Tentara Belanda Pamer Alat Perang US Army, Sukarno Protes Keras ke Amerika
Usai Perang Dunia II, Amerika Serikat enggan mengangkut kembali peralatan perang mereka di front Pasifik. Untuk 'membuang' limbah-limbah militer itu, cara yang paling memungkinkan adalah menghibahkannya kepada Belanda yang tengah berhadapan dengan kaum nasionalis Indonesia.
Usai Perang Dunia II, Amerika Serikat enggan mengangkut kembali peralatan perang mereka di front Pasifik. Untuk 'membuang' limbah-limbah militer itu, cara yang paling memungkinkan adalah menghibahkannya kepada Belanda yang tengah berhadapan dengan kaum nasionalis Indonesia.
Penulis: Hendi Jo
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Apa yang terjadi saat Soekarno membeli bra di toko serba ada di Amerika Serikat? Sukarno Ditemani Nyonya Eric Johnson, istri dari raja film Holywood Pergi ke Toko Tapi rupanya Bung Karno mengaku tidak mengerti bagaimana menyebut BH dalam Bahasa Inggris. "Bolehkah kulihat salah satu dari mangkuk daging yang terbuat dari satin hitam itu?" kata Sukarno pada penjaga toko. Nyonya Johnson Yang Mengantar Sukarno Langsung 'Salting'. "Kasihan Nyonya Johnson. Wajahnya menjadi merah. Bayangkan aku menyebut benda itu mangkok daging," ujar Sukarno.
-
Mengapa Soekarno membeli bra di Amerika Serikat? Tahun 1956, Presiden Sukarno Pertama Kali Mengunjungi Amerika Serikat Setelah melakukan berbagai pertemuan kenegaraan, Bung Karno juga mengunjungi toko serba ada di negeri Paman Sam tersebut. Presiden Sukarno ingat, salah satu istrinya sda yang minta dibelikan Bra atau BH.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata Soekarno tentang bangsa yang besar? "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."
Antara Agustus 1946- Maret 1947, gabungan Brigade Marinir dan beberapa batalyon Angkatan Darat dari Angkatan Perang Kerajaan Belanda membombardir Surabaya dan sekitarnya. Dalam serangan besar-besaran itu, mereka mengerahkan berbagai persenjataan artileri, kavaleri dan pesawat pembom mutakhir buatan Amerika Serikat.
"Hasilnya, daerah Jawa Timur yang diduduki pada musim semi 1947 menjadi dua kali lebih luas daripada tahun sebelumnya," ungkap Piere Heijboer dalam De Politionele Acties: De stridj om 'Indie' 1945/1949 (dialihbahasakan menjadi: Agresi Militer Belanda: Memperebutkan Pending Zamrud Sepanjang Khatulistiwa 1945/1949.
Militer Belanda menjadi jauh lebih kuat dibanding saat mereka dikalahkan Jepang pada Maret 1942. Selain mendapatkan pelatihan dari militer Inggris dan Amerika Serikat (AS), mereka pun mendapat hibah berbagai peralatan tempur bekas digunakan dalam Perang Dunia II dari kedua negara itu.
Menurut sejarawan Frances Gouda dan Thijs Brocades Zaalberg dalam American Visions of the Netherlands East Indies/Indonesia: US Foreign Policy and Indonesia Nationalism, 1920-1949, peralatan perang pasukan AS sampai ke tangan tentara Belanda Satuan Komando Asia Tenggara (SEAC) Sekutu dibebastugaskan pada akhir 1946.
"Suatu persetujuan AS-Belanda memungkinkan Angkatan Darat Kerajaan Belanda membeli 65.000 ton perlatan militer tak mematikan di satu Gudang barang bekas Angkatan Darat AS di Finschhafen, Papua Niugini," demikian menurut buku yang dialihbahasakan dengan judul Indonesia Merdeka Karena Amerika? Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia, 1920-1949.
Sukarno Geram
Pada 30 November 1946, pemerintah AS menghibahkan 118 pesawat terbang, meliputi pesawat pembom B-25, pesawat tempur jenis P-40 dan P-51, tank baja jenis Stuart, 459 jip willys, 170 artileri dan ribuan senjata api. Sejumlah besar truk tentara dan kelebihan perlengkapan lain dari front Pasifik juga sampai ke Angkatan Perang Kerajaan Belanda.
Akibat membludaknya alat-alat perang bekas milik tentara AS itu, Presiden Sukarno pun melontarkan protes keras kepada Presiden Harry S. Truman. Dalam suatu kesempatan, dia menyebut pemberian hibah itu 'mengotori' itikad baik bangsa-bangsa Asia terhadap Amerika Serikat.
Sukarno merasa terganggu dengan kenyataan bahwa tentara Belanda tetap memakai seragam Angkatan Darat AS dan membawa botol-botol air bertuliskan: US-Army.
Sejatinya, pemerintah Truman bereaksi positif atas protes keras dari Presiden Sukarno itu. Dia berjanji akan menghentikan transfer peralatan militer 'mematikan'. Lewat Menteri Luar Negeri James F. Byrnes, Truman juga meminta Angkatan Perang Kerajaan Belanda mencopot simbol-simbol AS dari peralatan tempur yang sudah terlanjur dikirimkan ke Indonesia.
Pamer Simbol AS
Dalam kenyataannya, permintaan itu tak pernah digubris oleh Angkatan Perang Kerajaan Belanda. Ketika prajurit-prajurit Belanda melakukan invasi ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948, masih terlihat simbol-simbol AS di terpasang di badan pesawat-pesawat tempur mereka. Demikian menurut kesaksian George Mc T. Kahin, jurnalis cum intelektual AS yang saat kejadian tengah berada di ibu kota Republik Indonesia tersebut.
"Saya bahkan berhadapan dengan perwira-perwira Belanda yang seragam tempur mereka masih bertuliskan 'US-Marines'," ungkap Kahin dalam sebuah makalahnya berjudul 'The United States and Anti- Colonial Revolution in Southeast Asia'.
Dengan 'pamer simbol-simbol AS' itu, Kahin menduga Belanda ingin membuat kesan jika semua gerakan dan manuver mereka mendapat dukungan penuh dari AS. Mereka seolah ingin menggertak para pengawas dari Komisi Jasa-Jasa Baik yang dibentuk PBB bahwa apa yang dilakukan militer Belanda adalah sepengetahuan negara pemenang Perang Dunia II tersebut.