Pestisida bebas bahan kimia bikinan rumah untuk basmi hama tanaman
Pestisida alami ini bisa dibuat dari bahan-bahan yang ada di rumah. Bebas bahan kimia, murah, dan efektif.
Memelihara tabulampot (tanaman buah dalam pot) atau menanam sayuran sendiri memang lebih bermanfaat, terutama jika kita ingin memastikan segala sesuatu yang dikonsumsi aman dan bebas bahan kimia. Namun memelihara tanaman organik juga tidak semudah yang terlihat. Masalah yang paling sering dihadapi adalah hama yang kerap merusak tanaman.
Solusi paling mudah adalah dengan menyemprotkan pestisida. Tetapi kalau begini caranya tanaman buah dan sayur mayur jadi bersentuhan dengan bahan kimia berbahaya. Ada baiknya beralih ke pestisida natural yang jauh lebih aman. Bisa dibuat dengan bahan-bahan yang ada di rumah, kok. Berikut ini beberapa resep dari Tipnut yang bisa dicoba.
Cabai, bawang merah, dan bawang putih
Blender 2 buah cabai merah besar, 1 buah bawang bombay, dan 1 bonggol bawang putih (terdiri dari 5-8 siung) dengan 50 ml air. Tambahkan air panas (tidak mendidih) dalam jumlah besar, kemudian diamkan selama 24 jam. Semprotkan pada daun tanaman.
Air garam
Air garam efektif untuk membunuh dan mengusir ulat serta serangga lain yang kerap memangsa daun tanaman. Larutkan 2 sendok makan garam dengan air hangat dalam jumlah besar. Biarkan dingin, kemudian gunakan untuk menyemprot tanaman.
Minyak sayur dan sabun cuci piring
Larutkan 1 sendok makan minyak sayur, 1 sendok makan sabun cuci piring, dan 100 ml air. Kocok sampai menyatu dan pestisida alami sudah siap digunakan.
Air jeruk
Panaskan 1000 ml air di atas kompor. Begitu mulai mendidih masukkan 300 gram kulit jeruk atau lemon. Segera angkat dan dinginkan. Pestisida yang satu ini efektif untuk menyingkirkan cabuk (hama berwarna putih yang biasa mengerubungi daun dan batang).
Itulah beberapa pestisida bebas bahan kimia yang bisa digunakan untuk membasmi hama tanaman.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Mengapa Prewangan Studio memilih konsep DIY? Praktik Prewangan Studio fokus pada semangat DIY (Do It Yourself). Para anggota Prewangan Studio terdiri dari guru, seniman multimedia, praktisi furnitur, praktisi elektro, dalang, praktisi usaha bidang agraris maupun maritim, desainer, praktisi musik, dokter hewan, dan masyarakat sebagai kolabolator.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Apa saja yang menjadi ciri khas dari DIKB dibandingkan dengan DIY dan DIS? Berbeda dengan DIY dan DIS, wilayah ini merupakan satuan dari berbagai kesultanan dan kerajaan.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Dimana para petani di DIY berdomisili? Nurohmad, petani asal Kalurahan Pondokrejo, Tempel, Sleman, merasakan betul sulitnya hidup sebagai buruh tani.
Baca juga:
5 Cara unik manfaatkan alumunium foil
Tinggal lipat, kamu bisa ubah hoodie jadi barang-barang serbaguna
Hilangkan bau tak sedap dalam ruangan dengan bawang merah
Ini yang harus dilakukan ketika sepatu suede basah
6 Cara mudah agar mebel dapat bertahan lama