3 Macam Sabar dalam Islam Beserta Tips agar Hati Kuat Bersabar
Tiga macam sabar dalam Islam tersebut adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah sampai hal itu dilaksanakan, sabar dari maksiat sampai dijauhi, dan sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa sakit.
Bulan Ramadhan bukan sekadar bulan suci yang istimewa karena keutamaan besar di dalamnya. Di bulan Ramadhan ini, kita sebagai umat muslim juga belajar untuk meningkatkan kesabaran. Ya, sepanjang hari kita harus bersabar untuk menahan rasa haus, lapar, hingga nafsu.
Sabar sendiri berarti menahan diri dari sesuatu. Anda mungkin juga sudah pernah merasakannya, bahwa menahan diri terhadap sesuatu bukanlah hal yang mudah. Orang-orang yang sabar juga mendapat perhatian lebih dari Allah SWT.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Sapa sing iso ngerti tebak-tebakan lucu Jawa? Tebak-tebakan dalam bahasa Jawa dapat menjadi sarana untuk memahami kebudayaan yang satu ini.
-
Kapan O ditangkap? Ia ditangkap saat tengah bekerja di pabrik tahu di Kampung Parit Timur, Desa Banjarsari Timur, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang.
Allah berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az Zumar: 10).
Sebagai umat Islam, kita perlu mengenal tiga macam sabar dalam Islam. Dilansir dari rumaysho, tiga macam sabar dalam Islam tersebut adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah sampai hal itu dilaksanakan, sabar dari maksiat sampai dijauhi, dan sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa sakit.
Sabar dalam Ketaatan
Macam sabar dalam Islam yang pertama adalah sabar dalam ketaatan. Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu ketika seseorang bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Mungkin terdengar mudah, namun untuk selalu taat adalah sesuatu yang berat. Terkadang muncul rasa malas atau lelah dalam hati untuk tetap taat.
Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200).
Dalam ayat ini diperintahkan kepada orang beriman untuk bersabar, sabar menghadapi gangguan orang lain, melakukan ketaatan (menunggu salat setelah salat), disuruh pula bertakwa kepada Allah, supaya menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
Sabar dalam Menjauhi Maksiat
Macam sabar dalam Islam yang kedua yaitu sabar menjauhi maksiat. Jenis sabar yang satu ini mungkin sering kita alami dalam bentuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu dalam muamalah, memakan harta dengan cara batil melalui riba dan semacamnya, berzina, minum minuman keras, mencuri dan berbagai bentuk maksiat lainnya.
Seseorang harus mampu menahan diri dari segala macam maksiat dalam hidupnya sampai dia tidak lagi mengerjakannya. Tentu saja ini bukan hal yang mudah, membutuhkan waktu, hingga paksaan diri agar dapat menahan diri dari hawa nafsu yang mencekam.
Sabar Menghadapi Takdir
Macam sabar dalam Islam yang ketiga adalah sabar dalam menghadapi takdir yang terasa sakit. Sebelumnya, Anda harus ingat bahwa takdir Allah ada dua, ada yang menyenangkan dan ada yang terasa pahit. Ketika mendapat takdir yang menyenangkan, maka hendaknya kita bersyukur.
Sedangkan saat mendapat takdir yang pahit, seperti musibah pada badannya atau kehilangan harta atau orang terdekat, maka bersabarlah. Dalam menghadapi takdir yang tidak menyenangkan, hendaklah seseorang bersabar dengan menahan diri agar tidak sampai menampakkan kegelisahan pada lisan, hati, atau anggota badan.
Tips agar Hati Kuat Bersabar
1. Mengingat bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik untuk kita
Dari Shuhaib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).
2. Mengingat bahwa adanya musibah dapat menghapuskan dosa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ujian akan selalu bersama dengan orang beriman lelaki maupun perempuan, baik pada dalam diri, anak, dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahan pun.” (HR.Tirmidzi).
3. Dengan melihat dan menyadari hasil dari musibah yang kita alami, karena musibah dapat membuat seorang yang beriman menjadi lebih rajin berdzikir, berdoa, dan semakin dekat kepada Allah.
4. Mengingat balasan sabar yang begitu besar.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jallaberkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga.” Mereka berkata, “Kami memenuhi panggilan-Mu, kami mentaati-Mu.” Allah berfirman, “Apakah kalian ridha (puas)?” Mereka menjawab, “Kenapa kami tidak ridha (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari ciptaan-Mu.” Maka Allah berfirman, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?” Mereka berkata, “Adakah yang lebih baik dari ini?” Allah berfirman, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhaan-Ku, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).