Etika Menggunakan Lift yang Harus Diperhatikan, Jangan Asal Naik
Etika menggunakan lift sendiri mencakup tentang penggunaan lift yang sopan dan menghargai hak orang lain. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi setiap pengguna lift.
Lift atau elevator adalah salah satu fasilitas umum yang sering digunakan dalam gedung-gedung bertingkat. Banyaknya orang yang menggunakan fasilitas ini pada aktivitas mereka membuat etika menggunakan lift menjadi penting untuk diperhatikan.
Etika menggunakan lift mencakup tentang penggunaan lift yang sopan dan menghargai hak orang lain. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi setiap pengguna lift.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Bagaimana narasi Prabowo menolak Kaesang menyebar? Beredar sebuah video bernarasikan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
Dengan mengetahui etika menggunakan lift, diharapkan setiap pengguna lift dapat lebih sadar bahwa dalam menggunakan fasilitas umum yang kecil pun, kita harus memperhatikan sekitar agar tercipta suasana yang lebih baik bagi semua orang.
Lalu, apa saja etika menggunakan lift yang harus diperhatikan? Berikut kami jelaskan dilansir dari rd.com.
Gunakan tangga jika hanya naik satu tingkat
Etika menggunakan lift yang pertama dengan memilih tangga jika Anda hanya naik 1 tingkat. Gunakan lift hanya jika Anda naik setidaknya dua atau tiga tingkat, jika tidak naiklah tangga. “Aturan two-flight itu penting,” kata Liz Taylor Grussing, pakar etiket dan direktur pendiri Etiquette Principles. Mungkin anjuran untuk naik tangga ini tampak tidak nyaman bagi Anda secara pribadi, lakukan hal tersebut untuk semua orang. Selain itu, naik tangga juga bisa menjadi latihan bagi Anda.
Jauhkan ponsel Anda
Etika menggunakan lift yang kedua dengan menjauhkan ponsel Anda. Jauhkan semua panggilan telepon Anda, baik itu pribadi ataupun keperluan bisnis di lain waktu. Berbicara dengan telepon saat Anda berada di lift adalah tindakan yang tidak baik dan membuat sekitar Anda merasa tidak nyaman. Meski itu tampak penting bagi Anda, namun orang-orang yang berdiri beberapa senti dari Anda tidak ingin mendengar urusan Anda di dalam ruangan yang kecil itu.
Ngobrol seperlunya selama di lift
Etika menggunakan lift yang ketiga yakni tidak banyak ngobrol. Ketika masuk lift dan di sana orang seseorang yang Anda kenal, usahakan untuk tidak mengobrol. Pasalnya, tindakan Anda dapat mengganggu kenyamanan pengguna lift lainnya. Bicara saja seperlunya, lanjutkan obrolan ketika Anda sudah meninggalkan lift.
Peka dengan kondisi sekitar
Etika menggunakan lift yang keempat adalah peka dengan kondisi sekitar. Tidak mengobrol bukan berarti Anda harus diam saja. Sekadar ucapan “selamat pagi”, “selamat siang” atau “selamat malam” bisa jadi kalimat sapaan yang efektif. Kemudian, jika Anda berada dekat dengan tombol lift, Anda bisa bertanya pada pengguna lainnya, lantai berapa yang akan mereka tuju.
Jangan gunakan make up
Etika menggunakan lift kelima dengan menghindari penggunaan make up saat berada di dalam lift. Ada waktu dan tempat untuk membenahi wajah Anda, tapi bukan di lift. "Lakukan di kamar kecil atau di mobil sebelum Anda masuk ke gedung," kata Grussing. “Jika Anda berada di gedung perkantoran dan ada agenda untuk wawancara, akan memalukan jika orang yang mewawancarai Anda kebetulan berada di dalam lift. Rasa percaya diri akan menurun bahkan sebelum wawancara dimulai.”
Jangan melihat sekitar
Kontak mata adalah sesuatu yang harus Anda hindari di ruang kecil dan terbatas ketika dengan orang asing. Jadi, arahkan pandangan Anda ke bagian depan lift. “Orang-orang harus selalu menghadap ke depan jika Anda ingin membuat semua orang merasa senyaman mungkin,” kata Grussing.
Dahulukan mereka yang memiliki keadaan khusus
Mendahulukan orang yang memiliki keadaan khusus adalah tindakan yang sopan. “Kalau saya di mal dan ada ibu yang menaiki kursi dorong, saya selalu bilang, ‘Kamu duluan saja.’ Aturan yang sama berlaku untuk ibu hamil, lansia, dan orang cacat. Orang-orang ini memiliki tempat parkir khusus sehingga mereka juga harus memiliki aturan lift yang khusus, ”kata Grussing.
Jangan hanya minggir saat ada yang keluar
Jika Anda berada di barisan depan, melangkahlah keluar dari lift saat ada orang di belakang Anda hendak keluar. “Jika Anda berdiri di depan lift, menjauhlah sepenuhnya daripada hanya bergerak ke samping dan membuat orang merasa tidak nyaman,” kata Grussing. “Ketika Anda melangkah keluar, masuklah kembali dengan sopan dan cepat ke dalam lift.”
Tentang membuka pintu bagi orang lain
Etika menggunakan lift yang terakhir berkaitan dengan etika ketika membuka pintu bagi orang lain. "Jika pintunya terbuka lebih dari setengah, dan Anda melihat seseorang berdiri di luar lift, maka buka pintunya," katanya. “Tapi lakukan penilaian cepat terhadap mereka yang ada di dalam lift bersamamu. Jika sebagian besar orang di dalam lift tampak sedang terburu-buru, gunakan penilaian terbaik Anda. Anda tentu tidak ingin menjadi pelindung yang menyebalkan dengan membukakan pintu untuk seseorang yang masih berjarak 20 kaki dari pintu lift.”