Di Balik Mundurnya Moh Hatta sebagai Wakil Presiden
Setelah mengemban tugas selama 11 tahun, Mohammad Hatta memutuskan untuk mengakhiri jabatannya sebagai Wakil Presiden.
Mohammad Hatta merupakan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, menjabat sejak 1945 hingga 1956. Ia terpilih untuk mendampingi Soekarno sebagai Presiden pertama.
Setelah mengemban tugas selama 11 tahun, Mohammad Hatta memutuskan untuk mengakhiri jabatannya sebagai Wakil Presiden. Ia secara resmi mengundurkan diri pada 1 Desember 1956.
- Buntut Panjang Polemik Hina Penjual Es Teh, Gus MIftah Mundur Sebagai Utusan Khusus Presiden & Kini Muncul Petisi Baru
- Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah Segera Temui Prabowo
- Sambil Menangis, Gus Miftah Beberkan Alasan Mundur dari Utusan Khusus Presiden
- Cerita Bung Hatta Kerepotan Bawa 16 Peti Buku Kesayangannya saat Diasingkan ke Boven Digoel
Namun, apa sebenarnya alasan di balik keputusan Mohammad Hatta untuk meninggalkan posisinya sebagai Wakil Presiden Indonesia?
Kabar pengunduran diri Wakil Presiden Mohammad Hatta mengejutkan parlemen dan menjadi berita utama di seluruh surat kabar nasional.
Pada 1 Desember 1956, Bung Hatta secara resmi melepaskan jabatannya sebagai Wakil Presiden, menandai berakhirnya era dwitunggal bersama Presiden Soekarno.
Sebetulnya, rencana pengunduran diri Bung Hatta sudah mencuat sejak 1955, ketika ia pertama kali mengajukan permohonan kepada parlemen. Namun, permintaan tersebut tidak mendapat respons.
Baru pada 23 November 1956, Bung Hatta mengirimkan surat kedua yang menyatakan dengan tegas bahwa masa jabatannya sebagai Wakil Presiden akan berakhir pada 1 Desember 1956.
Surat ini akhirnya ditanggapi oleh DPR dalam sidang tanggal 30 November 1956, yang menyetujui permohonan pengunduran diri tersebut.
Kenapa Moh Hatta Mundur?
Presiden Soekarno kemudian mengesahkan pengunduran diri Hatta melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 13 Tahun 1957, yang secara resmi memberhentikannya dengan hormat terhitung mulai 1 Desember 1956.
Keputusan ini menuai keprihatinan dari banyak pihak, terutama karena Bung Hatta dianggap sebagai simbol keseimbangan antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya bagi masyarakat di luar Jawa seperti Sumatra.
Pengunduran diri ini tidak lepas dari berbagai persoalan mendasar yang selama ini mengganjal hubungan antara Bung Hatta dan Presiden Soekarno. Alasan utama Mohammad Hatta memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Indonesia karena perbedaan pandangan yang semakin tajam dengan Presiden Soekarno.
“Beberapa kali Mohammad Hatta sering menganggap presiden Sukarno melampaui tugas-tugasnya sebagai seorang Kepala Negara, mengintervensi hal-hal tertentu dalam jalannya pemerintahan. Itu yang kemudian mulai renggang,” jelas Erwin Kusuma, seorang sejarawan dan kurator museum, dalam siniar 'Topsecret: Mundurnya Bung Hatta Sebagai Wakil Presiden' di kanal Youtube ANRI.
Ranah Pribadi
Erwin Kusuma juga mengatakan bahwa ketegangan antara keduanya tidak hanya terjadi dalam urusan kenegaraan, tetapi juga merembet ke ranah pribadi.
Salah satunya Hatta kurang suka dengan sikap Sukarno yang gemar perempuan. Hubungan keduanya semakin menegang ketika Bung Hatta tidak setuju ketika Sukarno memutuskan untuk menikah dengan Hartini, yang waktu itu reputasinya kurang baik.
Hubungan yang awalnya harmonis perlahan memudar, digantikan oleh perbedaan pandangan yang semakin tajam. Pada akhirnya, Bung Hatta memilih untuk mundur dari jabatan.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti