Jabat Utusan Khusus Presiden Cuma 1,5 Bulan, Apa yang Sudah Dikerjakan Gus Miftah?
Gus Miftah resmi mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Gus Miftah resmi mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Miftah melepaskan jabatannya itu buntut kecaman publik atas pernyataannya menghina penjual es teh di Magelang.
Sebagai utusan presiden, Gus Miftah mendapatkan tugas penting dari Prabowo Subianto untuk mengawal isu moderasi beragama di Indonesia maupun di tingkat internasional.
Pelantikan Gus Miftah berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (22/10), bersama dengan enam tokoh lainnya yang juga ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang berbeda.
Dipantau dari akun Instagram pribadinya, Gus Miftah tercatat melakukan sejumlah kegiatan sebagai perwakilan Presiden dalam merawat kerukunan selama 1,5 bulan menjalankan tugas.
Pada 7 November 2024, Gus Miftah terlihat mengisi acara Konsolidasi Nasional Program Kerja Kerukunan Umat Beragama yang digelar di Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
"Karena dalam bingkai kebaikan, kita semua sama. Dalam bingkai kebangsaan, kita semua setara," ujar Miftah dalam postingannya.
Berikutnya, Miftah tampak rapat sinkronisasi bersama 6 utusan khusus presiden lain. Rapat digelar di Kantor Utusan Presiden di Menteng, Jakarta Pusat pada 18 November 2024.
Miftah kembali mengisi acara Hari Toleransi Internasional di Hotel Shangri-La Surabaya. Terakhir, Miftah tampak menggelar rapat bersama Menag Nasaruddin Umar membahas program Asta Cita Prabowo di Masjid Istiqlal.
Gus Miftah Mundur
Gus Miftah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan buntut kecaman atas ucapannya menghina penjual es teh, Sunhaji. Sambil menangis, Miftah mengungkapkan alasan dirinya mundur dari jabatan tersebut.
"Keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat," kata Miftah dalam konferensi pers, Jumat (6/12).
Dia mengaku menangis bukan karena kehilangan jabatan, tetapi karena mengingat begitu besarnya kepercayaan Prabowo padanya. Menurut dia, Prabowo berhati besar dengan mengangkatnya sebagai utusan Presiden untuk menciptakan kerukunan beragama.
"Beliau memberikan kepercayaan itu kepada saya. Yang membuat saya terharu adalah betapa besarnya hati beliau yang memberikan kepercayaan kepada saya," tegas Miftah.
Sambil mengusap air mata, Miftah merasa belum bisa memenuhi kepercayaan Prabowo tersebut. Untuk itu, Miftah berterimakasih sekaligus memohon maaf kepada Prabowo karena polemik dengan Sunhaji.