Doa Serah Terima Jabatan Latin dan Artinya, Harapan agar Tidak Mengecewakan
Doa serah terima jabatan merupakan bagian dari suatu upacara resmi di mana tanggung jawab dan wewenang dari pejabat lama dialihkan kepada pejabat baru.
Dalam setiap proses serah terima jabatan, baik dalam konteks profesional maupun pemerintahan, ada satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan: doa. Doa bukan hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai tanda kesadaran akan kebesaran Tuhan dan harapan agar dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Dalam konteks Islam, doa serah terima jabatan memiliki makna yang mendalam dan dapat membantu individu untuk tetap berada di jalan yang benar.
-
Apa arti dari "Jazakallahu khairan katsiran"? Jazakallah khairan katsiran bisa diartikan sebagai ungkapan rasa terima kasih sekaligus bermakna doa untuk seseorang yang kita tuju.
-
Apa itu doa salamatan fiddin? Doa salamatan fiddin adalah doa yang dibaca untuk memohon keselamatan di dunia dan di akhirat.
-
Apa arti doa "Yarhamullahul mutasahhirin"? Yarhamullahul mutasahhirinArtinya," Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur."
-
Kapan Doa Sholat Jenazah dibacakan? Doa sholat jenazah takbir ke 1 adalah Al-Fatihah. Doa sholat jenazah takbir ke 2 adalah membaca sholawat. Doa sholat jenazah takbir ke 3 adalah membaca doa untuk jenazah. Doa sholat jenazah takbir ke 4 adalah membaca doa Allahumma laa tahrimnaa.
-
Kapan Doa Kafaratul Majelis dibaca? Rasulullah SAW mengajarkan para sahabatnya untuk membaca doa kafaratul majelis ketika hendak meninggalkan sebuah majelis.
-
Kapan doa Kafaratul Majelis dibaca? Doa kafaratul majelis adalah doa yang dibaca setelah seseorang merasa bersalah atas percakapan atau kesalahan yang dilakukan saat berada dalam suatu majelis atau pertemuan.
Doa Serah Terima Jabatan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah hamdan syakirin, hamdan na’imin hamdan yuwafī niamahu wa yukafiu mazidah.
Ya rabbana lakal hamdu kama yanbaghi lijalali wajhika wa 'azhimi sulthanik.
Allahumma shalli wasallim 'ala muhammadin wa 'ala alihi washahbihi ajma'in.
Artinya:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, pemelihara alam semesta. Segala puji atas karunia dan kenikmatan yang Engkau limpahkan kepada kami.
Ya Allah, untuk-Mu segala puja dan puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kuasa-Mu.
Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, Pada hari ….. kami hamba-hamba-Mu segenap karyawan dan karyawati …… bersimpun mempersembahkan puji dan syukur kehadirat-Mu karena berkat rahmat dan hidayah-Mu pada saat ini kami dapat menyelenggarakan acara Serah terima Jabatan …….. dari …… kepada …… Semoga acara ini Engkau riddoi dan Engkau berkahi.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang,
Di hari ……. pada bulan ……. yang penuh berkah ini telah Engkau kirimkan kepada kami seorang pemimpin yang arif dan bijaksana yang akan membawa bahtera Kementerian Agama dan bangsa Indonesia untuk mencapai bangsa yang maju, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia demi mencapai keridhoan Mu.
Oleh karena itu, Ya Allah berkatilah beserta Bapak/Ibu ……. Beserta para keluarganya, berikanlah perlindungan, bimbingan dan kekuatan dalam memimpin kami semua berikanlah kami semua.
Kepada Bapak ..... kami semua mengucapkan terima kasih atas kerja keras beliau diiringi doa semoga jerih payah itu menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir bagaikan mata air yang tidak ada henti-hentinya.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa,
Satukanlah di antara kami semua dan berilah kekuatan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama dan seluruh rakyat Indonesia mendukung kebijakan untuk dan melaksanakan yang akan digariskan oleh Bapak/Ibu ….. agar bangsa ini dapat segera maju dan berjaya dalam mencapai cita-cita sebagai bangsa yang adil, makmur dan sejahtera.”
Lalu disambung dengan bacaan doa berikut:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil-akhirati hasanataw wa qina adzaban-nar.
