Diperingati Setiap 23 April, Begini Sejarah Hari Buku Sedunia
Begitu pentingnya peranan buku dalam kehidupan manusia, sehingga setiap 23 April diperingati sebagai Hari Buku sedunia. Perayaan tersebut tak lain sebagai bentuk penghargaan sekaligus refleksi tentang sejauh mana peranan buku dalam meningkatkan baik skill maupun ilmu pengetahuan seseorang.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam kehidupan, jika seseorang rajin membaca.
Meskipun begitu, kenyataannya minat baca masyarakat Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan minta baca di tengah masyarakat Indonesia perlu terus dilakukan secara serius.
-
Apa yang terlihat di langit Yogyakarta pada tanggal 14 September 2023? Malam hari, tanggal 14 September 2023, sebuah objek bercahaya panjang terbang di langit Jogja. Penampakan ini terlihat di berbagai tempat. Cahaya panjang itu bergerak dari selatan ke utara.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Dimana Yogyakarta menjadi ibu kota negara? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Dimana Istana Kepresidenan Yogyakarta berada? Istana itu hingga kini menjadi tempat menginap tamu-tamu besar yang berkunjung ke Yogyakarta
-
Kapan Duta pindah ke Yogyakarta? Cerita Masa Kecil Fakta Menarik: Duta, Berusia 3,5 Tahun, Pindah ke Yogyakarta dan Mampu Berbicara Bahasa Jawa dan Indonesia Secara Bersamaan.
Salah satu yang tak bisa lepas dari kegiatan membaca adalah buku. Dalam hal ini buku bacaan yang kerap disebut sebagai jendela kehidupan. Mengapa demikian? Sebab dengan membaca buku, seseorang jadi mengetahui tentang banyak hal yang sebelumnya belum pernah diketahui. Buku juga bisa jadi media belajar yang baik untuk menambah ilmu pengetahuan.
Begitu pentingnya peranan buku dalam kehidupan manusia, sehingga setiap 23 April diperingati sebagai Hari Buku sedunia. Perayaan tersebut tak lain sebagai bentuk penghargaan sekaligus refleksi tentang sejauh mana peranan buku dalam meningkatkan baik skill maupun ilmu pengetahuan seseorang.
Terlepas dari tujuan tersebut, tentu banyak yang penasaran mengenai latar belakang terbentuknya Hari Buku Sedunia ini. Bagaimana awal mula sejarahnya sehingga orang-orang mengenal 23 April sebagai hari buku sedunia?
Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai diperingati setiap 23 April yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan undip.ac.id.
Berawal dari Festival La Diada de Sant Jordi
Perayaan Festival La Diada de Sant Jordi diadakan dalam rangka memperingati santo pelindung Catalonia, Saint George. Ia dianggap berhasil membunuh naga di selatan Barcelona, yang hendak membunuh seorang putri cantik.
Pasca naga tersebut mati, mawar tumbuh dari darah naga dan Sant Jordi memberikan mawar tersebut kepada putrinya. Dalam rangka memperingati acara heroik ini, banyak laki-laki di seluruh Catalonia membeli bunga untuk wanita yang mereka sayangi. Secara tradisional mawar dipercaya sebagai simbol yang menunjukkan kekaguman dan cinta mereka, seperti yang Saint Geogre lakukan.
Akan tetapi para pedagang buku saat itu mulai mempengaruhi tradisi perayaan tersebut. Para wanita mulai memberikan buku kepada laki-laki yang mereka sayangi sebagai pengganti mawar. Di mana pada masa itu ada lebih dari 400.000 buku telah terjual dan ditukarkan dengan bunga mawar sebanyak 4 juta.
Namun, pada tahun 1995 UNESCO menyelenggarakan Konferensi Umum di Paris untuk menetapkan bahwa tangga 23 April sebagai peringatan World Book Day. Selain itu penetapan World Book Day juga dipengaruhi oleh peringatan kematian penulis terkenal seperti Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega, dan Josep Pla yang meninggal dunia pada 23 April.
Ragam Perayaan Peringatan Hari Buku Sedunia
World Day Book yang dirancang oleh UNESCO merupakan sebuah perayaan buku dan literasi yang diadakan setiap tahun di seluruh dunia. Indonesia pertama kalinya melaksanakan peringatan Hari Buku Sedunia pada tahun 2006 dengan prakarsa Forum Indonesia Membaca yang didukung oleh berbagai pihak baik itu pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas hingga masyarakat pada umumnya.
Meskipun baru dirayakan sejak 1995 sebagai Hari Buku Sedunia, namun inisiatif atau ide dari perayaan Hari Buku Sedunia telah ada sejak abad ke-15. Dalam hal perayaan peringatan Hari Buku Sedunia setiap negara memiliki ciri khasnya tersendiri.
Di Brasil misalnya, berbagai toko buku menyampaikan kampanye mengenai kesusastraan untuk anak-anak. Sementara Mexico mengadakan perayaan buku di depan publik selama kurang lebih 12 jam berturut-turut dengan tujuan meningkatkan kecintaan kepada membaca dan juga buku.