Gejala TBC pada Anak yang Harus Diwaspadai, Ketahui sebelum Terlambat
Jika Anda mencurigai anak Anda menderita TBC, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Anak-anak lebih rentan terhadap TBC karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Gejala TBC pada Anak yang Harus Diwaspadai, Ketahui sebelum Terlambat
Penyebab tuberkulosis adalah sejenis bakteri, dan dapat menyebar ketika penderitanya batuk, bersin, atau bahkan berbicara melalui tetesan air liur yang tersebar ke udara.
Orang lain kemudian dapat menghirup tetesan tersebut, dan bakteri tersebut masuk ke paru-paru.
Tuberkulosis menyebar dengan mudah di tempat orang berkumpul dalam kerumunan atau tempat orang tinggal dalam kondisi ramai.
Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal.
-
Apa yang menyebabkan TBC pada anak? Penyebab TBC pada anak biasanya terjadi ketika orang dewasa yang terinfeksi batuk bakteri ke udara. Kuman ini terhirup oleh anak atau remaja, yang kemudian terinfeksi. Namun, umumnya anak-anak berusia kurang dari 12 tahun dengan TB paru jarang menularkan ke orang lain.
-
Bagaimana cara mencegah penularan TBC? Mencegah penularan TBC (Tuberkulosis) sangat penting untuk menghentikan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan TBC: Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Jika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka dapat menyebarkan droplet yang mengandung bakteri TBC ke udara. Hindari berada di ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC untuk waktu yang lama.Gunakan Masker: Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau saat bekerja di fasilitas kesehatan dapat membantu mencegah penularan TBC.Cuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 40 detik dapat membantu menghilangkan kuman, termasuk bakteri TBC. Jaga Daya Tahan Tubuh: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, cukup tidur, mengelola stres, dan menghindari merokok serta alkohol.Vaksinasi BCG: Vaksin BCG dapat memberikan perlindungan terhadap TBC, terutama pada anak-anak.Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin untuk mencegah penyebaran kuman.Pengobatan TBC yang Berkualitas: Memberikan pengobatan yang tepat dan teratur pada pasien TBC hingga sembuh sangat penting untuk mencegah penularan kepada orang lain. Ventilasi Udara yang Baik: Memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja dapat mengurangi risiko penularan TBC.Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang cara penularan dan pencegahan TBC sangat penting, terutama di negara-negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi.Pemeriksaan Rutin: Jika Anda memiliki risiko tinggi atau gejala TBC, lakukan pemeriksaan medis secara rutin.
-
Mengapa anak-anak mudah terkena TBC? Anak-anak juga termasuk kelompok rentan terkena penyakit TBC karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah.
-
Bagaimana cara mengetahui apakah anak terkena TBC? Untuk mengetahui TBC pada anak, ada beberapa pemeriksaan seperti dahak karena 90 persen kuman masuk melalui saluran nafas. Selain itu ada pemeriksaan tes cepat molekuler yang bisa mengidentifikasi kuman kecil sehingga bisa melihat bakteri pada anak yang sulit mengeluarkan dahak.
-
Bagaimana cara mendiagnosis TBC pada anak? Biasanya, jenis tes TBC tergantung pada usia anak. Berikut jenis tes yang bisa Anda lakukan: Jika berusia kurang dari 2 tahun, mereka harus menerima tes kulit tuberkulin (biasanya disebut TST, dan juga disebut tes kulit TB). Jika berusia 2 tahun atau lebih, mereka dapat diambil darahnya untuk tes yang disebut tes pelepasan interferon-gamma (biasanya disebut IGRA, dan juga disebut tes darah TB). Tes kulit dapat dilakukan pada anak yang lebih besar, tetapi tes darah lebih disukai.
-
Mengapa penting untuk mendeteksi dan menangani kasus TBC sejak dini pada anak? Pada anak-anak, TBC dapat menyebar dari paru-paru ke organ lain seperti otak, ginjal, mata, dan tulang, yang dapat menimbulkan penyakit serius, kecacatan, atau bahkan kematian.
Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
Artikel ini akan menjelaskan apa saja gejala-gejala yang mungkin akan muncul ketika anak mengalami TBC.
Gejala TBC pada anak ini penting untuk diwaspadai oleh orang tua agar tidak semakin parah.
Gejala TBC pada Anak
Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut:
- Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.
- Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.
- Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.
- Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.
- Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC.
- Gejala TBC pada Anak, Dari Demam hingga Keringat Malam yang Perlu Diwaspadai
- Awalnya Didiagnosis Punya 3 Bayi dalam Kandungannya, tapi Wanita Ini Terkejut saat Cek ke Dokter Lagi
- Apakah Anak Bisa Terkena Demam Berdarah Hingga Dua Kali? Berikut Penjelasan dari Pakar
- Ketahui Kapan Sebaiknya Orangtua Bawa Anak ke Dokter saat GTM
- Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.
- Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.
- Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.
Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal. Orang tua harus waspada terhadap gejala-gejala ini dan segera menghubungi dokter jika anak mengalami beberapa dari gejala di atas.
Penyebab TBC pada Anak
Penyebab utama TBC pada anak adalah infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Anak-anak memiliki sistem kekebalan yang masih berkembang, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi ini.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko adalah:
- Usia: Anak balita dan remaja berisiko tinggi terkena TBC.
- Kekebalan tubuh: Kekebalan tubuh yang menurun, seperti gizi buruk, penyakit keganasan, dan HIV, dapat meningkatkan risiko TBC.
- Kontak erat: Kontak erat dengan pasien TBC paru yang infeksius dapat meningkatkan risiko TBC.
- Lingkungan yang tidak higienis: Lingkungan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko penularan TBC.
- Kurangnya akses terhadap perawatan medis: Kurangnya akses terhadap perawatan medis dapat meningkatkan risiko TBC pada anak.
Penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko TBC pada anak adalah anak yang sering digendong dan berdiri berulang kali, serta paparan kepada seseorang yang sudah terinfeksi TBC.
merdeka.com
Bahaya TBC pada Anak
Jika TBC pada anak tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai dampak serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup anak.
Berikut adalah beberapa dampak utama TBC pada anak jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat:
1. Kerusakan Paru-paru
TBC yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru anak.
Bakteri TBC bisa menghancurkan jaringan paru-paru, menyebabkan pembentukan kavitas (lubang) dan jaringan parut. Kerusakan ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi pernapasan jangka panjang, termasuk sesak napas dan penurunan kapasitas paru-paru.
2. Penyebaran ke Organ Lain (TBC Ekstrapulmoner)
Jika tidak diobati, TBC dapat menyebar dari paru-paru ke organ lain dalam tubuh. Ini dikenal sebagai TBC ekstrapulmoner. Organ yang bisa terpengaruh termasuk:
- Tulang dan Sendi: Menyebabkan TBC tulang (osteomielitis) atau TBC sendi (artritis tuberkulosis), yang bisa mengakibatkan kerusakan dan deformitas tulang.
- Kelenjar Getah Bening: TBC kelenjar getah bening (limfadenitis) dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening.
- Sistem Saraf Pusat: TBC meningitis, yang menyerang otak dan selaput otak, dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti kejang, kerusakan saraf, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
- Ginjal dan Saluran Kemih: TBC pada ginjal dan saluran kemih dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan masalah dalam sistem saluran kemih.
3. Malnutrisi dan Gangguan Pertumbuhan
Anak-anak dengan TBC yang tidak diobati sering mengalami penurunan nafsu makan, yang dapat menyebabkan malnutrisi dan gangguan pertumbuhan.
Malnutrisi juga memperburuk kondisi kesehatan umum anak dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi lain.
4. Resistensi Obat
Jika pengobatan TBC tidak dilakukan dengan benar atau tidak selesai, bakteri TBC dapat menjadi resisten terhadap obat. TBC resisten obat (MDR-TB) dan TBC yang sangat resisten obat (XDR-TB) lebih sulit diobati dan memerlukan pengobatan yang lebih lama dan lebih mahal dengan obat yang memiliki efek samping lebih banyak.
5. Penularan ke Orang Lain
Anak-anak dengan TBC yang tidak diobati dapat menjadi sumber penularan infeksi bagi orang lain, termasuk anggota keluarga dan teman sebaya.
Ini dapat menyebabkan wabah TBC di komunitas dan menempatkan orang lain pada risiko tinggi terkena penyakit tersebut.
6. Kematian
Dalam kasus yang paling parah, terutama jika infeksi TBC menyebar ke otak (TBC meningitis) atau paru-paru mengalami kerusakan parah, TBC yang tidak diobati dapat berakibat fatal.
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti yang memiliki HIV/AIDS, lebih berisiko tinggi terhadap kematian akibat TBC yang tidak diobati.
Cara Mencegah TBC pada Anak
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin. Berikut adalah beberapa cara mencegah penularan TBC pada anak:
- Vaksinasi BCG: Anak perlu mendapatkan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) sejak usia 2 bulan. Vaksin ini membantu melindungi dari infeksi TBC.
- Hindari kontak dengan penderita TBC: Jauhi kontak dengan orang yang menderita TBC, terutama jika mereka batuk, bersin, atau bicara. Risiko penularan lebih tinggi dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC.
- Gunakan masker: Saat berada di tempat umum, gunakan masker untuk menghindari penularan dari orang yang tanpa sengaja batuk atau bersin di dekat Anda.
- Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun selama minimal 40 detik untuk menghilangkan bakteri TBC yang mungkin ada di tangan.
- Jaga daya tahan tubuh: Makan gizi seimbang, berolahraga, tidur cukup, dan hindari merokok untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.