Cerita Menteng Jadi Kawasan Elite Jakarta
Menteng merupakan salah satu kawasan elite di Jakarta, bahkan sudah menjadi kawasan elite sejak zaman Kolonial Belanda.
Menteng merupakan salah satu kawasan elite di Jakarta, bahkan sudah menjadi kawasan elite sejak zaman Kolonial Belanda.
Jika melewati kawasan Menteng, maka akan disuguhi dengan pohon-pohon rindang serta rumah-rumah mewah tempat tinggal orang-orang bergengsi, mulai dari duta besar, pejabat negara, hingga pengusaha terkenal.
- Beredar Spanduk Kaesang 2024-2029 di Jakarta
- Cerita Kelam Lonceng Soli Deo Gloria, Dulu Jadi Tanda Kematian di Batavia
- Dikelilingi Gedung Bertingkat, Begini Kisah Gedung Candra Naya di Pecinan Jakarta Barat yang Legendaris Sejak 1807
- Boiyen Melongo Melihat Rumah Mewah Pengacara Senior Fredrich Yunadi, Pintu Gerbang yang Canggih Dibukanya dengan Berdehem
Sebenarnya, dari dulu Menteng memang sudah menjadi kawasan elite. Mengutip dari 212 Asal-usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, dikatakan dari sejarahnya pada abad ke-17 kawasan Menteng masih dihuni oleh binatang buas karena semula kawasan ini merupakan hutan dan banyak ditumbuhi pohon buah-buahan.
Salah satu pohon yang banyak ditanami di daerah ini adalah pohon buah menteng, oleh karena itu masyarakat memberi nama daerah ini dengan sebutan Menteng.
Sejak tahun 1810, wilayah ini mulai dibuka oleh Gubernur Jenderal Daendels dengan tujuan memperluas kota Batavia. Kemudian, pada tahun 1912, pemerintah Hindia Belanda membeli tanah di sekitar Menteng untuk dijadikan perumahan bagi pegawai pemerintah.
Sejak saat itu, Menteng menjadi kawasan elite yang dihuni oleh para pejabat Hindia Belanda.Kawasan Menteng juga kental akan arsitektur Eropa, karena awalnya dibangun berdasarkan rancangan arsitek Belanda, P.A.J. Moojen.
Selain itu, Menteng merupakan salah satu kawasan dengan arsitektur modern pertama di Jakarta. Saat itu, kawasan ini dirancang sebagai kota taman, terinspirasi oleh tren pembangunan taman di Eropa, terutama di Belanda, pada abad ke-19 dan ke-20.
Diambilalih Jepang
Dengan demikian, Menteng yang menjadi kawasan tempat tinggal orang-orang bergengsi Belanda dibangun hal serupa.
Taman-taman yang dibangun yaitu Taman Suropati yang terletak di antara Jalan Imam Bonjol (Nassau Boulevard) dan Jalan Diponegoro (Oranje Boulevard), Taman Lawang yang terletak di Jalan Sumenep, Situ Lembang di Jalan Lembang, Taman Cut Mutiah di Jalan Taman Cut Mutiah, serta Stadion Menteng, yang kini telah beralih fungsi menjadi Taman Menteng.
Setelah kekuasaan beralih ke tangan Jepang, rumah-rumah yang sebagian besar dimiliki oleh orang Belanda berpindah kepemilikan kepada para pejabat Jepang, maupun kepada para elite Indonesia.
Salah satu contohnya adalah Laksamana Maeda, yang menetap di Menteng.Dan setelah Indonesia merdeka, Menteng tetap menjadi kawasan elite di Jakarta.
Banyak para tokoh bersejarah serta duta besar dari negara lain yang tinggal di Menteng. Selain itu, banyak bangunan di Menteng yang memiliki nilai sejarah tinggi, salah satunya adalah Gedung Joang 45, yang kini berfungsi sebagai museum perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hingga kini Menteng masih menjadi kawasan elite di Jakarta, di mana para orang-orang bergengsi tinggal disana.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti