4 Strategi Warga Badui Hadapi Pandemi Covid-19, Belum Ditemukan Kasus Corona
Patuhnya masyarakat Badui terhadap perintah leluhur membuat mereka terhindar dari beragam mara bahaya dan wabah penyakit. Sejauh ini diketahui, masyarakat Badui belum ditemukan warganya terpapar positif terjangkit Covid-19, karena menerapkan beberapa strategi warisan leluhur.
Masyarakat Suku Badui yang menetap di pedalaman Kawasan Lebak, Banten hingga saat ini masih terbebas dari Covid-19 yang melanda dunia. Mereka terbebas lantaran menerapkan banyak tradisi leluhur yang dipercaya mampu melindungi warga Badui dari bala bencana.
Dilansir dari Antara, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullahami mengungkapkan bahwa selama ini warga Lebak belum ditemukan positif COVID-19, termasuk masyarakat Suku Badui sendiri.
-
Dimana biasanya lokasi pemakaman Suku Baduy? Proses pemakaman akan diawali dengan jenazah yang dimandikan dan dibersihkan, setelahnya orang yang meninggal itu akan dibalut kain kafan, dan diberi kapas di beberapa bagian tubuhnya. Jenazah juga akan didoakan menurut kebiasaan dan kepercayaan setempat, lalu dimakamkan dengan menghadap ke selatan. “Kepalanya mengarah ke barat, kakinya ke timur, dan menghadap ke selatan. Pemakamannya sendiri biasanya ada di sebelah barat kampung,” terang ayah Mursid.
-
Di mana Suku Batak berada? Suku Batak berada di Pulau Sumatra Utara.
-
Apa bentuk Situs Lebak Cibedug? Lokasi ini berbentuk punden berundak, dengan susunan batu yang mengerucut ke atas. Di sekitarnya tumbuh pohon-pohon besar.Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
-
Bagaimana bentuk Batu Wongwongan Lebak? Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
-
Apa itu Wajik Baduy? Kue wajik merupakan kudapan ringan khas masyarakat adat Baduy dengan cita rasa manis dan sedikit gurih. Kue ini memiliki tekstur yang lengket namun lembut saat disantap.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
Ketua Adat di Suku Badui yang juga merupakan seorang Kepala Desa di pedalaman Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija di Lebak, Ahad membagikan strategi mereka agar bisa terbebas dari virus mematikan tersebut.
Menerapkan Tradisi Kawalu
©REUTERS/Willy Kurniawan
Dalam Bahasa Adat Kanekes, Kawalu artinya berpuasa selama 3 bulan. Dalam prosesinya Kawalu mewajibkan seluruh anggota keluarga di Suku Badui untuk berdiam diri di rumah masing-masing.
Pada pelaksanaanya, Kawalu mewajibkan warga adat Badui menutup akses masuk dari luar kampung untuk tujuan apapun.
"Di mana ritual Kawalu itu warga Badui Dalam yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikawartana tertutup bagi pengunjung maupun wisatawan," ujar Jaro Saija.
Membatasi Akses Masuk Menuju Kampung Adat Badui
©2014 Merdeka.com/Arie Basuki
Jaro juga menjelaskan selama melaksanakan tradisi Kawalu, warganya tidak diperbolehkan untuk keluar dari kampung. Selain itu, melarang masyarakat luar untuk masuk apalagi berwisata di Kampung Adat yang biasa disebut Kanekes itu.
Tujuan utama Kawalu adalah upaya membatasi interaksi dengan orang luar sesuai tuntunan adat. Namun mengingat keadaan sekarang yang sedang terjadi wabah maka seluruh warga yang berlindung di rumah secara masif bisa terhindar dari mara bahaya yang mengancam, salah satunya virus corona atau Covid-19.
"Kami menjamin pemukiman Badui terbebas dari penyakit yang mematikan itu juga melakukan penjagaan agar pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Badui dilakukan pemeriksaan kesehatan," ujarnya seperti yang dikutip dari Antara.
Menyuruh Pulang Warga Badui yang Merantau
©REUTERS/Beawiharta
Jaro juga menambahkan salah satu pencegahan Covid ala Badui berikutnya adalah dengan segera mungkin menyuruh para warga Badui yang merantau terutama di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor sebagai daerah zona merah untuk segera pulang ke kampung halaman. Meminta mereka menjalankan test kesehatan sehingga warga tidak ada yang tertular virus asal China tersebut.
Beraktivitas di Ladang
©REUTERS/Willy Kurniawan
Masyarakat Badui yang berpenduduk kurang lebih 11.600 jiwa tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Mereka pergi ke ladang untuk mengembangkan budi daya pertanian pangan, hortikultura dan palawija.
Selain itu juga mereka membudidayakan madu lebah, gula aren dan memproduksi kerajinan kain tenun agar bisa tetap melatih fisik sehingga selalu sehat dan terhindar dari penyakit.
"Kami minta warga Badui agar tetap berada di ladang maupun rumah guna mencegah pandemi COVID-19 itu," pungkasnya.