Kisah Situs Lebak Cibedug di Banten, Dipercaya Jadi Tempat Beribadah Manusia Zaman Batu
Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
Kisah Situs Lebak Cibedug di Banten, Dipercaya Jadi Tempat Beribadah Manusia Zaman Batu
Sebuah situs peninggalan zaman batu besar (megalitikum) hingga kini masih berdiri di Kampung Cibedug, Kelurahan Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.
-
Kapan situs Hindu Buddha di Lebak berkembang? Umumnya situs serupa biasa ditemukan di candi atau lokasi yang disucikan, termasuk bekas reruntuhan suatu kerajaan peninggalan era Hindu – Buddha sekitar abad ke-5 masehi masa lampau.
-
Dimana lokasi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama yang terletak di Jalan Raya Serang - Jakarta, Kecamatan Serang, Kota Serang.
-
Siapa yang membangun Situs Beti Labeng? Beti Labeng Betho dalam bahasa Madura berarti Batu dan Labeng berarti Pintu. Disebut batu pintu atau Betho labeng karena bentuknya seperti pintu gerbang. Batu ini terdiri dari beberapa batu yang disusun sedemikian rupa menyerupai pintu dengan lebar sekitar 5 meter dan tinggi sekitar 7-8 meter.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Di mana lokasi Situs Lebak Binong Parigi? Situs Lebak Binong Parigi terletak di Kampung Lebak Binong, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, di tepi Sungai Cimadur.
-
Kapan batu alam Lebak mulai terkenal? Batu alam khas wilayah Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil mendunia. Motif dan warnanya yang unik, membuat hasil tambang rakyat itu bisa terjual ke Arab Saudi sampai Amerika.
Lokasi ini berbentuk punden berundak, dengan susunan batu yang mengerucut ke atas. Di sekitarnya tumbuh pohon-pohon besar.
Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
Situs Lebak Cibedug jadi bukti kehidupan bangsa nenek moyang yang berdaya dan mampu membangun sebuah peradaban.
Ada di Tengah Hutan
Mengutip kanal YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Kamis (23/11), lokasi situs Lebak Cibedug berada di dataran tinggi Kampung Adat Citorek.
Perjalanan bisa ditempuh selama beberapa menit, dengan melintasi perbukitan dan hutan warga. Lokasinya jauh dari permukiman dan cukup menenangkan.
Undakan sendiri terdiri dari tiga tingkatan, dengan akses pintu masuk di sebelah barat melalui anak tangga yang berjumlah sekitar 30-an.
Tiga Punden di Situs Lebak Cibedug
Untuk punden pertama terletak di paling bawah situs dan terbuat dari bongkahan batu andesit dengan satu anak tangga. Selain itu juga terdapat dua buah menhir dalam posisi rubuh yang saling berdampingan yang konon digunakan untuk pemujaan di zaman dahulu.
Di punden kedua, bentuknya seperti undakan yang memotong batas gundukan tanah. Punden ini memiliki tinggalan berupa bongkahan batu andesit berbentuk persegi, dan terdapat sebuah bangunan yang diberi pagar karena dikeramatkan oleh masyarakat.
Untuk punden ketiga, terletak di paling atas situs dan terdapat peninggalan berupa susunan batu andesit, serta sebuah ruangan dengan lantai batu bermotif khas barat dan timur. Terdapat tangga untuk mengakses lokasi tersebut.
Gambarkan Sistem Religi Warga Citorek
Desain bangunan situs Lebak Cibedug menggambarkan sistem religi warga Citorek, Kabupaten Lebak di masa megalitikum.
Disampaikan Direktur Perlindungan Kebudayaan, Yudi Wahyudin, adanya situs Lebak Cibedug jadi bukti bahwa warga Lebak zaman dahulu sudah mampu membuat struktur bangunan berdesain megah.
“Jadi ini dibangun pada 2500 sampai 1500 sebelum masehi, dan masa-masanya sama dengan Gunung Padang yang ada di Cianjur. Ini jadi bukti kalau orang sudah bisa membuat bangunan besar,” katanya