Tradisi Unik Ngariung Kabangsaan, Cara Masyarakat Bogor Cegah Intoleransi
Berbagai cara untuk menanggulangi kasus intoleransi di Indonesia terus diupayakan, Bahkan di Bogor Jawa Barat terdapat forum khusus untuk menangkal kasus Intoleransi yang memecah belah masyarakat yaitu Ngariung Kabangsaan.
Kasus nntoleransi di Indonesia terbilang tinggi. Pemahaman masyarakat yang tidak open minded dan menerima yang tidak sesuai keyakinannya diyakin sebagai akar dari maraknya kasus Intoleransi di Indonesia.
Menyikapi kasus tersebut para tokoh masyarakat di Bogor, mengupayakan untuk menekan angka Intoleransi dengan sebuah forum bernama Ngariung Kabangsaan. Tradisi unik tersebut merupakan forum diskusi yang digagas oleh sebuah organisasi kemasyarakatan di Kota Bogor, Forum Kebangsaan Bogor Raya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Ngariung Kabangsaan sendiri biasanya dihadiri oleh tohok-tokoh nasional maupun tokoh daerah untuk mendiskusikan perihal kasus intoleransi yang bisa merusak sistem sosial di masyarakat.
Mendiskusikan Kasus Intoleran di Wilayah Bogor
Liputan6 2020 Merdeka.com
Mengutip dari Liputan6.com, salah satu tokoh masyarakat di Bogor bernama Gus Mis atau Zuhairi Misrawi menjelaskan jika beberapa kalangan intoleran di wilayah Bogor belum memahami tentang keberadaan kelompok lain yang tidak sepemahaman atau sepemikiran.
Sehingga tujuannya didirikan Forum Ngariung Kabangsaan ialah memberikan pemahaman oleh Ormas setempat terkait bagaimana harus menyikapi kelangan lain yang tidak sepemikiran.
"Kelompok intoleran di Kabupaten Bogor hanya kurang paham tentang sejarah terbentuknya negeri ini. Indonesia Darussalam. Jadi saya himbau rekan-rekan ormas di sini merangkul dan membangun dialog damai dengan mereka," ujar Gus Mis.
Sebagai Wadah Membangun Inisiatif Keberagaman
Menurut tokoh lain KH Nuril Arifin Hussein atau Gus Nuril yang juga hadir dalam forum yang diadakan pada pertengahan Maret lalu juga ikut menekankan jika forum Ngariung Kabangsaan adalah upaya untuk membangun semangat pemahaman yang terbuka lewat inisiatif pribadi dalam melihat sesuatu yang tidak sepemahaman.
Menurutnya peran toleransi tidak mesti dihalau oleh negara, tetapi bisa dimulai dari inisiatif diri sendiri dan bisa ditularkan kepada masyarakat lain untuk mencegah kekacauan terhadap persaudaraan antar kelompok maupun individu di Indonesia khususnya di wilayah Bogor.
"Mereka yang menolak sana-sini itu perlu dilawan dengan rasionalisasi. Jangan mereka gagal paham sejarah. Intoleransi berasal dari luar Indonesia. Inisiatif pribadi perlu dibangun, tidak hanya mengharapkan kehadiran negara, itu sulit," tegasnya.
Pesan kepada Pemerintah
Menurut Sugeng Teguh Santoso, yang merupakan bagian dari Tuan Rumah diselenggarakannya forum tersebut di YSK (Yayasan Satu Keadilan) mencoba berpesan dan mengingatkan kepada pihak pemerintah untuk menjamin kesetaraan terhadap semua kalangan warga negara. Seperti jaminan untuk meyakini agama dan beragam kepercayaan untuk beribadah sesuai keyakinan masing masing pihak atau warga tersebut.
"Saya mengingatkan, Pemerintah Pusat dan Kabupaten Bogor agar serius menegakkan konstitusi dengan cara melindungi segenap warganya, baik memeluk agama atau kepercayaan serta beribadah sesuai keyakinannya tersebut. Tidak melakukan diskriminasi apalagi larangan," tutupnya.
Didukung oleh Banyak Organisasi Masyarakat
Akun Twitter @zuhairimisrawi 2020 Merdeka.com
Forum Ngariung Kebangsaan sendiri didukung oleh berbagai organisasi masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bogor, seperti Pemuda Pancasila (PP), Komite Pemuda Peduli Rakyat Kecil (KPPRK), Patriot Garda NKRI (PGN), KNPI, Banser NU, serta tokoh alim ulama setempat.
Menampilkan Pertunjukan dari Berbagai Lintas
Tidak hanya diskusi formal saja, dalam kegiatan Ngariung Kabangsaan tersebut juga diisi oleh beberapa pertunjukkan daerah lintas etnis. Seperti, Atraksi Barongsai Mutiara Timur Cibinong, Pencak Silat, Seniman Sunda Wiwitan, Hubbul Wathon dan Hadroh.
Pencetus tradisi unik ini berharap, Ngariung Kabangsaan dapat menjadi tonggak semakin kokohnya toleransi antar masyarakat antar golongan di Indonesia, khususnya, Bogor.