Angklung Sunda Dikagumi Akademisi Asing, Sampai Dijadikan Terapi Tahanan di Thailand
Dalam seminar daring internasional, Angklung Heal The World : ‘Angklung, The Potential Medium to Increase Cultural and Economic Resilience During the Covid-19' (27/11), akademisi asing turut berpendapat bahwa alat musik bambu itu memiliki potensi di berbagai bidang, salah satunya terapi di penjara.
Sebagai salah satu alat musik tradisional, Jawa Barat, angklung Sunda memiliki harmonisasi nada yang unik hingga dikagumi masyarakat dunia.
Dalam seminar daring internasional, Angklung Heal The World : ‘Angklung, The Potential Medium to Increase Cultural and Economic Resilience During the Covid-19’ yang dilaksanakan pada Sabtu (27/11), akademisi asing turut berpendapat bahwa alat musik bambu itu memiliki potensi di berbagai bidang, salah satunya sebagai alat terapi di penjara.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Selain itu, angklung juga menjadi pondasi dasar persatuan dari masyarakat Sunda lewat musik yang ada di Indonesia.
“Mulai dari lagu Indonesia Raya, lagu latih, lagu klasik, sampai global pop musik. Nada diatonik angklung memperkuat masyarakat Sunda,” sebut salah satu akademis, Prof. Henry Spiller peneliti dari Departement of Music University of California, Davis Amerika Serikat, mengutip dari jabarprov.go.id
Membawa Nilai Sederhana yang Mendidik
Unesco ©2020 Merdeka.com
Sebagai seseorang yang telah lama meneliti angklung di Indonesia, Herry mengaku tertarik dengan nilai-nilai edukasi dan kesederhanaan yang terkandung di anklung.
Angklung dikenal mampu membawa kehidupan bagi masyarakat Indonesia di tiga zaman sejak era kolonialisme, kapitalisme, dan neoliberalisme. Adapun terdapat 5M yang yang melekat di alat musik tersebut, seperti yang dicetuskan Daeng Soetigna, penemu angklung modern.
“5M adalah murah, mudah, menarik, massal, dan mendidik,” jelasnya.
Perlu Dipertahankan
Di forum itu, Herry sempat merekomendasikan lima hal penting agar angklung bisa terus bertahan. Pertama, fokus pada nilai keberlanjutan yakni mencari dan memperluas bahan mentah bambu. Kedua, keberlanjutan nilai sunda yang menjunjung tinggi nilai HAM dan keadilan.
Ketiga, lebih banyak mempromosikan angklung secara massal ketimbang pertunjukan angklung solo. Keempat, dukungan pemerintah dengan membuat kurikulum di sekolah dan melatih para guru. Kelima, memperkuat organisasi mandiri sebagai simbol nilai masyarakat sunda.
"Seperti Saung Angklung Udjo dan Budi Supardiman Angklung Web Institute, harus disupport,” sebut Henry.
Jadi Alat Terapi Para Tahanan di Thailand
Senada dengan Herry, antropolog musik teradisional asal Thailand, Dr Paphutsorn Koong Wongratanapitak, mengatakan. Angklung telah sejak lama ia pakai untuk terapi para tahanan polisi di negaranya.
Menurutnya angklung asal Indonesia mampu memberi rasa percara diri di kalangan tanahan anak-anak dan remaja sehingga dampak frustrasi yang ditimbulkan bisa ditekan (timbul semangat hidup). Sekaligus menunjukkan kepada orang tua potesi anak sebenarnya.
Kemudian ia juga menggunakan angklung bisa dipakai untuk menstimulus tahanan lansia, sehingga mereka tetap bahagia di usia senja, melalui keterampilan bermain alat musik itu.
Jadi Kurikulum Sekolah di Amerika
Sementara itu menurut conductor House of Angklung Washington DC, Trizia Sumaryanto, angklung saat ini telah berkembang pesat di negara Paman Sam (Amerika Serikat).
Hal itu dibuktikan dengan tingginya minat warga di sana untuk mempelajari angklung, usai ia kenalkan.
Melihat hal ini, Kedutaan Besar RI dan stakeholders lain di sana terus mendukung eksistensinya hingga terus bermunculan di berbagai tempat.
Bahkan, program Angklung Goes to School yang ia kelola mampu direspon positif oleh tenaga pendidik di Amerika.
“Mereka bilang angklung sangat tepat untuk anak kelas 4 dan 5 SD karena sifatnya yang sangat sophisticated (sulit). Di Negara Bagian County Maryland angklung sudah masuk daftar kurikulum pendidikan di sana,” sebutnya.
Angklung Tradisional Sunda Disukai Warga Amerika
Trizia menambahkan, saat ini banyak warga di tempatnya yang tertarik mendalami angklung Sunda hingga yang tradisional (pentatonik). Program Angklung goes to School diperluas menjadi Angklung goes to America melalui kerja sama organisasi lokal di sana.
“Bantuan rutin yang diberikan Kedubes RI di Amerika adalah angklung interaktif empat set setiap kelompok, pelatihan, buku pandua, partitur, musik MP3 lagu Indonesia dan Amerika,” sebut Trizia.
Angklung pentatonik merupakan angklung asli yang dikembangkan leluhur dan hanya bisa memainkan lagu Sunda dan Jawa. Oleh almarhum Daeng Soetigna, nada angklung diubah dimodifikasi menjadi diatonik sehingga bisa memainkan dana do – re – mi – fa – so – la si – do.
Sebagaimana diketahui, 11 tahun lalu (16 November 2010), angklung telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco, organisasi PBB yang mengurusi kebudayaan.