Cerita Inspiratif Emak-Emak Mantan Arsitek di Bekasi, Berdayakan Ibu Rumah Tangga Lewat Usaha Catering
Ibu-ibu ingin terus bergerak melalui usaha katering agar tetap berdaya
Ibu-ibu ingin terus bergerak melalui usaha katering agar tetap berdaya
Cerita Inspiratif Emak-Emak Mantan Arsitek di Bekasi, Berdayakan Ibu Rumah Tangga Lewat Usaha Catering
Seorang emak-emak di Kota Bekasi, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Dirinya sukses berbisnis katering dengan merangkul para ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Tak tanggung-tanggung, omzet usahanya kini mencapai puluhan juta rupiah.
Sosok tersebut adalah Rahma Putri Permadi. Sebelum menekuni bisnis ini, ia merupakan seorang arsitek yang bekerja di sebuah perusahaan desain and bangunan. Kiprahnya di bidang kuliner dimulai saat dirinya menikah dan memilih keluar dari pekerjaannya.
-
Bagaimana Gunawan berusaha mempertahankan rumah tangganya? Saya pun mencoba bertahan dan terus jalin komunikasi selama ini
-
Apa yang menjadi ciri khas arsitektur Rumah Kalang milik Noerijah? Seperti Rumah Kalang lainnya, rumah milik Noerijah memiliki arsitektur yang khas. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara gaya Indisch dan Jawa. Hiasan pada Rumah Kalang mengandung unsur ornamen Art Deco dan gaya art Neuveau.
Tak bisa hanya berdiam diri, Rahma lantas merintis usaha kuliner dari nol sampai akhirnya merangkul para ibu rumah tangga agar berdaya. Berikut kisahnya.
Dimulai dari Usaha Cokelat
Menurutnya, usaha katering ini dimulai dari keinginannya berbisnis makanan beberapa tahun lalu. Kala itu, dirinya yang baru saja keluar dari pekerjaannya usai menikah ingin tetap produktif.
Ia kemudian merintis usaha cokelat dengan mengambil nama brand “Coklat Djakarta”.
“Dulu jam kerja saya itu tidak menentu, akhirnya setelah menikah saya menutuskan untuk resign dan membangun toko cokelat. Namun dalam perjalanannya toko cokelat ini kurang menguntungkan,” katanya, mengutip Youtube Liputan6 SCTV
Dari Bangkrut jadi Bangkit
Lantaran omzet yang tak kunjung meningkat, akhirnya ia terpaksa menutup toko cokelatnya karena bangkrut. Merasa masih memiliki energi untuk bangkit, dirinya lantas menjual bahan makanan kering seperti kentang Mustafa dan bawang goreng.
Dari sini usahanya lumayan berkembang, hingga akhirnya terus dibangun menjadi sebuah industri katering hingga sekarang.
“Waktu jual kentang dan bawang ini modalnya tidak terlalu besar dan hanya berkisar Rp1 juta,” katanya.
- 9 Ide Rumah Minimalis Industrial Beserta Perabotnya, Bikin Rumah Jadi Lebih Estetik dan Lebih Luas
- Potret Rumah Mewah Arsitektur Kolonial Belanda Terbengkalai, Ruang Tamunya Luas 'Subhanallah Bagus Banget'
- Kisah Inspiratif Pemuda Penjual Bakso Goreng Kaki Lima, Sukses Dapat Omzet hingga Rp8 Juta Per Hari
- Tak Boleh Ada Warteg dan Rumah Bedeng di IKN Nusantara, Menteri Basuki Beri Penjelasan Begini
Rangkul Perempuan agar Berdaya
Mimpinya untuk maju lantas ditularkan ke ibu rumah tangga lainnya. Rahma kemudian merangkul para perempuan di sekitar untuk ikut merintis usaha katering miliknya ini.
Sebelumnya tiga perempuan yang bekerja di sini kebanyakan ibu rumah tangga yang belum memiliki penghasilan tambahan.
“Awalnya saya ibu rumah tangga biasa, karena Covid-19 suami saya terdampak dan tidak bisa bekerja. Saya kemudian diajak untuk bekerja di sini,” kata seorang ibu rumah tangga, Saripah.
Saripah juga mengaku jika dari sini merupakan kesempatannya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Ingin Perempuan Mandiri
Rahma menambahkan jika dirinya selalu yakin bahwa ibu rumah tangga memiliki potensi dan kemampuannya masing-masing. Ia kemudian ingin mengembangkannya, sehingga mereka bisa mandiri dan berdaya.
“Saya percaya, setiap ibu rumah tangga pasti punya potensi dan kemampuannya masing-masing, yang penting kita punya tekad untuk Berani Berubah,” katanya.
Saat ini dirinya tengah disibukkan dengan berbagai pesanan katering Ramadan. Berbagai produk makanan berupa nasi kuning, ayam goreng, aneka sayur dan lauk pauk lain selalu disiapkan.
Ia sudah membuka pre order sejak H-7 sebelum Ramadan dan mulai pendistribusian saat H-7 Ramadan. Dari banyaknya pesanan ini katering tersebut mampu meraup omzet hingga Rp20 juta rupiah.
“Untuk omzetnya itu kalau yang sedang dikerjakan bisa sampai Rp20 juta per bulan, tapi kalau kita terima macam-macam bisa sampai Rp40-Rp50 juta,” pungkasnya.