Guntur Tak Berani Cium Pacarnya, Sukarno Tertawa Terbahak-bahak
Pengakuan Guntur sontak membuat Sukarno tertawa terbahak-bahak. Ternyata anak sulungnya belum berani mencium perempuan.
Saat tumbuh remaja, Guntur Soekarnoputra, putra sulung Presiden Sukarno, lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah Jl. Sriwijaya, Kebayoran. Dia tinggal bersama sang ibu. Sejak 1953, Fatmawati meninggalkan istana merdeka dan memilih hidup sendiri. Anak-anaknya bebas memilih. Tetap tinggal di Istana atau bersama Fatmawati di rumah Kebayoran.
Setelah kelulusan SMA, Guntur meminta bantuan ibunya untuk berbicara kepada sang ayah mengenai hadiah kelulusan. Guntur meminta bantuan sang ibu, lantaran dia tak berani memintanya sendiri.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Bagaimana Soekarno mempelajari bahasa Sunda? Inggit didapuk jadi penerjemah Bahasa Sunda masyarakat, dan membantu Soekarno saat kesulitan mengucap Bahasa Sunda.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata Soekarno tentang bangsa yang besar? "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."
-
Di mana Soekarno belajar untuk memimpin? Soekarno, yang tinggal di Surabaya pada era 1920-an, belajar untuk menundukkan hati rakyat dan menjadi inspirasi bagi mereka dalam melawan penjajah serta mencapai kemerdekaan Indonesia.
"Bu, apa sudah bilang sama bapak apa yang aku mau? Boleh apa nggak?" tanya Guntur antusias dan cemas. Cerita ini ditulisnya dalam bukunya yang berjudul Bung Karno Bapakku, Kawanku, Guruku.
"Belum beri jawaban, hendak dipikirkan," jawab Fatmawati.
Sejak dulu, Bung Karno selalu mengajarkan putra-putrinya tidak manja. Meskipun anak Presiden, mereka tidak mudah untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sukarno akan memberikan hadiah yang diinginkan anaknya, apabila mereka berhasil menorehkan prestasi.
Seperti pada tahun 1962. Guntur mendapatkan nilai ujian akhir SMA yang cukup bagus. Namun kali ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini Guntur merasa ayahnya tidak akan setuju dengan keinginannya.
Apa Keinginan Guntur?
Beberapa hari setelah Guntur meminta bantuan ibunya, Sukarno memanggilnya ke Istana. Pukul tujuh pagi, Guntur sampai di Istana. Hatinya dagdigdug. Dia berlari melewati para ajudan dan tamu-tamu negara. Dia langsung menuju kamar ayahnya.
"Ibu sudah bicara sama Bapak perkara keinginanmu, Bapak ndak bisa kasih izin buat itu. Bagaimanapun juga kau adalah anak presiden RI. Mintalah yang lain," kata Bung Karno.
Sebenarnya, apa yang diinginkan Guntur? Ternyata dia ingin bebas. Tanpa adanya pengawalan. Alasnanya, Guntur merasa risih. Guntur ingin menjadi rakyat biasa tanpa pengawalan berlebihan. Mendengar jawaban yang tidak diinginkan membuat amarah Guntur memuncak.
"Petugas pengecut!!! Peraturan brengsek!! Gua bakar ni Negara!!!" Guman Guntur.
1.000 Cara Guntur
Guntur mencoba cara lain. Dia berbicara dengan ajudan Sukarno, Letnan Kolonel Sabur. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Peraturan tetap peraturan. Apalagi dari yang berkuasa tidak mengiyakan.
"Pokoknya saya nggak mau dikawal lagiiii!!!!" Ucap Guntur sambil berteriak.
Tidak menyerah begitu saja. Guntur terus memikirkan cara agar bisa terbebas dari pengawal. Berhari-hari Guntur memeras otaknya untuk mendapatkan alasan yang pas. Tujuannya supaya sang ayah mau mewujudkan keinginannya.
Lama berpikir, Guntur akhirnya kembali ke Istana mencoba peruntungannya. Guntur berharap cemas usahanya akan berhasil. Alasan yang dia buat sudah dipikirkan dengan matang. Ya, tentang asmara.
Seperti yang diketahui, Sukarno selalu memberikan nasehat tentang asmara kepada para pembantunya di pemerintahan. Ternyata itu yang dijadikan Guntur sebagai senjatanya.
Guntur Tak Berani Cium Pacarnya
Guntur bercerita kepada ayahnya mengenai pacarnya. Sukarno sangat antusias. Dia meminta Guntur mengenalkan sang pacar padanya. Bung Besar juga memberi pesan pada Guntur untuk mencari pacar yang cantik. Guntur bercerita bahwa pacarnya ingin meminta putus darinya. Mendengar itu Soekarno kaget dan heran.
"Soalnya aku… eh… ng… nggak pernah…c..c..cium dianya!" ucap Guntur ragu-ragu.
Pengakuan Guntur sontak membuat Sukarno tertawa terbahak-bahak. Ternyata anak sulungnya belum berani mencium perempuan.
"Ho…Hoo…Hoo… kau terlalu!!! Kau jangan bikin malu aku!!!" kata Sukarno sambil tertawa.
"Aku nggak bisa paksa dia supaya mau dicium sambil diawasi para pengawal-pengawal!!?! Makanya… sudahlah pak, aku nggak usah pake kawal-kawalan… gimana aku mau pacaran kalau begini caranya?" Jawab Guntur.
Mendengar alasan itu, hati Sukarno dengan mudahnya luluh. Dia akhirnya menuruti permintaan Guntur agar tidak dikawal. Usaha dan alasan yang dipikirkan Guntur dengan keras selama berhari-hari, akhirnya membuahkan hasil.
Reporter Magang: Ita Rosyanti