Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
Beberapa situs dari era megalitikum ditemukan di sini. Kebudayaan seperti apa yang pernah hidup di sini ribuan tahun lalu?
Sejumlah situs tersebar di kaki Gunung Salak. Diperkirakan sudah lebih tua dari era Kerajaan Sunda.
Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
Gunung Salak Dianggap Sebagai Gunung Suci Bagi Masyarakat Sunda Kuna
Namanya diambil dari kata Salaka, yang berarti perak. Bukan dari buah salak, seperti yang dikira orang.
Gunung Salak berarti Gunung Perak. Merupakan titik pusat dari kebudayaan Sunda.
-
Di mana letak Gunung Salak? Gunung Salak terletak di perbatasan Sukabumi dan Bogor.
-
Kenapa situs Gunung Padang dianggap sakral? Terletak di Karyamukti, Cianjur, situs ini memiliki serangkaian teras buatan yang dibangun dari batu-batu besar dan dianggap sakral oleh masyarakat Sunda sebagai tempat Prabu Siliwangi berusaha membangun istana dalam semalam.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Dimana situs megalitik itu berada? Bukti kehidupan zaman Megalitikum juga terdapat di Provinsi Sumatra Barat, tepatnya di kaki Gunung Dempo.
-
Apa tempat wisata di Pasuruan yang dikenal dengan sejarah? Candi ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang dibangun pada abad ke-13.
-
Apa saja peninggalan sejarah dari Gunung Jali Tebon? Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
Di kawasan Calobak, berdiri beberapa situs. Dipercaya Gunung Salak adalah sebuah kabuyutan tua.
Kabuyutan adalah tempat larangan. Tidak semua orang boleh masuk. Biasanya digunakan sebagai tempat peribadatan dan dianggap suci.
Situs ini di Kawasan ini Berupa Punden Berundak, dan Batu Tegak
Dipercaya merupakan peninggalan megalitikum.
Era Megalitikum tua dimulai sekitar 2.500-1.500 tahun sebelum masehi. Punden berundak dan menhir masuk ke zaman ini.
Era Megalitikum Muda dimulai 1.000-100 tahun SM. Waruga, kubur batu, sakrofagus dan arca awal menandai masa ini.
Selain corak kepercayaan yang ternyata berbeda, ada lagi faktor lain.
Setelah Pengaruh Hindu-Budha Masuk, Masyarakat Sunda Juga Tidak Membangun Candi Seperti di Jawa Tengah & Jawa Timur
Menurut Sejarawan Saleh Danasasmita, Perbedaannya Ada di Sistem Penanaman Padi
Masyarakat Sunda adalah peladang atau huma. Sementara masyarakat Jawa merupakan penggarap sawah.
Masyarakat huma berpindah dan tersebar, tidak menetap dalam satu wilayah.
Situs ini lebih besar dari Calobak. Bentuknya punden berundak,
Bukti Lain Adanya Peradaban Kuno di Kaki Gunung Salak Adalah Situs Cibalay
Melihat Bentuk Situs Cibalay, Mirip Dengan Gunung Padang
Bentuknya punden berundak dengan teras batu yang tersusun dari batu-batu yang dihaluskan.
Ada beberapa tingkat dan dipercaya menjadi tempat peribadatan era Sunda Kuna.
Sungai, hutan lebat dan jurang menjadi syarat lokasi Kabuyutan. Kaki Gunung Salak menjadi ideal bagi nenek moyang masyarakat Sunda.
Ditemukan Banyak Batu Tegak dan Batu Halus yang Tersusun Rapi
Prof Agus Aris Munandar Punya Teori Berbeda Tentang Punden Berundak Dalam Masyarakat Sunda Kuna
Menurutnya, situs punden berundak dibangun di era Kerajaan Sunda. Sekitar Abad ke-13 hingga 16.
Bangunan ini bukan merupakan peninggalan megalitik. Cirinya adalah teras yang dibalay (ditutup batu).