Cerita Warga Jabar dan Banten Terdampak Kemarau, Manfaatkan Sumur Keruh Demi Dapat Air
Musim kemarau sangat berdampak bagi warga Jabar dan Banten.
Musim kemarau sangat berdampak bagi warga Jabar dan Banten.
Cerita Warga Jabar dan Banten Terdampak Kemarau, Manfaatkan Sumur Keruh Demi Dapat Air
Musim kemarau masih menghantui dua daerah di Jawa Barat dan Banten.
Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapat air bersih sampai harus naik turun bukit.
Tak sampai di situ, sumur dengan kondisi air keruh juga terpaksa digunakan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Warga turut berharap kondisi kekeringan segera pulih agar akses air bersih dan layak bisa kembali mudah didapat. Berikut informasinya.
-
Kenapa pasokan air di wilayah tertentu terganggu? Akibatnya, kuantitas air PAM yang sampai ke masyarakat menjadi berkurang.
-
Di mana warga Desa Garangan mendapatkan air bersih saat mengalami kekeringan? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
-
Apa yang dilakukan warga Desa Tambahagung untuk mengatasi kesulitan air bersih? Demi bisa memperoleh air, Sukini, warga Desa Tambahagung, Kabupaten Pati, harus berjalan kaki menuju lokasi dropping air bersih dengan membawa dua buah ember.
-
Kapan angin kencang menerjang Desa Watuagung, Kabupaten Semarang? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Kapan warga Majalengka mengalami kesulitan air bersih? Kondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir. Periode musim kemarau memunculkan masalah seperti menyusutnya debit air, sampai kesulitan untuk mengaksesnya.
-
Bagaimana warga Majalengka mengatasi kesulitan air bersih? Warga juga membuat kolam di pinggir sungai Selain Abibah, warga lain juga turut memanfaatkan air sungai di desanya itu, salah satunya dengan membuat bendungan sederhana dari bebatuan. Air yang tersisa kemudian dibiarkan penuh, dan jika sudah luber akan dialirkan ke rumah-rumah warga ala kadarnya.
Warga Tasik harus naik turun bukit
JAlur yang terjal turut mempersulit warga di Desa Naglak, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya untuk mendapat air bersih.
Belum lagi jarak sumber air yang terbilang jauh, semakin menyusahkan warga untuk memperoleh air bersih yang layak.
“Karena di rumah sumur-sumur sudah pada kering. Nggak ada airnya,”
kata salah seorang warga, Santi, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Selasa (5/9).
merdeka.com
Sudah beberapa minggu harus berjalan jauh
Walau tak sebersih air di kediaman warga, cara ini terpaksa dilakukan demi bisa memenuhi kebutuhan air.
Warga memanfaatkan air dari sungai tersebut termasuk untuk konsumsi, seperti masak, minum dan yang lain.
Keringnya air sudah dirasakan warga Jamanis sejak beberapa minggu terakhir. Alhasil, sungai terdekat menjadi tumpuan selama masa darurat kemarau.
Berharap bantuan pemerintah
Tak ada harapan lain selain menanti bantuan air bersih dari pemerintah.
Kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup warga di Desa Naglak, Kecamatan Jamanis.
“Airnya buat masak, mandi, nyuci, buat minum. Dipakai sehari-hari, gitu,” lanjut Santi.
Air sumur keruh jadi andalan warga Kampung Tongkol Pandeglang
Kondisi kekeringan juga dirasakan masyarakat di Kampung Tongkol, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga mengandalkan sebuah sumur resapan ala kadarnya. Kondisi airnya keruh tak layak.
Bukan satu minggu atau dua minggu kampung ini kesulitan air, melainkan sudah tiga bulan lamanya warga menggunakan air sumur resapan yang keruh.
600 KK terdampak kekeringan
Ilman, selaku kepala desa setempat mengaku ada lima kampung dengan jumlah warga 600 kepala keluarga yang sehari-hari harus mengantre mendapatkan air bersih.
Setiap hari, mereka bergantian mengisi jeriken dan ember yang dibawa, demi mendapat air yang kurang layak.
“Kalau total yang terdampak kekeringan ada 2.500 jiwa,” katanya.
Bantuan belum maksimal
Namun untuk saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah terkait kebutuhan air yang sulit di masa kekeringan.
Saat ini bantuan truk tangki air bersih sudah dikerahkan pemkab, namun luasnya area yang terdampak membuat bantuan air bersih belum maksimal.
“Setelah diusulkan, alhamdulillah air sudah dikirim sama BPBD kabupaten sebanyak tiga mobil, namun masih banyak kampung yang belum terkirim,” tambahnya.
Warga berharap dibuatkan sumur bor
Selain kebutuhan air bersih, warga juga turut berharap adanya bantuan pemerintah untuk mempersiapkan datangnya musim kemarau.
Mereka ingin dibuatkan sumur bor agar masyarakat bisa mengantisipasi potensi kekeringan kembali.