Pengelolaan Limbah Sangat Efektif, Swedia sampai Harus Impor 800.000 Ton Sampah
Ratusan ribu apartemen, rumah, dan gedung di Swedia menggunakan listrik yang bersumber dari limbah.
Belakangan ini, limbah telah menjadi masalah serius bagi setiap negara. Tidak hanya menciptakan polusi, limbah yang tidak diproses juga menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana yang dapat mempercepat pemanasan global.
Namun, sampah bukan jadi masalah besar di Swedia. Pemerintah negara ini melakukan revolusi total terhadap sistem pengelolaan limbahnya. Mereka mengolah lebih dari 50 persen limbah menjadi energi listrik.
-
Siapa Sanggramawijaya Tunggadewi? Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar. Putri Sulung Raja Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara.
-
Siapa Santyka Fauziah? Dia adalah seorang seleb TikTok yang cukup rajin bikin konten.
-
Kapan Terowongan Sawahlunto dibangun? Dilansir dari beberapa sumber, Terowongan Lubang Kalam atau bisa juga disebut Terowongan Sawahlunto ini didirikan oleh pemerintah Belanda sekira tahun 1892.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Apa itu Sebelik Sumpah? Sebelik Sumpah, sebuah cendera mata atau sejenis perhiasan milik Orang Rimbo di Provinsi Jambi. Tiap daerah di Indonesia memiliki kerajinan tradisional yang digunakan sebagai perhiasan atau cendera mata oleh penggunanya. Bahkan, benda tersebut disebut-sebut memiliki kisah dan mitos dibaliknya.
Ratusan ribu apartemen, rumah, dan gedung di Swedia menggunakan listrik yang bersumber dari limbah. Karena terlalu sedikit sampah yang bisa diolah menjadi energi listrik, negara ini sampai harus impor sampah dari negara lain.
800.000 Ton Limbah Impor untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
kantor pusat dan pusat pembangkit listrik Sysav yang meliputi fasilitas pembakaran limbah dan kremas © Wikimedia Commons/David Castor
Swedia menghasilkan rata-rata 467 kg limbah per orang dan hampir 4,4 juta ton limbah rumah tangga dihasilkan setiap tahunnya. Sementara sebagian dari sampah ini diolah melalui daur ulang dan pembakaran, separuhnya dibawa ke fasilitas pengolahan limbah untuk diubah menjadi listrik.
Saat ini, Swedia punya 34 pabrik pengolahan limbah menjadi energi listrik. Negara ini juga mengimpor hampir 800.000 ton limbah dari Inggris, Norwegia, Italia, dan Irlandia.
Dilaporkan oleh The New York Times (8/4/2022), 34 pembangkit listrik tenaga sampah di Swedia memasok panas untuk 1.445.000 rumah tangga dan menyediakan pasokan listrik untuk 780.000 rumah tangga. Angka-angka ini sangat mengesankan mengingat populasi penduduk Swedia yang berjumlah sekitar 10 juta orang.
Negara Paling Hijau dan Berkelanjutan
pemandangan kota Stockholm, Swedia © pixabay.com/12019
Swedia disebut sebagai salah satu negara paling "hijau" dan berkelanjutan di dunia. Negara di Eropa Utara ini telah menjadi teladan bagi negara-negara lain berkat upaya sukses mereka dalam mengelola sampah, mengurangi emisi, dan menggunakan sumber energi terbarukan.
Dilansir Earth.org (26/5/2022), sekitar 60 persen sampah dunia berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun, lain halnya dengan Swedia. Hanya 1 persen limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Sejak tahun 1990-an, pemerintah Swedia telah menerapkan serangkaian kebijakan yang efektif untuk mengurangi limbah, meningkatkan kesadaran di kalangan produsen dan warga untuk membuang sampah dengan benar, dan mengurangi emisi secara signifikan.
Setiap pabrik dan bisnis bertanggung jawab atas semua biaya yang terkait dengan pengumpulan dan pembuangan produk mereka. Pembuangan sampah diatur dengan sistem yang ketat. Setiap rumah tangga diminta untuk menerapkan "biaya limbah" berdasarkan berat sampah yang dihasilkan untuk mendorong mereka melakukan daur ulang.
Buat mempermudah upaya warga dalam membuang dan mengolah sampah, pusat pengumpulan sampah dibangun di setiap kompleks perumahan. Jaraknya tak boleh lebih dari 300 meter. Hasilnya, tingkat daur ulang di Swedia melonjak dari 38% menjadi 99% sejak tahun 1975.
(mdk/tsr)