.
Teller memberikan banyak kontribusi pada fisika nuklir, fisika molekuler, dan spektroskopi. Ia merupakan sosok penting di balik teori efek Jahn-Teller dan Renner-Teller. Ia menyempurnakan teori peluruhan beta Enrico Fermi dalam bentuk transisi Gamow-Teller, dan menemukan teori Brunauer-Emmett-Teller (BET) yang menjadi landasan utama dalam fisika dan kimia.
6. Ernest Lawrence
Ernest Lawrence Ernest adalah seorang fisikawan nuklir Amerika. Ia dikenal karena karyanya pada pemisahan isotop uranium untuk Manhattan Project. Lawrence mendapatkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1939 untuk penemuannya tentang siklotron. Lawrence Berkeley National Laboratory dan the Lawrence Livermore National Laboratory didirikan olehnya.
7. Niels Bohr
Niels Bohr adalah seorang fisikawan dan filsuf Denmark yang memberikan kontribusi mendasar terhadap pemahaman struktur atom dan teori kuantum.
Ilmuwan yang dianggap sebagai "Bapak Fisika Kuantum" itu diganjar Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1922. Bohr mengembangkan model atom Bohr yang menyatakan bahwa tingkat energi elektron bersifat diskrit dan bahwa elektron berputar dalam orbit stabil di sekitar inti atom, tetapi dapat melompat dari satu tingkat energi (atau orbit) ke tingkat energi lain. Meskipun model Bohr kemudian digantikan oleh model lain, prinsip-prinsip dasarnya tetap digunakan.
8. Isidor Isaac Rabi
Isidor Isaac Rabi adalah fisikawan Amerika Serikat yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika 1944 atas penemuannya tentang resonansi magnetik nuklir. Ia juga salah satu ilmuwan pertama di Amerika Serikat yang meneliti magnetron rongga. Magnetron rongga yang saat itu digunakan untuk sistem radar kemudian digunakan untuk oven microwave dan akselerator partikel linier. Rabi mengerjakan radar untuk MIT dan menjadi penasihat untuk Manhattan Project.
9. Werner Heisenberg
Werner Heisenberg adalah fisikawan teoretis Jerman. Ia adalah salah satu perintis teori mekanika kuantum dan dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1932 atas teorinya. Heisenberg adalah ilmuwan utama dalam program senjata nuklir Jerman selama Perang Dunia II.
Heisenberg sempat diminta untuk Menteri Persenjataan Nazi, Albert Speer untuk mengembangkan riset buat senjata nuklir. Walaupun begitu, Heisenberg mengatakan kalau pengembangan senjata nuklir di Jerman sulit dicapai, karena dana yang terbatas jika dibandingkan Manhattan Project.
10. Patrick Blackett
Patrick Blackett adalah seorang fisikawan eksperimental Inggris yang dikenal karena karyanya pada ruang gelembung, sinar kosmik, dan paleomagnetisme. Ia memenangkan Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1948. Pada Perang Dunia II, Blackett berkontribusi dengan menjadi penasihat strategi militer dan mengembangkan Operasional Research (OR) untuk militer AS.
Saat menjadi peneliti di Cambridge, Blackett sempat menjadi mentor J. Robert Oppenheimer. Karena sering berselisih dengan Blackett, Oppenheimer mengaku kalau ia sempat mencoba meracuni pembimbingnya itu. Untungnya, Blackett tak memakan apel beracun yang disiapkan oleh Oppenheimer untuknya.