Mengenal Pulau Ular, Tempat Paling Berbahaya di Bumi
Orang lokal di Sao Paulo Brasil menyebutnya Ilha da Queimada Grande. Tapi dunia mengenalnya dengan sebutan Snake Island atau Pulau Ular.
Pulau itu berdiri terasing di Samudera Atlantik. Dari jauh, perpaduan tebing karang dan hutan tropis kelihatan sangat indah. Siapa sangka di pulau itu hidup salah satu spesies paling berbahaya di muka bumi.
Orang lokal di Sao Paulo Brasil menyebutnya Ilha da Queimada Grande. Tapi dunia mengenalnya dengan sebutan Snake Island atau Pulau Ular.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Di mana Pulau Ular yang dihuni ular-ular langka itu berada? Pulau kecil yang disebut juga sebagai Pulau Ular berada di Brasil. Secara administrasi, Pulau Ular ini bernama Ilha da Queimada Grande. Lokasinya di lepas pantai bagian tenggara Brasil. Wilayah tersebut adalah bagian dari Negara Bagian Sao Paulo.
-
Di mana Ujung Kulon Janggan berada? Lokasinya berada di Janggan, Poncol, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Di sinilah hidup Bothrops insularis, atau si viper tombak emas. Namanya didapat karena kepala ular ini berwarna emas jika kena sinar matahari. Racunnya bisa membunuh manusia kurang dari satu jam.
Di pulau seluas 43 hektar ini hidup ribuan ular viper tersebut. Jika tak benar-benar awas, nyawa taruhannya.
"Dulu ada beberapa nelayan yang melihat pisang tumbuh di pulau ini. Mereka berlabuh di pulau untuk mengambilnya. Tapi tak ada yang pernah kembali," kata seorang nelayan Sao Paulo yang diwawancarai Vice dalam film dokumenter.
Di pulau itu terdapat sebuah mercusuar yang dibangun untuk menerangi perairan di Sao Paulo. Dulu sekali, ada penjaga yang tinggal di sana bersama keluarganya. Namun kabarnya ular membunuh mereka.
Kini mercusuar itu tetap ada. Hanya tak ada penjaga di sana. Meriam dijalankan otomatis dengan baterai. Setiap beberapa bulan sekali, angkatan laut yang bertugas mengganti baterai mercusuar itu. Bukan tugas yang menyenangkan untuk mereka.
Namun ternyata jumlah ular di sana terus berkurang. Selain persaingan sulitnya mencari makanan, disinyalir ada orang-orang yang sengaja menangkap viper kepala tombak yang langka itu untuk dijual. Harganya bisa ribuan dollar di pasar gelap.
Karina Rodrigues, seorang peneliti dari Butantan Institute memperkirakan jumlah ular viper di sana kini 'tinggal' 1.500 hingga 2.000 ekor
Tetap saja nama Pulau Ular membuat orang bergidik ngeri. Hanya ilmuwan, angkatan laut atau penyelundup satwa yang berani menginjakan kaki di sana.
(mdk/noe)