Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Banten selama ini dikenal sebagai tanahnya para jawara. Di daerah ini banyak pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berjuang menghadapi pasukan kolonial walau tanpa senjata.
Wilayah paling barat pulau Jawa itu lantas dianggap “sakral” oleh para penjajah.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang dimaksud dengan weton Jawa? Weton Jawa adalah sistem kalender pada suku Jawa yang berasal dari zaman Hindia-Buddha, yang disebut Sapta Ratri, yang memiliki arti tujuh malam.
-
Dimana lokasi Karimun Jawa? Karimun Jawa adalah sebuah kepulauan yang terletak di Laut Jawa, sebelah utara Jawa Tengah, Indonesia.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
Jejak Kolonial di Banten
Dilandir dari laman bataviadigital.perpusnas.go.id, pasukan Belanda mulanya mendarat di Pelabuhan Banten pada 1596.
Saat itu mereka dipimpin oleh panglima laut Cornelis de Houtman, namun diusir lantaran bersikap tak sopan kepada rakyat setempat.
Dua tahun berselang, mereka datang lagi dengan panglima baru yakni Jacob van Neck dan diterima oleh masyarakat Banten.
Belanda awalnya berniat melakukan pertukaran dan pembelian rempah di Indonesia. Ketika itu Banten sudah kesohor di dunia internasional sebagai daerah maritim yang kaya akan rempah, terutama pala dan lada.
Berlaku Sewenang-Wenang
Merasa membutuhkan banyak rempah dan ketagihan melakukan jual-beli rempah di Banten, Belanda lantas mendirikan kongsi dagang VOC yang berisi kalangan mereka sendiri, termasuk sebagian negara Eropa lainnya.
Kongsi dagang ini mulanya terlihat membantu penjualan rempah-rempah rakyat, namun lama kelamaan kebijakannya justru menghancurkan pasar lokal hingga menyusahkan rakyat.
Pihak kesultanan Banten yang mulanya menerima dengan ramah berubah melawan hingga pecahnya Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
Banten terus Melawan Penjajah
Hingga beberapa periode kemudian upaya perlawanan terus dilakukan oleh masyarakat, terlebih setelah peta Kerajaan Banten dihapuskan di peta oleh Daendels.
Masyarakat marah lantaran Belanda berani melakukan tindakan itu padahal sebelumnya mengaku sebagai saudara jauh Indonesia.
Melawan tanpa Senjata
Penjajahan yang terus menerus berlangsung membuat rakyat Banten benar-benar marah. Di akhir 1800-an, perkumpulan petani Banten melawan menggunakan senjata tradisional.
Pada masa penjajahan Jepang, perlawanan lokal juga semakin masif, termasuk dari para jawara yang mulai turun tangan untuk melawan kekejaman penjajah.
Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
- Sikap Sempurna, Brigjen Pol Deni Dharmapala Saat Pulang Ke Rumah Orang Tua Sambil Memberi Hormat 'Siap Menghadap Kepada Bapak'
- Puan akan Temui JK, Ini yang Dibahas
- Mengenal Tari Walijamaliha yang Tampil di KTT ASEAN 2023, Gambarkan Warga Banten yang Ramah dan Religius
- Ganjar Bicara di Pertemuan Sufi Sedunia, PPP Sebut Bukti Dekat dengan Ulama
Di bawah kendali Kiai
Para jawara sebenarnya tidak sendiri dalam melawan para penjajah. Mereka berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Para kiai ini memiliki dua kategori murid, yang pertama adalah para santri yang terus masif menyebarkan agama Islam untuk mengusir penjajah. Lalu murid kedua adalah para jawara yang fokus menangani perlawanan secara fisik dan spiritual.
Kekuatan magis yang dimiliki para jawar aini bersumber dari para kiai melalui bimbingan khusus. Ilmu-ilmu yang dimanfaatkan untuk memukul mundur penjajah di antaranya brajamusti, kanuragan, dan ilmu kebal.
Mereka boleh mempraktikkan kebolehannya, namun harus dengan bijak dan tak boleh sembarangan. Semuanya dikendalikan melalui bimbingan para kiai.
Dari sana banyak bermunculan para jawara dengan kekuatan yang sakti, sehingga hal ini identik dengan wilayah Banten.