Subhana rabbika rabbil-izzati ‘amma yashifuna wa salamun ‘alal-mursalina wal-hamdu lillahi rabbil-alamin.
Artinya:
“Ya Allah, Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka.
Maha Suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan, suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga atas kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”
Ciri-ciri Pemimpin Ideal dalam Islam
1. Pemimpin yang Jujur (As-Sidq)
Pemimpin yang ideal harus memiliki sifat jujur. Jujur dalam Islam berarti kejujuran pada diri sendiri dan orang lain. Jika seseorang memiliki sifat jujur, maka sifat-sifat lainnya seperti amanah, cerdas, dan transparan akan lebih mudah terwujud. Rasulullah SAW adalah contoh utama dari pemimpin yang jujur, dan kejujuran ini adalah sifat yang paling utama dalam menentukan apakah seorang pemimpin termasuk ideal atau tidak. Dengan demikian, pemimpin yang jujur akan membangun kepercayaan dan keadilan dalam masyarakat.
2. Pemimpin yang Amanah (Amanah)
Pemimpin yang ideal harus dipercaya oleh rakyatnya. Amanah berarti kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemimpin untuk menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Pemimpin yang amanah akan selalu menjaga kepercayaan tersebut dan tidak akan melanggar kepercayaan rakyat. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang amanah, karena beliau selalu menjaga kepercayaan umat dan tidak pernah melanggar kepercayaan tersebut.
3. Pemimpin yang Bertanggung Jawab (Mukallaf)
Pemimpin yang ideal harus bertanggung jawab atas tindakannya. Bertanggung jawab berarti memikul tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diambil. Pemimpin yang bertanggung jawab akan selalu memikul tanggung jawab atas kesalahan dan keberhasilannya, dan tidak akan menyerahkannya kepada orang lain. Dalam Islam, pemimpin harus bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya, dan tidak boleh menyerahkannya kepada orang lain.
4. Pemimpin yang Ahli dan Cerdas (Alim dan Fathanah)
Pemimpin yang ideal harus ahli dan cerdas. Ahli berarti memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam, sedangkan cerdas berarti memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Pemimpin yang ahli dan cerdas akan mampu menata kewarganegaraan dengan baik, sehingga negara dan rakyatnya akan stabil dalam berbagai bidang, seperti keamanan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang ahli dan cerdas, karena beliau memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat.
5. Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai Rakyat (Mawaddah wa Rahmah)
Pemimpin yang ideal harus mencintai dan dicintai oleh rakyatnya. Mencintai berarti memiliki rasa kasih sayang dan peduli terhadap rakyat, sedangkan dicintai berarti rakyat mencintai dan menghargai pemimpin. Pemimpin yang mencintai dan dicintai akan mampu membangun keharmonisan dan kebahagiaan dalam masyarakat. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang mencintai dan dicintai, karena beliau selalu peduli terhadap rakyat dan mencintai mereka.
6. Pemimpin yang Adil (Adl)
Pemimpin yang ideal harus adil. Adil berarti memberikan hukum dan keadilan yang sama bagi semua orang, tanpa memandang status sosial, kekayaan, atau kekuasaan. Pemimpin yang adil akan mampu membangun keadilan dan kestabilan dalam masyarakat. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang adil, karena beliau selalu memberikan hukum dan keadilan yang sama bagi semua orang.
7. Pemimpin yang Berani (Shaja’ah)
Pemimpin yang ideal harus berani. Berani berarti memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang sulit. Pemimpin yang berani akan mampu melindungi wilayah dan memerangi musuh. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang berani, karena beliau selalu berani menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang sulit.
8. Pemimpin yang Sehat Jasmani dan Rohani (Sihhat al-Jasadi wa al-Ruhani)
Pemimpin yang ideal harus sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani berarti memiliki tubuh yang sehat dan kuat, sedangkan sehat rohani berarti memiliki jiwa yang sehat dan stabil. Pemimpin yang sehat jasmani dan rohani akan mampu menjalankan tugas-tugas kepemimpinan dengan efektif dan efisien. Rasulullah SAW juga merupakan contoh utama dari pemimpin yang sehat jasmani dan rohani, karena beliau selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani.