Cerita Jenaka adalah Kisah Rakyat yang Lucu dan Menghibur, Berikut Contohnya
Cerita jenaka adalah bagian dari cerita rakyat yang memiliki unsur jenaka atau lucu yang dapat membangkitkan tawa pembacanya.
Bagi sebagian orang, membaca sebuah cerita menjadi sebuah kegiatan pengisi waktu luang yang tidak akan pernah membosankan. Bagaimana tidak, ada banyak sekali cerita yang bisa kita baca dengan berbagai jenis genre.
Membaca sebuah cerita terkadang membuat kita seakan-akan masuk ke dalam dunia yang ada di dalam cerita tersebut. Itulah kenapa, membaca sebuah cerita bisa ikut mempengaruhi emosi dari pembacanya. Maka dari itu, ketika Anda sedang banyak pikiran atau memiliki suasana hati yang tidak baik, cobalah membaca cerita jenaka.
-
Kapan cerita lucu 2 kalimat ini bisa dibaca? Membaca cerita lucu 2 kalimat bisa menemani kalian di saat merasa kalut.
-
Cerita lucu apa yang bisa bikin pacar kamu ngakak parah? Simak cerita lucu untuk pacar paling lucu berikut ini yang bikin pasangan ngakak parah.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Bagaimana cara cerita lucu bahasa Jawa bisa menghibur? Bahasa Jawa merupakan satu di antara banyak bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia. Tak jarang, ada begitu banyak cerita lucu bahasa Jawa yang rasanya mudah dimengerti oleh siapa saja. Hal ini karena bahasa Jawa seringkali memiliki kosakata yang hampir sama makna dan pengucapannya dengan bahasa Indonesia. Maka dari itu, cerita lucu bahasa Jawa lengkap dengan logat khasnya akan terasa begitu menggelitik. Terlebih jika cerita lucu bahasa Jawa tersebut dibaca untuk menghadirkan tawa di tengah-tengah perkumpulan banyak orang.
-
Apa yang menjadi sumber hiburan dalam cerita lucu bahasa Jawa? Cerita lucu singkat bahasa Jawa membuat seseorang pendengar akan susah menahan tawa.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Cerita jenaka adalah bagian dari cerita rakyat yang memiliki unsur jenaka atau lucu yang dapat membangkitkan tawa pembacanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita jenaka adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau sindiran.
Cerita jenaka ini biasanya didasarkan pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Alur cerita pada cerita jenaka adalah berpusat pada kelakuan dari si pelaku.
Dalam artikel ini akan merdeka.com tunjukkan beberapa contoh cerita jenaka yang bisa Anda baca sekaligus sebagai penghibur hari Anda.
Ciri-ciri Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita rakyat yang lucu dan menghibur. Sebelum membaca contoh dari cerita jenaka, ada baiknya kita mengenal apa saja ciri-ciri dari sebuah cerita jenaka. Dari laman rumus.co.id, ciri-ciri cerita jenaka adalah sebagai berikut:
Ciri dengan membentuk pola.
- Judul cerita
- Cakupan (jika ada)
- Aksi
- Nama karakter
- Karakter
- Sumber paling lucu yang berasal dari alam dengan tindakan dari pemeran utama
Ciri yang paling umum
- karakter cerdas
- karakter pintar dan bodoh
- karakter bodoh dan malang
- Pengaturan yang nyata atau kehidupan yang dialami orang tersebut
- Sebagai hiburan yang dijadikan kritik sosial
Fungsi Cerita Jenaka
Dalam definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, kita tahu fungsi dari cerita jenaka adalah untuk menghibur. Namun selain itu, masih ada beberapa fungsi lain dari cerita jenaka. Fungsi cerita jenaka adalah sebagai berikut:
- Untuk hiburan
- Penyediaan instruksi dan pendidikan
- Berisi saran
- Sebagai sarana kritik sosial
Contoh Cerita Jenaka
Si Kabayan Ngala Nangka
Pada suatu hari, si Kabayan sedang istirahat dan melamun di depan rumah, sekilas dia memikirkan kacak krotak, tutut, dan ikan yang sudah dia panen kemarin.
"Kabayan, tolong petik nangka, pilih yang sudah tau buahnya," perintah mertua ke si Kabayan.
Sesampainya di kebun, si Kabayan segera mencari pohon nangka yang berbuah, dia mencari nangka yang sudah tua. Tidak lama dari itu, akhirnya Kabayan menemukan apa yang dia cari, nangka yang sudah tua dan besar, kemudian dia petik.
Sebab nangka yang dia temukan itu besar, Kabayan tidak kuat membawanya.
"Ini mah susah membawanya, gak akan kuat saya," gumamnya dalam hati.
"Bagaimana cara membawanya ya?" ucapnya lagi.
Kebetulan kebun milik Kabayan tidak jauh dari sungai, maka nangka itu dihanyutkan,
"Udah kamu pulang duluan, kan sudah besar," perintah si Kabayan ke nangka.
Setibanya di rumah, si Kabayan di tanya oleh mertuanya, "Dapat gak nangkanya?"
"Ya dapat lah, mana besar dan tua lagi," jawabnya.
"Mana nangkanya, kamu datang tidak membawa apa-apa."
"Hah, memang belum sampai gitu? Padahal tadi sudah pulang duluan," jawabnya.
"Kamu jangan bercanda, tidak ada ceritanya nangka bisa pulang sendiri," mertuanya kesal.
"Yee, yang bodo itu nangka, sudah tua tidak tahu jalan pulang," jawab si Kabayan langsung pergi entah ke mana.
Abu Nawas dan Rumah Sempit
Pada suatu hari, ada seorang laki-laki datang ke rumah Abu Nawas. Lelaki itu hendak mengeluh kepadanya mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Dia sedih karena rumahnya terasa sempit ditinggali banyak orang.
"Abu Nawas, aku memiliki seorang istri dan delapan anak, tapi rumahku begitu sempit. Setiap hari, mereka mengeluh dan merasa tak nyaman tinggal di rumah. Kami ingin pindah dari rumah tersebut, tapi tidak mempunyai uang. Tolonglah katakan padaku apa yang harus kulakukan," kata lelaki itu.
Mendengar hal itu, Abu Nawas kemudian berpikir sejak. Tak berapa lama, sebuah ide terlintas di kepalanya.
"Kamu mempunyai domba di rumah?" tanya Abu Nawas padanya.
"Aku tak menaiki domba, jadi aku tak memilikinya," jawabnya.
Setelah mendengar jawabannya, dia meminta lelaki tersebut untuk membeli sebuah domba dan menyuruhnya untuk menaruh di rumah. Pria itu kemudian menuruti usul Abu Nawas dan kemudian pergi membeli seekor domba.
Keesokan harinya, dia datang lagi ke rumah Abu Nawas. "Bagaimana ini? Setelah aku mengikuti usulmu, nyatanya rumahku menjadi tambah sempit dan berantakan," keluhnya.
"Kalau begitu, cobalah beli dua ekor domba lagi dan peliharalah di dalam rumahmu," jawab Abu Nawas.
Kemudian, pria itu bergegas pergi ke pasar dan membeli dua ekor domba lagi. Namun, bukannya seperti yang diharapkan, rumahnya justru semakin terasa sempit.
Dengan perasaan jengkel, dia pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengadu yang ketiga kalinya. Dia menceritakan semua apa yang terjadi, termasuk mengenai istrinya yang menjadi sering marah-marah karena domba tersebut.
Akhirnya, Abu Nawas menyarankannya untuk menjual semua domba yang dimiliki.
Keesokan harinya, kedua orang tersebut bertemu kembali. Abu Nawas kemudian bertanya, "Bagaimana keadaan rumahmu sekarang, apakah sudah lebih lega?"
"Setelah aku menjual domba-domba tersebut, rumahku menjadi nyaman untuk ditinggali. Istriku pun tidak lagi marah-marah," jawab pria tersebut sambil tersenyum.
Akhirnya, Abu Nawas dapat menyelesaikan masalah pria dan rumah sempitnya itu.